x-URL
Sekitar pernyataan GP Ansor Yogya
Date: Sun, 03 Dec 2000 17:38:09 +0700
Pernyataan Ketua GP Ansor DIY, Drs H Nuruddin Amin yang disiarkan oleh Bernas (Jogya) pada tanggal 22 Nopember 2000 mengenai pembunuhan besar-besaran yang berupa tragedi 1965 patut dijadikan perhatian dan sangat berarti dalam upaya pelurusan sejarah. Sampai hari ini banyak pihak selalu berupaya keras menutup-nutupi sejarah kelam bangsa Indonesia dan keterlibatan banyak pihak dalam pembunuhan besar-besaran dalam menumpas komunisme. Korban jiwa yang terjadi luar biasa besarnya dan angka-angkanya sangat tidak jelas, ada yang menyebutkan bahwa 800.000 jiwa terbunuh, ada pula yang menyebutkan bahwa korban jiwa mencapai angka 3 juta jiwa. Baik jumlah 800.000 apalagi kalau mencapai 3 juta jiwa, benar-benar jumlah korban pembunuhan yang luar biasa, kekejaman manusia yang sangat mustahil bisa dipercaya. Apakah sebabnya pembunuhan yang demikian hebat tak pernah diselidiki dengan benar ? Ada ceritera berupa Cornell Paper, ada sejumlah tulisan dari dunia Barat yang membuka ceritera mengenai keterlibatan CIA atau Dinas Rahasia Amerika dan keterlibatan Dinas Rahasia Inggris MI 6 yang tujuannya menggunakan militer Indonesia dalam ketakutan Amerika maupun Inggris akan kekuatan komunisme internasional. Pada waktu itu memang situasinya sangat berbeda dan komunisme menunjukan kekuatan pertumbuhannya, terutama dinegara-negara Asia. Ketakutan Amerika terbukti sudah menuju ke PHOBIA, ketakutan yang berlebihan sehingga gerakan NASIONALISME juga dianggapnya sebagai gerakan KOMUNISME. Pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda ditakuti sebagai kemenangan pengaruh Komunisme. Bung Karno, bapak rakyat Indonesia yang berjiwa NASIONAL dianggapnya sebagai bagian dari pengaruh komunis, suatu logika yang salah. Gerakan yang sangat ditakuti tersebut melahirkan TEORI EFEK DOMINO yang sangat terkenal yang meramalkan kalau saja komunisme tidak dibendung, kejatuhan negara-negara Asia yang dimulai dari Cina menjadi komunis, kemudian Vietnam, dan mengalir ke selatan : Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Sampingannya tentu saja kearah timur dan Barat : Filipina , India, Burma, Laos , Kamboja dan buntutnya menuju ke selatan : Australia. Pengaruh gerakan Komunis di Australia terlihat pada gerakan buruh Australia. Teori Domino malah memakan komunisme yang menumbangkan negara komunis di Barat dimulai dengan Eropa Timur, kini Korea Utara yang kelaparan sudah akan bergabung dengan Korea Selatan yang makmur dan seterusnya.
Phobia merupakan ketakutan yang berlebihan dan itulah yang dikemudian hari terbukti. Sebenarnya lawan KOMUNISME cuma satu : KEMAKMURAN dan bentuknya berupa KESEJAHTERAAN. Kesalahan yang terjadi ialah terlalu menganggap komunisme sebagai musuh besar yang harus diperangi dengan senjata, kelicikan Dinas Rahasia , politik adu domba menjadikan negara-negara Asia dan negara lainnya menjadi KORBAN saja dan menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Barat sebagai POLISI dunia dan dikemudian hari banyak bukti mengindifikasikan bahwa gerakan Barat melawan Komunisme ternyata SALAH KAPRAH yang menimbulkan kemiskinan dan kesulitan negara-negara miskin. Kemiskinan menjadi lama sekali dituntaskan dan komunisme sendiri mati atau mundur karena KEMAJUAN serta karena KEMAKMURAN. Komunisme selalu menutup KOMUNIKASI dengan dunia luar : pemberlakuan sensor yang ketat, pengawasan oleh dinas rahasia dan pejabat-pejabat partai. Partai selalu memiliki kekuasaan yang kuat dan besar. Rakyat ditindas melalui partai dan pengangkatan pejabat-pejabat negara selalu melalui partai. Sehingga dinegara kapitalis dikenal orang-orang kaya dari dunia bisnis, dinegara komunis orang-orang kaya lahir dari The Ruling Class ialah kelas penguasa yang lazim lahir dari kader partai komunis. Bandingkan dimasa Orba kekuatan Partai golkar luar biasa dan pejabat-pejabat selalu diangkat dari kader Golkar dan pengaruh Golkarpun sampai ke TNI. Kader Golkar diambil dari sipil maupun TNI yang berupa Dwi Fungsi ABRI. Akar pengaruh inilah yang sampai saat ini masih menunjukan kekuatan dan Orba masih mengatur segala kekuatan politik dinegara ini. Hal inilah yang menyulitkan Gus Dur dalam mengatur pemerintahan yang baik, terutama kekuatan dana dari Orba yang tetap mempertahankan hegemoninya.
