Ketua DPP PDI Perjuangan

| 'Soerjadi' | 'Capres' | 'ProDemokrasi' | '_________' | '________' | '________' |



*********************************************************

SOERJADI GUNAKAN RUDINI UNTUK DEKATI MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Jakarta (KABAR, 20/12)
Kelompok Soerjadi yang menamakan dirinya DPP PDI Kongres Medan sedang
berusaha mendekati Ny. Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum DPP PDI yang
sah) melalui mediator Jendral TNI Pur. Rudini. Bekas Mendagri yang
kini Direktur LPSI itu selama ini memang dikenal dekat dengan Soerjadi.

Sumber KABAR di lingkungan Soerjadi mengatakan, tokoh GMNI yang juga
dikenal sebagai eksponen Angkatan 66 ini cukup stres menghadapi
kondisi belakangan ini, apalagi setelah partai "Metal"-nya, babak belur
dan hanya meraih 10 kursi di DPR RI dalam Pemilu lalu. Memang ada satu
tambahan kursi di Sumut untuk Fatimah Achmad, tapi kursi ini atas
bantuan "suara siluman". Kalau mau jujur, sebenarnya Fatimah sangat
tidak layak menjadi anggota DPR/MPR RI apalagi sebagai Wakil Ketua
DPR/MPR RI.

Sementara itu, Rudini dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan,
tidak mungkin akan ada penyelesaian kalau dilakukan antara para
pendukung kedua tokoh yang bertikai ini. "Menurut saya, penyelesaian
itu, sebaiknya antara kedua pimpinan mereka," kata Rudini. Yang dimaksud
Rudini tentunya antara Megawati Soekarnoputri dan Soerjadi.

Sekjen DPP PDI pro-Soerjadi, Buttu Hutapea kepada wartawan mengatakan,
pihaknya tidak menolak untuk melakukan dialog dengan kubu Megawati.
"Kita setuju saja dengan tawaran Pak Rudini itu," ujar Buttu yang
seolah-olah memberi kesan tidak tahu dengan rencana tersebut. Padahal
menurut sumber, keiginan dialog ini bukan datang dari Rudini, tapi
adalah atas permintaan khusus Soerjadi kepada Rudini.

Beberapa kalangan PDI yang berada di garis tengah, mengaku tidak
tertarik membicarakan rencana dialog tersebut. "Mana mungkin terjadi
dialog? Kami kira Mbak Mega juga nggak akan mau," kata seorang tokoh PDI
yang selama ini dikenal cukup netral. Menurutnya, bisa saja terjadi
dialog asal kubu Soerjadi mau mengakui Megawati Soekarnoputri sebagai
Ketua Umum DPP PDI yang sah. "Tapi ini juga langkah yang sulit," kata
sumber itu.

Ia menyarankan sebaiknya, rekonsiliasi itu diadakan pada Kongres PDI
yang akan dilangsungkan pada Desember 1998. "Tapi Soerjadi harus ikut
Kongres yang diadakan kubu Mbak Mega, dan Soerjadi menyampaikan maaf dan
pertanggungjawabannya di sana. Serahkan semuanya pada warga PDI, toh
yang berkuasa di PDI itu kan cabang, bukan orang perorang," ujar tokoh
tadi.

Sementara itu, Guntur salah seorang pendukung Megawati di Jakarta Utara,
mengaku tidak larut dengan tawaran kubu Soerjadi itu. "Apa dan bagaimana
Soerjadi, kami sudah tahu. Itu kan lagu lamanya saja. Menurut saya, biar
rakyat dan sejarah yang menilai di mana Soerjadi itu nanti diletakkan,"
katanya dengan lantang.

Sementara itu, kendati kini tidak diakui pemerintah sebagai Ketua Umum
DPP PDI, namun dukungan terhadap putri proklamator RI ini makin
mengkristal di kalangan rakyat Indonesia. Banyak kalangan mengharapkan
Mega nantinya akan menjadi simbol pemersatu bangsa ini.

Seorang pengamat politik mengatakan, garis perjuangan damai yang digelar
Megawati selama ini, telah mengundang simpati rakyat dan para politisi
asing. "Hendaknya Ibu Mega konsisten dengan perjuangannya," ucap
pengamat tadi.

