MEMPERINGATI HUT KE 100 BUNG KARNO


x-URL :

Pelunturan Nama Soekarno Harus Dibenahi dan Diluruskan


Rabu, 06 Juni 2001, 11:28 WIB

Jakarta, KCM
Laporan :


U saha-usaha untuk melunturkan nama Soekarno dengan mengatakan ia menyerah pada Agresi Militer Belanda II tahun 1949 merupakan suatu hal yang harus dibenahi dan diluruskan dalam sejarah Indonesia.

Hal itu dikatakan Presiden Abdurrahman Wahid saat berbicara di depan Civitas Akademika Universitas Bung Karno (UBK) dalam dies natalis kedua serta Peringatan 100 Tahun Bung Karno di Jakarta Convention Center, Rabu (6/6).

Presiden menjelaskan, jika memang Soekarno menyerah, tentu semenjak tahun 1950 di mana Jenderal Sudirman, Hatta, Syahril dan Agus Salim masih hidup, mereka akan melontarkan kritik atas menyerahnya Presiden Soekarno. "Tetapi ternyata itu tidak ada. Jadi ini merupakan suatu bukti bahwa pada waktu itu tidak dapat diperkirakan kapan serangan Belanda akan datang, karenanya dibagi pekerjaan antara Bung Karno dengan Sudirman. Bung Karno di Yogyakarta sedangkan Sudirman di Gunung Lawu," papar Presiden.

Sehingga diyakini Presiden, bahwa hal tersebut merupakan kenyataan sejarah dan jika benar hal itu terjadi, sudah pasti akan ada lontaran-lontaran kritik yang tidak ada hingga hari ini.

Presiden juga menambahkan, paparannya tadi sekaligus menampik anggapan, bahwa Bung Karno telah melakukan tindakan sendiri yang berbeda dengan Jenderal Sudirman. "Ini adalah anggapan yang konyol," tegas Presiden.

Lebih lanjut, Presiden mengemukakan, sebagai putra bangsa, Bangsa Indonesia harus memegang teguh sejarah karena kalau tidak demikian tidak akan dimengerti peran seseorang di dalam sejarah.

Presiden juga menyatakan, kebesaran Bung Karno terletak pada kecintaannya terhadap bangsa dan tanah air, tidak pada gelar, pola hidup, apalagi kekayaan. Sehingga hal ini menunjukkan kuatnya cita-cita dan idealisme yang merupakan pegangan dalam kehidupan.

Pada saat yang bersamaan, Presiden mengusulkan, didirikannya Pusat Sejarah Indonesia untuk mengungkap hal-hal yang belum diketahui dalam sejarah Indonesia untuk dipelajari dengan teliti. "Ini mungkin usul yang kelihatannya asal, tetapi kalau dilakukan dengan ilmiah akan menghasilkan hasil yang ilmiah juga," ujar Presiden.

Presiden melontarkan usulan ini, karena jika pihak pemerintah yang melakukannya, maka seringkali dilakukan uraian-uraian berdasarkan versi pemerintah sendiri. "Termasuk dalam pemerintahan pimpinan saya sendiri," kata Presiden.

Oleh karena itu, lanjut Presiden, harus ada bandingan dan yang paling tepat melakukannya adalah UBK karena mewarisi semangat dan roh Bung Karno.

Penganugerahan The Star of Soekarno Award

Dalam acara ini juga diadakan penganugerahan The Star of Soekarno Award kepada 11 pemimpin dunia oleh Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) Rachmawati Soekarnoputri.

Penganugerahan tersebut diberikan pada 11 pemimpin dunia, antara lain Ahmed Ben Bella (Aljazair), Pangeran Norodom Sihanouk (Kamboja), Gammal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), Ki Hajar Dewantara (Indonesia), Yasser Arafat (Palestina), Nelson Mandela (Afrika Selatan), Josep Broz Tito (Yugoslavia), Charles de Gaulle (Perancis), Sun Yat Sen (Cina) dan George Washington (AS).

Masing-masing penghargaan tersebut diterima wakil tiap negara dan diserahkan langsung oleh Rachmawati Soekarnoputri dalam bentuk piagam dan patung Soekarno. Dalam acara ini tampak hadir Menhan Mahfud MD, Menristek AS Hikam, Roeslan Abdulgani dan Frans Seda. (ima)



Back

Forward


(c) 2001 compiled by