1. Maka karena itu jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat dan mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechvaardigheid ini yaitu bukan saja persamaan politik, harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama.
LAHIRNYA PANCASILA 1 JUNI 1945
2. Apakah kita mau Indonesia MERDEKA, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?.
LAHIRNYA PANCASILA l JUNI 1945
3. Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan keadilan sosial ialah satu masyarakat yang adil dan makmur, dengan menggunakan alat-alat industri, alat-alat tehnologi yang sangat modern. Asal tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA hal. 115
4. Sosialisme berarti adanya paberik yang kolektif: Adanya industrialisme yang kolektif. Adanya produksi yang kolektif. Adanya distribusi yang kolektif. Adanya pendidikan yang kolektif.
KEPADA BANGSAKU hal. 381
5. Dalam hubungan Internasionalpun kemerdekaan merupakan suatu jembatan, suatu jembatan untuk perjuangan bangsa-bangsa bagi persamaan derajat untuk pembentukan bangsa-bangsa dan negara-negara sehingga sanggup berdiri diatas kaki sendiri, politis, ekonomis,........."
KTT NON BLOK Beograd, 1- 9 - 1961
6. Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya.
PIDATO HUT PROKLAMASI 1950
7. Seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam praktek.
BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT hal. 85
8. Untuk menjadi "padang usaha" industrialisme, seluruh daerah Indonesia harus "Ekonomis" satu, dan supaya ekonomisnya menjadi satu, maka seluruh daerah Indonesia itu "Polltis" harus menjadi satu pula.
KEPADA BANGSAKU hal. 395
9. Saya teringat akan apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Kim Il Sung di tahun 1947: "In order to build a democratic state, the foundation of an independent economy of the nation must be established ......... without the foundation of an independent economy, we can either attain independence, nor found the state, nor subsist".
"Untuk membangun suatu Negara yang Demokratie, maka satu ekonomi yang Merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi yang Merdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak mungkin kita tetap hidup".
PIDATO 17 AGUSTUS 1963
10. Rakyat padang pasir bisa hidup-masa kita tidak bisa hidup! Rakyat Mongolia (padang pasir juga) bisa hidup masa kita tidak bisa membangun satu masyarakat adil-makmur gemah ripah loh jinawi, tata tentram kertaraharja, dimana si Dullah cukup sandang, cukup pangan, si Sarinem cukup sandang, cukup pangan? Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang-pangan ditanah air kita yang kaya ini, maka sebenarnya kita sendiri yang tolol, kita sendiri yang maha tolol.
PIDATO KONPERENSI KOLOMBO PLAN DI YOGYAK4RTA TH. 1953
11. Ekonomi Indonesia akan bersifat Indonesia, sistem politik Indonesia akan bersifat Indonesia masyarakat kami akan bersifat Indonesia, dan semuanya itu akan didasarkan kokoh kuat atas warisan kulturil dan spiritual bangsa kami sendiri. Warisan itu dapat dipupuk dengan bantuan dari luar, dari seberang lautan, akan tetapi bunganya dan buahnya akan memiliki sifat-sifat kami sendiri. Maka janganlah tuan-tuan mengharapkan, bahwa setiap bentuk bantuan yang tuan berikan akan menghasilkan cerminan dari diri tuan-tuan sendiri.
PIDATO 17AGUSTUS 1963
12. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak.
PIDATO 17 AGUSTUS 1963
13. Gemah ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja, para kawula iyegrumagang ing gawe, tebih saking laku cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing pangenan, sore bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari bapaknya-embahnya-buyutnya- canggahnya. warengnya-udeg-udegnya-gantung siwurnya. Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam tiada hentinya, tidak ada halangan dijalan. Inipun menggambarkan cita-cita sosialisme.
HARI IBU 22 DESEMBER 1960
14. Dan sejarah akan menulis: disana diantara benua Asia den Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli diantara bangsa-bangsa kembali menjadi : een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha Besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip.
PIDATO 17AGUSTUS 1963
15. Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya meliputi patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar kearah kekuatan bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat.
PIDATO 17 AGUSTUS 1963
16. Kalau bangsa bangsa yang hidup dipadang pasir yang kering den tandus bisa memecahkan persoalan ekonominya kenapa kita tidak? Kenapa tidak? Coba pikirkan !
1. Kekayaan alam kita yang sudah digali den yang belum digali, adalah melimpah-limpah.
2. Tenaga kerjapun melimpah-limpah, dimana kita berjiwa 100 juta manusia.
3. Rakyat indonesia sangat rajin, den memiliki ketrampilan yang sangat besar, Ini diakui oleh semua orang diluar negeri.
4. Rakyat memiliki jiwa Gotong-royong, dan ini dapat dipakai sebagai dasar untuk mengumpulkan Funds and forces.
5. Ambisi daya cipta Bangsa Indonesia sangat tinggi dibidang politik tinggi, dibidang sosial tinggi, dibidang kebudayaan tinggi, tentunya juga di bidang ekonomi dean perdagangan.
6. Tradisi Bangsa lndonesia bukan tradisi, "tempe". Kita dizaman purba pernah menguasai perdagangan di seluruh Asia Tenggara, pernah mengarungi lautan untuk berdagang sampai ke Arabia atau Afrika atau Tiongkok.
PIDATO 17 AGUSTUS 1963
|