Saat menghadiri acara peluncuran buku Prof. Dr. Dimyati Haryono, Rabu
lalu di Hotel Sahid, Mega tampil mempesona dan didaulat memberikan
tanggapan. Mengenakan kebaya biru, Mega tampil memberikan sambutan
singkat dan mendapat sambutan hangat dari tokoh-tokoh yang hadir
antaranya Eky Sjahruddin, Ali Sadikin, Kwik Kian Gie, Dahlan
Ranuwihardja, dan Ridwan Saidi yang bertindak sebagai moderator. (*)


*********************************************************

PERSATUAN PEMUDA USULKAN 10 NAMA CAPRES DAN WAPRES RI PERIODE 1998-2003

Jakarta, (KABAR, 20/12)
Persatuan Pemuda (PP) sebuah organisasi pemuda dari seluruh Dati II
se-Indonesia yang bermarkas di Kotif Depok Jawa Barat mengusulkan 10
nama Presiden dan Wakil Presiden RI periode 1998-2003. Berikut
nama-nama capres dan Wapres yang dikirimkan ke Redaksi KABAR, kami
turunkan selengkapnya:

CALON PRESIDEN RI 1998-2003

1. Drs. M. Amien Rais (Ketua PP Muhamadiyah)
2. Jenderal TNI Wiranto (Kepala Staf TNI Angkatan Darat)
3. Ny. Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum DPP PDI)
4. Jenderal Purn. TNI Try Sutrisno (Wakil Presiden RI 1993-1998)
5. H. Sudharmono, SH (eks. Wapres RI 1988-1993)
6. Letjen Purn. Ali Sadikin (eks Gubernur DKI Jakarta)
7. Prof. BJ. Habibie. (Menristek RI/Ketua Umum ICMI)
8. Prof. Dr. Emil Salim (eks. Menteri KLH/Guru Besar UI)
9. Jenderal TNI Pur. Edi Sudrajad (Menhankam)
10. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita (Ketua Bapenas)

CALON WAKIL PRESIDEN RI 1998-2003

1. K.H. Abdurahman Wahid (Ketua Umum PB NU/Ketua Pokja Fordem)
2. Jenderal Purn. TNI Rudini (eks. Mendagri/Direktur LPSI)
3. Prof. DR. Dimyati Hartono (Guru Besar Univ. Diponegoro)
4. Drs. Moerdiono (Mensesneg RI)
5. Drs. Muchtar Pakpahan (Ketua Umum DPP SBSI)
6. Dr. Adnan Buyung Nasution, SH (pengacara)
7. Dr. Ir. Sri-Bintang Pamungkas (Dosen UI/Ketua Umum DPP PUDI)
8. Ismail Hasan Metareum, S.H., (Ketua Umum DPP PPP)
9. Letjen TNI Hendropriyono, S.H., M.B.A., (Sesdalopbang)
10. Ir. Akbar Tanjung (Menpera)

Dalam pernyataannya tersebut, pernyataan Persatuan Pemuda (PP) yang
ditandatangani Drs. Moch. Hendro dan Iman Siregar, S.H., tersebut juga
menampilkan 7 (tujuh) kriteria calon presiden dan wapres.

1. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
2. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Kuasa
3. Bersedia menyampaikan programnya pada rakyat (melalui televisi)
4. Bersedia diperiksa (didaftar ulang) kekayaannya yang dimilikinya.
5. Tidak mengunakan jabatannya untuk kepentingan
pribadi/keluarga/golongan
6. Bersedia meyeimbangkan pembangunan Indonesia Barat dan Timur
7. Berjanji akan meningkatkan eskspor dan mengurangi impor dari luar
negeri (***)


*********************************************************

MINGGUAN PRO-DEMOKRASI
MBR
Nomor 7, Minggu III Desember 1997

MBR (Mega-Bintang-Rakyat) diterbitkan seminggu sekali oleh : Koalisi
Demokrasi Mega-Bintang-Rakyat sebagai media untuk menyatukan kekuatan
rakyat serta mendorong perlawanan rakyat untuk menggulingkan rejim
diktator.