Dalam situasi dunia yang makin maju , makin mudah berkomunikasi, makin tingginya penghasilan rakyat dan makin tingginya daya beli sangat melemahkan komunisme. Tanpa diperangipun komunisme runtuh satu persatu. Negara-negara Eropa Timur dengan kentara terlihat kejatuhan Komunisme dan perubahan pemerintahan menjadi anti komunis, Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat, Polandia menjatuhkan pemerintahan Komunis, Hongaria, Bulgaria dan bahkan Uni Soviet sudah kearah keterbukaan dan menghancurkan komunismenya yang dulunya dianggap kekuatan luar biasa, Cina dapat dianggap sudah menuju kapitalisme baru, meskipun namanya negara komunis tetapi jarang menyebut komunisme lagi. Hanya Cina melakukan perubahan secara pelahan-lahan dan bukannya revolusioner seperti di Rusia yang justru menghancurkan negara besar tersebut. Dikemudian hari diramalkan Cina akan menjadi negara makmur dan bukan lagi komunis. Kalau mengingat komunisme hendaknya kita kembali ke difinisi apakah komunisme . Komunis diambil dari kata KOMUNAL MASYARAKAT , dan dari masyarakat tertindas oleh orang-orang kaya dan kemudian timbul gerakan untuk membebaskan dari ketertindasan. Orang-orang kayapun diganyang habis, tuan tanah di Cina dibunuh dan tanahnya dibagikan kepetani miskin, di Rusia Czar Nicolaas dan keluarganya dibunuh dan kemudian negara kerajaan Rusia berubah menjadi negara uni Soviet. Orang-orang kaya , industriawan, tuan-tuan tanah dihancurkan dan lari keluar negeri. Dan dari kemiskinan terbentuklah negara komunis, setelah kemakmuran mulai terasa komunisme terancam dan akhirnya ludas sendiri. Jadi seandainya negara-negara Barat tidak memusuhi Bung Karno dan memberikan bantuan agar negara Indonesia maju, dengan sendirinya komunisme akan sangat terhambat. Dan mungkin saja sejarah bangsa Indonesia akan sangat lain kalau saja kemakmuran terbentuk lebih awal.
ICMI dengan Adi Sasono mencetuskan idee EKONOMI KERAKYATAN dimana ada idee membagikan kekayaan konglomerat dan orang-orang Cina diusir, ini mirip dengan gerakan komunis Kamboja dan Vietnam yang mengusir orang-orang keturunan Cina dari negara tersebut. Jadi sebenarnya Teori Ekonomi Kerakyatan mungkin mengambil dari Teori Komunisme dengan menunggangi agama dan embel-embel idee POPULIS yang mampu mengelabui rakyat kecil. Vietnam dan Kamboja tak mampu menyelesaikan masalah ekonominya dengan pengusiran warganya yang keturunan Cina . Akhirnya disadari bahwa cara tersebut gagal dan baik Kamboja maupun Vietnam kembali mengundang perantauan Cina yang sudah kabur. Aneh sekali bahwa politikus semacam ini dipakai oleh Habibie untuk memimpin Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Apalagi Track Record Adi Sasono memang menunjukan sebagai THE LOSER, kuliahnya gagal total dan kiprahnya dipolitik juga gagal total. Ekonomi Kerakyatan akhirnya gagal dan menghancurkan ekonomi negara dengan pembagian kredit yang tak tentu juntrungannya sejumlah 8 trilyun Rupiah, siapa yang mempertanggung jawabkan ? Untuk membangun ekonomi bangsa harus KERJA KERAS, membangun mental BISNIS yang penuh KOMPETISI apalagi dengan GLOBALISASI. Membangun Indonesia harus meningkatkan kemakmuran dengan kerja keras, sistim hukum yang baik, keadilan sosial yang benar dan bukan politisasi segala macam bentuk . Komunisme hanya bisa dihancurkan dengan KEMAKMURAN bangsa.
Salah satu usulan dari Gus Dur ialah pencabutan TAP MPRS XXV/1966 seharusnya ditanggapi dengan betul bukannya dengan fitnah memfitnah, kemudian isu pelanggaran konstitusi dan semacamnya. Kita tidak mungkin membangun bangsa tanpa meluruskan sejarah. Dan justru Orba yang berusaha memanipulasi sejarah. REKONSILIASI NASIONAL hanya mungkin kalau kita sudah sanggup meluruskan sejarah dan ungkapan Ketua PW GP Ansor menjadi sangat penting. Sesungguhnya tidak ada lagi bahaya komunisme , kenapa selalu disebut terus ? Inilah buah pemikiran Orba yang masih merasuki pengikut-pengikutnya dan mengambil keuntungan pribadi dan golongan dari isu mengenai komunisme. Apalagi kalau sampai menuduh Gus Dur yang seorang Kyai , putra pahlawan nasional K.H. Wahid Hasyim serta cucu dari pahlawan nasional K.H. Hasyim Ashari. Kita boleh saja tidak setuju dengan ulah Gus Dur yang tidak betul : seperti tidak membentuk organisasi pemerintahan yang baik , penunjukan menteri yang salah dan tidak mengikuti The Right Man in The Right Place , tetapi ideenya mengenai pencabutan TAP MPRS XXV/1966 hendaknya ditanggapi sebagai upaya REKONSILIASI NASIONAL dan pelurusan sejarah. Upaya menjegal hal ini cuma KEBOHONGAN dan kelakuan Orba untuk menipu bangsa. Kebenaran sejarah harus diungkapkan sedini mungkin, kalau tidak bangsa ini akan tetap terpuruk dan tak mungkin terjadi rekonsiliasi nasional.
----- End of forwarded message from Faried Basalamah -----