MEMPERINGATI HUT KE 100 BUNG KARNO




Halaman 25

Perhatikanlah. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini adalah organisasi dari bangsa-bangsa yang sederajat, organisasi dari negara-negara yang merupakan kedaulatn yang sederajat, kemerdekaan yang sederajat dan rasa bangga yang sederajat tentang kedaulatan serta kemerdekaan. Satu-satunya cara bagi organisasi ini untuk dapat menjalankan fungsinya secara memuaskan, ialah dengan jalan mufakat yang diperoleh dalam musyawarah. Musyawarah harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada saingan antara pendapat-pendapat yang bertentangan, tïdak ada resolusi-resolusi dan resolusi-resolusi balasan, tidak ada pemihakan-pemihakan, melainkan hanya usaha yang teguh untuk mencari dasar umum dalarn memecahkan sesuatu masalah. Dari musyawarah semacam ini timbullah permufakatan, suatu kebulatan pendapat, yang lebih kuat dari pada suatu resolusi yang dipaksakan melalui jumlah suara mayoritet, suatu resolusi yang mungkin tidak diterima, atau yang mungkin tidak disukai oleh minoritet.

Apakah saya berbicara idealistis? Apakah saya memimpikan dunia yang ideal dan romantis?

Tidak ! Kedua kaki saya dengan teguh berpijak ditanah ! Betul saya menengadah kelangit untuk mendapatkan inspirasi akan tetapi pikiran saya tidak berada diawang-awang. Saya tegaskan bahwa cara-cara musyawarah demikian ini dapat dïlaksanakan. Cara-cara itu bagi kami dapat dijalankan. Cara-cara itu dapat dijalankan dalam D.P.R. kami, cara-cara itu dapat dijalankan dalam D.P.A. kami, cara-cara itu dapat dijalankan dalam Kabinet kami.

Cara musyawarah ini dapat dijalankan, karena wakil-wakil bangsa kami berkeinginan agar cara-cara itu dapat berjalan. Kaum Komunis menginginkannya, kaum nasionalïs menginginkannya, golongan Islam menginginkannya, dan golongan Kristen menginginkannya. Tentara menginginkannya, baik warga kota maupun rakyat di desa-desa yang terpencil menginginkannya, kaum cendekiawan menginginkannya dan orang yang berusaha dengan sekuat tenaga memberantas buta huruf menginginkannya. Semua menginginkannya, karena semuanya menginginkannya tercapainya tujuan jelas dari Panca Sila, dan tujuan yang jelas itu ialah masyarakat adil dan makmur.

Tuan-tuan boleh berkata: "Ya, kita akan menerima kata-kata Presiden Soekaro dan kita akan menerima bukti-bukti yang kita lihat dalam susunan delegasinya di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari ini, akan tetapi kita adalah kaum realis dalam dunia yang kejam. Cara satu-satunya untuk menyelenggarakan pertemuan internasional ialah cara yang dipergunakan dalam menyelenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu dengan resolusi-resolusi, amandemen-amandemen, suara-suara mayoritet dan minoritet".

Perkenankanlah saya menegaskan sesuatu. Kami tahu dari pengalaman yang sama pahitnya, sama praktisnya dan sama realistisnya, bahwa cara-cara musyawarah kami dapat pula diselenggarakan dibidang intrnmasional. Dibidang itu cara-cara itu berjalan sama baiknya seperti dibidang nasional.

Seperti Tuan-tuan ketahui, belum begitu lama berselang, wakil-wakil dari dua puluh sembilan bangsa-bangsa dari Asia dan Afrika berkumpul di Bandung. Pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa itu bukan pemimpin pengelamun yang tidak praktis. Jauh dari itu! Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang keras dan realistïs dari rakyat dan bangsa-bangsa, sebagian besar diantara mereka lulus dari perjuangan kemerdekaan nasional, semuanya mengetahui benar akan realitet-realitet dari pada kehidupan serta kepemimpinan baik politik maupun internasional.

Mereka mempunyai pandangan politik yang berbeda-beda, dari ekstrim kanan sampai ekstrim kiri.

Halaman 26



Back Forward


(c) 2001 compiled by