Pemimpin Redaksi: Joko Sudaryanto
Anggota Redaksi: Budi Haryono, Juliawati, Basri Siregar, Habib
Amrullah, Edwin Wanggai, Eli Larasati

**********************
** KABAR MINGGU INI **
**********************

SOEHARTO SAKIT PARAH,
RUPIAH SEMAKIN JATUH,
PENCALONAN LAGI SOEHARTO DITENTANG

Beberapa waktu yang lalu kita dibuat kaget, sehubungan Presiden
Soeharto harus istirahat total selama 10 hari. Hal ini menimbulkan
berbagai perkiraan buruk; pasti Indonesia akan semakin kacau jika
sakit presiden semakin parah. Bukankah salah satu penyebab tragedi
1965 adalah juga sakitnya presiden Soekarno? Bukankah tahun lalu
presiden harus diobati di Jerman karena penyakit ginjalnya parah ?

Indonesia akan semakin buruk lagi, jika Soeharto meninggal. Sebab,
selama kekuasaan Orde Baru ini, kekuasaan presiden sangat besar, tak
terbatas. Tidak ada pembagian kekuasaan dalam negara, seperti halnya
yang diharuskan dalam demokrasi. Memang di sini ada lembaga legislatif
(DPR) dan yudikatif (MA). Tetapi dua lembaga tersebut hanya boneka
Soeharto. Jadi, kalau Soeharto mati banyak hal yang tidak terurus.
Berarti akan datang kekacauan. Begitulah perkiraan orang kebanyakan.

Hal ini membuat penguasa bingung. Bahkan pernah ada isu dan luas. Itu
semua dilakukan oleh rakyat secara spontan.

Pada saat krisis ekonomi dan presiden sakit parah, di Medan dan
Kendari muncul kerusuhan lagi. Di Medan para pedagang bersatu dengan
mahasiswa untuk melawan tentara yang menduikung penggusuran kios-kios
tempat jualan. Sedangkan di Kendari, para mahasiswa bersatu dengan
para sopir melawan polisi lalu lintas yang selalu memeras para sopir.

Jadi apa artinya semua ini? Artinya krisis yang melanda rejim Orde
Baru datang dari berbagai sisi. Krisis tedil, demokratis dan membawa
kemajuan.

Kalau tidak ada pergantian presiden, keadaan akan semakin kacau. Sebab
Soeharto sudah tidak lagi mampu mengurusi negeri ini. Begitu pula
kalau sistemnya tidak diganti. Pranata Orde Baru sudah terbukti gagal.
Kegagalan itu dilihat dari 3 hal :
1 . Orde Baru tidak membawa kemajuan yang berarti.
2 . Orde Baru tidak membawa keadilan.
3 . Orde Baru kini mengalami krisis.

KRISIS AKAN SEMAKIN BESAR

Beberapa hari lagi umat Nasrani akan merayakan hari Natal. Sedangkan
umat Islam mengahadapi bulan puasa dan Lebaran. Ini semua berarti
kebutuhan rakyat akan semakin banyak. Dampaknya bagi perekonomian
adalah akan mendorong inflasi (kenaikan harga dalam jumlah yang
besar). Bayangkan,
harga yang sekarang ini sudah membubung tinggi masih akan bertambah
lagi. Menurut analisa KOMPAS, bahkan kita akan menghadapi
hyper-inflasi (inflasi dalam tingkat yang sangat tinggi).
Selain kenaikan harga-harga, sebentar lagi akan banyak buruh yang
di-PHK, baik karena perushaannya bangkrut atau karena perusahaan harus
mengurangi jumlah karyawan. Ini berarti pengangguran akan semakin
banyak.

Bayangkan, betapa sulit kehidupan kita nanti ? Harga-harga naik dan
banyak yang di-PHK. Apakah dalam keadaan seperti ini kita masih
percaya pada Soeharto? Apakah kita tidak menginginkan adanya
perubahan? Atau kita masih berharap Saoeharto akan mampu memperbaiki
keadaan yang bobrok karena ulah dia ?

KSAD Wiranto mengatakan bahwa ABRI siap menghadapi gejolak. Berarti
ABRI pun yakin bahwa gejolak sebentar lagi akan tiba. Kita harus
mendorong agar situasi ini dapat membuahkan perubahan, yaitu :
digantinya Soeharto dan pranata negara. Keadaan sudah matang, namun
persoalannya adalah kita tidak mampu mendorongnya lebih maju lagi.

Agar keadaan ini dapat menghasilkan perubahan, kita harus
terus-menerus melakukan demonstrasi dengan menuntut pergantian
presiden dan perbaikan-perbaikan pranata, seperti: penghapusan
korupsi, penurunan harga, dll. Tanpa ada demonstrasi dengan tuntutan
seperti di atas, walaupun sudah terjadi krisis, keadaan akan tetap
buruk. Bahkan semakin buruk.***

*****************
** TUGAS KITA **
*****************

CARA-CARA MEMBOIKOT SU MPR

Kita semua sudah tahu bahwa Sidang Umum MPR Bulan Maret 1998 nanti
tidak mungkin membawa perubahan. SU MPR hanyalah alat Soeharto.
Suara-suara yang menuntut agar ada pergantian presiden tidak mungkin
punya tempat dalam SU MPR. Oleh karenanya, kita tidak percaya dengan
SU MPR. Kita harus memboikot SU MPR !

Pelaksanaan SU MPR tidak lama lagi. Oleh karena itu, mulai saat ini
kita harus membuat persiapan, agar nanti rakyat mendukung pemboikotan
ini. Pemboikotan SU MPR harus dilakukan bersama-sama rakyat. Rakyat
harus turun ke jalan untuk menolak SU MPR. Rakyat tidak boleh diam
saja di rumah. Tapi kita harus mendorong mereka agar mendukung
pemboikotan ini. Sebab, kalau rakyat tetap diam saja di rumah, berarti
hanya sedikit orang yang mendukung ini (walaupun dalam hati setuju).
Namun apabila banyak orang yang mendukung, berarti secara otomatis SU
MPR tidak lagi dipercaya rakyat.
Berarti SU MPR tidak syah secara politik.

Tindakan-tindakan untuk memboikot SU MPR antara lain :
1 . Aksi ke gedung DPR/MPR saat SU berlangsung.
Apabila ini dapat kita lakukan, hasilnya akan bagus. Kalau rakyat yang
bergabung dalam aksi ini jumlahnya banyak, SU dapat kita paksa bubar.
Namun cara ini pasti sulit, karena lokasi SU dijaga ketat oleh
tentara. Oleh karena itu, kita harus siap bentrok dengan tentara agar
bisa mencapai ke gedung DPR/MPR. Apabila rakyat yang ikut aksi banyak,
pasti kita dapat menjebol barisan militer yang menjaga SU ini.

2 . Kalau kita tidak dapat mencapai tempat SU, kita dapat memboiot
dengan demonstrasi di tempat lain, terutama di jalan-jalan raya. Kita
ajak rakyat setempat untuk bergabung dengan masuk ke tengah jalan.
Kita juga dapat membuat rintangan-rintangan di jalan dengan meja,
kursi, tong, balok kayu, dll. Ini mungkin dibubarkan oleh tentara,
tapi kita harus bertahan. Apabila dipukuli, harus kita lawan. Cara
seperti ini akan susah dibubarkan tentara, karena tempatnya di
mana-mana. Jadi kekuatan tentara harus dipecah-pecah.

3 . Kita juga dapat melakukan pemboikotan dengan simbol-simbol
misalnya : pita warna tertentu, ikat kepala warna tertentu, bendera
warna tertentu, dll. Kita harus mengumumkan kepada seluruh rakyat
bahwa atribut tersebut sebagai tanda memboikot SU MPR. Kita ajak
rakayat memakai atribut tersebut
dan keluar dari rumah, misalnya berdiri di pinggir-pinggir jalan,
berkumpul di masjid-masjid, bergerombol di terminal, lapangan dan
tempat-tempat lain. Hal ini sangat mudah kita lakukan, dan
kemungkinan akan banyak rakyat yang mendukung.

Kita juga dapat memboikot SU MPR dengan cara-cara lain, asalkan :

1 . Mudah diikuti oleh rakyat.
Karena target aksi memboikot SU MPR adalah melibatkan massa sebanyak
mungkin, maka kita harus menggunakan cara-cara yang dapat dilakukan
oleh siapapun. Kalau cara tersebut sulit dilakukan , berarti hanya
sedikit orang yang nantinya bergabung. Agar mudah dilakukan, cara
tersebut harus:
- murah
- sederhana
- dilakukan di tempat-tempat terbuka
- gampang ditiru

2 . Tidak pasif di rumah, namun harus aktif.
Aksi memboikot yang pasif (misalnya diam di rumah) tidak ada artinya,
sebab tidak diketahui oleh banyak orang. Namun aksi yang sifatnya
aktif akan punya keuntungan :
- dapat mendorong orang lain untuk terlibat
- diketahui secara luas oleh rakyat dan media massa
- mencoreng nama SU MPR itu sendiri

3 . Gampang dikenali (terbuka)
Rakyat harus dapat membedakan antara orang-orang yang memboikot SU MPR
dan yang bukan. Dengan demikian akan diketahui bahwa ada sekian
jumlah orang yang memboikot SU MPR tersebut. Namun demikian, tidak
boleh ada jarak antara massa yang memboikot dengan rakyat yang hanya
menonton (simpati). Bahkan harus ada komunikasi yang baik, sehingga
rakyat yang nonton tersebut paham mengapa SU MPR harus diboikot. Kalau
mereka paham maksudnya, tentu mereka mau memberi dukungan.

4 . Dilakukan bersama-sama (masif)
Pemboikotan tersebut harus masif atau bersama-sama, bukan
sendiri-sendiri (individual). Mengapa harus bersama-sama? Tujuan
dilakukan bersama-sama adalah:
- agar ada rasa satu perjuangan
- agar barisan menjadi kuat (tidak gampang dibubarkan)
- untuk menunjukkan bahwa yang menolak SU MPR jumlahnya banyak. (JOKO
SUDARYANTO)

********************************
** Puisi-puisi Kuslan Budiman **
********************************

AKU TAK AKAN MENGHALANGI REVOLUSI

Aku tak akan menghalangi revolusi
juga revolusi industri
karena manusia perlu energi
di sebuah majalah pernah kubaca
ribuan gadis cilik menderita
karena ayam disuntik hormon
susu-susu mereka
menggelembung seperti balon

Aku tak akan menghalangi revolusi
juga revolusi industri
tapi hutan-hutan jangan dibakari
jutaan binatang dan tetumbuhan
pada mati
yang belum diberi nama pun
sudah mati
dan asap tebal menggerogoti paru-paru
bikin pedih jutaan pasang mata
rakyat kita memang paling sopan
dirugikan pun tak minta santunan
karena terlanjur takut akan gebugan

Aku tak akan menghalangi revolusi
juga revolusi industri
tapi sebaiknya pelakunya manusia
bukan binatang-binatang yang berbintang
bukan babi-babi yang berdasi!

1997

HARI TERAKHIR

Dengan mata terbalut
mereka melangkah
dentuman peluru menyambarnya
lebah-lebah kecil
bertaburan di angkasa

Mereka melangkah
mereka rebah
kain putih
berubah merah

Mereka melangkah
mereka rebah
dentuman peluru
masih menggema

Mereka melangkah
mereka rebah
kembali ke dalam tanah
bersama cita-citanya

1989

--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
"HAL YANG PALING KITA TAKUTI ADALAH RASA TAKUT ITU SENDIRI"
Ayatullah Khomeini
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------

*********
**AKSI **
*********

MAHASISWA YOGYA MEMPROTES KORUPSI JAMSOSTEK

Hari Jum'at, 12 Desember 1997 sekitar 500 orang mahasiswa yang
tergabung dalam Generasi Muda Muslim Yogyakarta (GMMY) melakukan aksi
unjuk rasa memprotes kebijakan pengeluaran dana Jamsosotek untuk
pembahasan RUU Tenaga Kerja. Acara ter-sebut dimulai pada pukul 12.30
selesai para mahasiwa melakukan ibadah sholat Jum'at di Gelanggang
Mahasiswa Universitas gadjah Mada.

Satu per satu mahasiswa menyampaikan orasinya yang intinya menuntut
pertanggungjawaban Menaker Abdul Latief dan para anggota dewan yang
menjadi pansus RUU terebut. Dalam statemennya, GMMY menuntut :
1 . Kasus Jamsostek Harus diselesaikan secara hukum, transparan dan
tidak ditutup-tutupi sebagai pelajaran agar tidak terjadi pengulangan
kasus serupa di masa depan.
2 . DPR agar bertanggungjawab terhadap segala bentuk kolusi yang telah
terjadi dalam tubuhnya dan menuntut parpol agar merecall wakilnya di
DPR yang terlibat kolusi.
3 . Menteri Tenaga Kerja agar mengundurkan diri sebagai
pertanggungjawaban moral bagi buruh peserta Jamsostek
4 . Menuntut pemerintah untuk memberi ruang bagi terjadinya reformasi
politik dan ekonomi untuk menuju kehidupan yang berkeadilan.(Sumber :
BERNAS)

AKSI HARI HAM

Aksi peringatan HAM, merebak di kota-kota besar di Jawa Tengah,
tanggal 10 Desember lalu. Di Semarang, aksi unjuk rasa diwarnai dengan
penangkapan dua mahasiswa University Mounth Perth, Australia, Stuart
Muncton dan Marry Little oleh militer. Mereka ditangkap ketika
diketahui merekam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Aktivis
HAM, di depan kampus Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Mereka
langsung ditahan di markas MENWA. Lalu diperiksa oleh seorang perwira
dari Polda Jateng., dan diminta menunjukan paspor mereka. Kedua
pelajar tadi setelah diperiksa dibawa ke Polda dan di kirim ke Kantor
Imigrasi. Mereka diintimidasi militer dan akhirnya dideportasi.

Sementara itu seorang aktivis, Simon mahasiswa Universitas Katolik
Sugiyapranata Semarang masih ditahan di Polda. Menurut Letkol Drs.
Dzainal syaarif AA SH, Simon bisa diancam hukuman kurungan antara 1-5
tahun karena menginapkan orang asing tanpa izin kepolisian.

Di Purwokerto, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
--Forum Peduli Hak Asazi Manusia (FOPED-HAM)-- menggelar aksi di
trotoar jalan HR Benyamin di depan kampus Universitas Jendral Sudirman
(UNSO-ED). Aksi diwarnai pengusungan keran-da bertuliskan Hak Asazi
Manusia telah mati di negeri ini.

Sedangkan di Solo, mahasiswa yang menamakan diri Komite Rakyat
Independen Penegak-HAM (KRIP-HAM) dan Komite Pemuda Mahasiswa
Surakarta (KPMS) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus UNS, Rabu,
(10/12). Aksi unjuk rasa itu diawali sekitar pukul 09.00 wib di depan
Kopma UNS. Para aktivis menggelar mimbar bebas sambil mengacungkan
berbagai poster mengecam pemerintah Orde Baru.

Poster-poster itu antara lain berbunyi : Komnas HAM tidak independen,
HAM bukan untuk ditindas atas nama apapun, 5 paket UU Politik
menginjak HAM, HAM & Demokrasi di Indonesia OMONG KOSONG, demi
tegaknya HAM, CABUT DWI FUNGSI ABRI, data impotensi HAM : Udin,
Marsinah, Jamsostek, Wamena, 27 Juli dll.

Mereka juga menggemakan kembali seruan menolak DPR/MPR sebagai produk
dari pemilu curang dan penuh nepotisme. (Sumber: BERNAS)

MOGOK MAKAN MEMPROTES INVASI

Lima orang aktivis Front Rakyat Indonesia (salah satunya adalah santri
pondok pesantren PERSIS) dari Bandung mengadakan aksi mogok makan di
kantor YLBHI, tanggal 7-10 Desember lalu. Aksi itu untuk memperingati
hari invasi (pencaplokan) ABRI ke Timor Timur. Dengan adanya aksi ini
menunjukkan bahwa Rakyat Indonesia pun tidak setuju dengan penjajahan
ABRI ke Timor Timur. Karena itu Rakyat Timtim harus bebas menentukan,
apakah mereka ingin merdeka atau bergabung dengan negara lain.
Aksi tersebut juga didukung oleh Komite Nasional Perjuangan Demokrasi
(KNPD). Dalam surat dukungannya, Nur Hikmah (Sekjen KNPD) juga
menyerukan agar Rakyat Indonesia berjuang melawan militerisme.

500 ANGGOTA PDI PERJUANGAN UNJUK RASA

Tanggal 12 Desember lalu, 500 orang anggota PDI Perjuangan melakukan
pawai jalan kaki dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Aksi itu
sebagai protes terhadap dibekukannya kasus tuntutan kelompok 124
terhadap Soerjadi. Dengan demikian mereka menjadi tahu bahwa hukum di
Indonesia hanyalah alat
penguasa. Hukum bukan alat penegak keadilan. Sepanjang jalan 500 orang
itu meneriakkan yel-yel : "Tidak ada Keadilan!" dan "Megawati Calon
Presiden!" Ratusan tentara dan polisi menjaga aksi itu. Mereka membawa
panser, gas air mata, senjata semi otomatis, tameng, penthungan dan
lain-lain.

PEDAGANG BENTROK DENGAN MILITER

Ribuan pedagang kaki lima di Medan, Sumatra Utara bentrok melawan
tentara. Dalam bentrokan selama dua kali itu para pedagang bersatu
dengan para mahasiswa. Penyebab bentrokan tersebut adalah para
pedagang digusur dengan semena-mena. Mereka dianggap pedangang liar.
Para tentara dengan brutal memukuli pedagang, mengusir mereka dan
turut merobohkan warung-warung para pedagang. Melihat tindakan
sewenang-wenang itu datang para mahasiswa untuk membantu para
pedagang. Dengan kompak para pedagang dan mahasiswa melawan tentara
yang sewenang-wenang itu. Akibat dari kerusuhan itu adalah puluhan
mobil dan toko terbakar. Semenatara itu beberapa orang luka-luka.

SOPIR BENTROK MELAWAN POLISI LALU LINTAS

Hampir seribu sopir di Kendari, Sulawesi Tengah bersatu dengan
mahasiswa untuk melawan polisi lalulintas. Tindakan itu diambil karena
para sopir sudah jengkel dengan polisi yang selalu sewenang-wenang dan
memeras para sopir. Akibatnya puluhan pos polisi dan mobil polisi
dirusak dan dibakar massa. Beberapa toko dan mobil lain turut dirusak
massa.**

*******************
** INTERNASIONAL **
*******************

PEMBERONTAKAN RAKYAT IRAN

Di awal tahun 1978 bersatulah seluruh oposisi Iran dari berbagai
aliaran politik karena adanya pembunuhan terhadap para pejuang
oposisi oleh polisi rahasia Shah. Penyebab lain karena gagalnya Shah
membawa Iran menjadi negara modern, diperkosanya budaya dan desakan
pemerintah AS untuk
menghormati Hak-hak Asasi Manusia. Penyebab lain, yang tak kalah
penting adalah kebencian rakyat.

Di akhir tahun 1977 banyak selebaran anti-Shah di kampus-kampus, di
pasar-pasar dan di gang-gang hampir di seluruh kota-kota besar Iran,
terutama Teheran. 800 mahasiswa ditangkap dan ratusan lainya hilang
karena demonstrasi dan membagikan selebaran. Ratusan meninggal dalam
bulan September dan Oktober, terutama saat terjadi "tragedi jum'at
hitam". Para jurnalis menyatakan bergabung bersama rakyat dibawah
komando Khomeini. Semangat perlawanan terus dipompa oleh Khomeini
melalaui kaset-kasetnya yang diselundupkan ke Iran dari Paris.
Khomeini semakin dekat dengan rakyat. Khomeini dituruti, termasuk
seruan untuk mogok kerja nasional.

Pada 11 dan 12 Desember, kira-kira tiga juta orang berdemontrasi di
Teheran. Demontrasi ini bukan hanya dipimpin langsung tokoh agama,
tapi juga Front Nasional dimana ikut serta Kaim Sanjabi dan Shapur
Bahtiah sebelum diangkat Perdana Menteri (menerima sogokan dari
rejim). Pada tanggal 12 Desember 1978, sekali lagi Presiden USA,
Jimmy Carter, menunjukan dukungannya bagi Shah. Dukungan ini juga,
membuat tentara semakin brutal.

Dan tanggal 20 Desember para dokter se-Iran bergabung bersama rakyat
melawan Shah. Begitu pula mahasiswa yang mempunyai jaringan secara
nasional. Perlawanan semakin kokoh. Buruh, bazar (pedagang), tani,
mahasiswa, wartawan dan pelajar, serta kaum pengangguran bersatu dalam
barisan perlawanan di bawah kepemimpinan Khomeini.

Tanggal 21 Desember 1978 Majelis (di Indonesia DPR) menyatakan diri
berlibur sampai 14 Januari 1979. Sekolah buka tanggal 23 Desember
setelah sebulan ditutup karena turut serta dalam aksi pemogokan.
Pemogokan para buruh terus berlangsung sehingga militer Azhari merasa
tidak mampu memimpin Iran, karena kekacauan Ekonomi.

Tidak ada pilihan lain bagi Shah kecuali keluar dari Iran dan tepat
15 Januari 1979. Shah telah berpisah dengan kekuasaannya serta telah
luntur semua kebesarannya. Sepeninggal Shah, kerusuhan terus
berlangsung selama kekuasaan Bahktiar. Rakyat semakin menunjukkan
perlawanan. Semua yang berbau Shah harus diubah dan Bahtiar adalah
tidak sah, maka harus mundur.

Akhir Januari 1979, jam 01.00 pagi waktu Perancis, Khomeini menuju
Iran setelah lima belas tahun ditinggalkannya. Jam 09 pagi satu
Februari, Khomeini telah mendarat dan disambut 6 juta manusia. Seluruh
polisi dan tentara tidak mampu membendung luapan massa. Moral tentara
jatuh. 3 Februari 1979 Khomeini mengumumkan pembentukan Dewan
Revolusi. Tugasnya untuk membentuk sebuah Pemerintahan Sementara dan
menertibkan keadaan perekonomian secepatnya.

Tanggal 5 Februari 1979 Dewan Revolusi menunjuk Ir. Bazargan sebagai
Perdana Menteri. Tanggal 7 dan 8 Februari, keadaan semakin panas
dengan dukungan semakin jelas ke Dewan Revolusi. Jutaan orang dari
berbagai Aliran berdemontrasi, yakni dari : Islam radikal,
Nasionalis, Komunis, Sosialis dan gerilyawan Islam bersenjata yang
beraliran Marxis. Mereka meneriakkan: "Khomeini, berilah kami
senjata," dan "Khomeini berilah kami perintah perang!"

Ternyata apa yang ditakutkan massa tepat, pasukan pengawal Istana dan
pasukan berani mati (semacam pasukan Elit Shah) melakukan penyerangan
kepada teknisi Angkatan Udara yang sangat pro-rakyat. Tanpa bisa
ditolak, pemberontakan total terjadi. Rakyat melawan tentara yang
minta bantuan ke Djavidan (Mabes Angkatan Perang Iran), setelah
kewalahan melawan bom molotov, granat dan senjata para gerilyawan
Mujahiddin Khalq dan Feedayen Khalaq. Bukan hanya lelaki, wanitapun
turut serta dalam pemberontakan itu.

Pada 10 Februari 1979, Khomeini melalui radio dan televisi langsung
mengutuk tindakan tentara pro Bahktiar yang telah menghianati
perjuangan rakyat. Khomeini juga menyerukan kepada semua rakyat untuk
tetap melawan dan jangan surut apalagi menjadi takut.

Pagi 11 Februari, seluruh stasiun tv dan radio direbut dan resmi
dikuasai para pemberontak. Bergemalah mars Revolusi, serta
pidato-pidato memacu semangat juang rakyat. Markas Polisi Militer
berhasil dikuasai dan beberapa jenderal berhasil ditawan untuk
diserahkan ke Dewan Revolusi. (RONI AL-FARIZIE, tinggal di Pesisir
Timur Sumatra )

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

PROGRAM KITA:
1 . Bersatu Mengganti Soeharto
2 . Pemeriksaan Kekayaan Presiden dan Para pejabat
3 . Pencabutan 5 UU Politik 1985
4 . Pencabutan Dwi Fungsi ABRI
5 . Parpol duduk di kabinet
6 . Menghapus Korupsi, Kolusi dan Konglomerasi
7 . Penurunan harga barang-barang kebutuhan pokok

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

SERUAN

... Sebarkan selebaran-selebaran maupun bacaan-bacaan politik kepada
saudara/kawan/kenalan Anda. Serta Dorong mereka menyebarkan kepada
kawan/saudara/maupun kenalan masing-masing.

... Buatlah kelompok-kelompok diskusi di RT/RW Anda untuk membahas
problem-problem yang dihadapi rakyat dan perkembangan situasi politik
terbaru.

... Dirikan kelompok-kelompok untuk mengumpulkan orang-orang yang ingin
perubahan dan dorong mereka untuk berjuang menuntut keadilan.

... Lakukan protes-protes/aksi-aksi untuk memprotes ketidak adilan dan
melawan semua bentuk penindasan.

Jangan Takut,
Rakyat yang bersatu tak pernah terkalahkan !!!


Kembali ke halaman pembuka (Back to the Welcome Site)


© 1996 - 1998 M[email protected]
Last Update on 17.02.1998