Megawati
Chairwoman
DPP PDI
(Perjuangan)
Jl. Diponegoro 58
Jakarta

Homepage (Websitus)

Megawati Soekarnoputri

| 'Berita-1' | 'Berita-2' | 'Berita-3' | 'Berita-4' | 'Berita-5' | 'Berita-6' |

Gejolak Masa


From: "friend friend" <>
To:
Subject: Re: Demonstrasi di Medan
Date: Sat, 09 May 1998 15:37:57 PDT

Gilaaaa..... saya merasa kaget sekali setelah membaca betapa gentingnya
suasana di Medan. Walaupun sekarang saya berada di US, tapi saya dapat
merasakan ketakutan masyarakat di Medan !!!!
Kalau mau saya pikir lagi... sekarang mahasiswa dan pemerintah sudah
berada di jalur yang sama !!! Mengapa ? Karena baik mahasiswa dengan
alasan menuntut adanya reformasi di segala bidang ... pada akhirnya juga
memeras rakyat !!!! Ini benar !!!!!! Apa gunanya anda berdemonstrasi
kalo akhirnya menyusahkan rakyat ? Lebih baik anda bubar saja ... dari
pada hanya menjadi beban rakyat ! Sudah cukup penderitaan rakyat bung
!!! Sudah cukup penderitaan rakyat !!! Sudah cukup pemerintah
menyusahkan rakyat !! Jangan anda memperberat lagi beban rakyat !!!!
Apa gunanya sih anda membakar mobil, showroom ( dengan dalih itu adalah
showroom TIMOR, yang identik dengan Tommy !! ).. apa gunanya !!! Saya
bangga menjadi warga Medan, karena selama ini saya bangga dengan sikap
moral dan jiwa satria Sisingamangaraja , bukan jiwa pemberontak tapi
meresahkan rakyat, seperti yang ditunjukkan dengan aksi pengrusakan !!!!
Coba anda pikir... betapa banyak lagi orang yang akan kehilangan
pekerjaan karena kalian membakar tempat kerja mereka ? Berapa banyak !!
Memang anda itu terlalu banyak belajar di bangku kuliah sehingga anda
tidak dapat merasakan sulitnya mencari uang ! Yang ada tahu hanya protes
kepada pemerintah tanpa alasan yang jelas ... dan begitu merasa kalah
dan tidak ada tanggapan dari pemerintah ... anda melibas apa saja yang
ada di depan mata anda !!!
Buka mata anda bung !!!!!! Cari uang ... buka mata anda .... lihat
sekeliling anda .. cari apa yang mereka butuhkan .... lihat mata rakyat
!!! Jangan hanya mata nafsu kalian saja !!!! Lihatlah ketakutan mereka
karena aksi brutal kalian !!!!!!!

Cinta Indonesia ..... ingin reformasi .... tapi bukan dengan cara
menakuti rakyat !!!!

***

From: "Pendukung Perbaikan" <>
To:
Subject: Kami Mendukung Perbaikan
Date: Sat, 09 May 1998 18:14:06 PDT

Dengan hormat,
Kami, wanita muda Indonesia, mendukung perbaikan dan reformasi yang
kini tengah gencar disuarakan rekan-rekan mahasiswa dan tokoh masyarakat
lainnya. Namun kami berharap agar perbaikan itu tidak diikuti dengan
aksi kekerasan (oleh siapa pun), dan tetaplah berpegang pada jiwa dan
semangat Pancasila dan UUD '45.
Maju terus tanpa kekerasan.

N.B. Kami senang berdiskusi dengan siapa pun mengenai perlunya perbaikan
tanpa aksi kekerasan, sepanjang yang kami mampu bincangkan. Kami bukan
ilmuwan, pakar, atau pengamat politik, hanya sekelompok wanita muda
Indonesia, sebagian mahasiswi sebagian pekerja.

***

From: "Forum Juanda" <>
To:
Subject: INTEL ITU TIDAK DIBUNUH DI TEMPAT AKSI MAHASISWA
Date: Sat, 09 May 1998 18:56:09 PDT

KRONOLOGI
Aksi Mahasiswa Universitas Djuanda
Bogor, 9 Mei 1998

INTEL ITU TIDAK DIBUNUH DI TEMPAT AKSI MAHASISWA

Jam 10.30 : Sekitar 100 mahasiswa Djuanda memulai aksi di halaman
kampus, Jln Tol Ciawi, Bogor. Diisi dengan orasi antara lain dari
Laode( Wakolap); Soumus, Kolap. Aksi dikoordinir oleh Forum Mahasiswa
Djuanda (FMD). Dosen-dosen ikut melihat dari Posko Perjuangan - tempat
kumpul FMD.

Sebelum aksi dimulai, aparat sudah memblokade jalan. Sekitar 60 polisi
berjaga-jaga.

Jam 11.00 : Tim negosiator aksi minta izin kepada polisi, agar massa
dibolehkan ke luar kampus untuk ke DPRD Kodya Bogor untuk bergabung
dengan mahasiswa UNPAK yang telah menunggu di sana. Tapi ditolak oleh
aparat keamanan.

Massa tetap bergerak ke halaman Mesjid Amalia, sekitar 200 meter dari
kampus. Peserta aksi bertambah menjadi 800, bukan hanya mahasiswa,
tetapi diikuti juga oleh pelajar, karyawan dan sopir angkot. Di
halaman mesjid, digelar mimbar bebas lagi.

Aparat keamanan ditambah dari tentara, berpakaian loreng-loreng,
sekitar 100 orang. Blokade terhadap tempat aksi diperketat.

Jam 12.00 - 13.00 : Massa dibubarkan sementara, untuk sholat lohor.
Sebagian besar massa melakukan sholat di Mesjid Amalia.

Jam 13.00 : Aksi dimulai kembali. Pembacaan orasi oleh para mahasiswa
dan sopir angkot di halaman Mesjid. Tema tuntutan, antara lain:
Turunkan harga BBM, Turunkan Harga SEMBAKO, Turunkan Soeharto,
Reformasi di bidang politik, hukum dan ekonomi.

Jam 14.30 : Aksi ditutup dengan doa. Massa membubarkan diri. Namun
sebagian masih bertahan, karena aparat tidak segera bubar dari tempat
aksi. Jalan keluar diblokade aparat.

Jam 14.35 : Sebelum sholat Azar, Kolap menginstruksikan agar massa
tidak melempari aparat keamanan. Hal ini ditegaskan, untuk menghindari
lempar-lemparan seperti pada aksi sebelumnya, Selasa, 5/5/98.

Mahasiswa ingin bubar, tetapi jalan keluar ditutup oleh barisan aparat.
Akibatnya, mahasiswa mulai marah, dan tidak hiraukan peringatan Kolap.
Mereka mulai melempari petugas dengan batu. Dan dibalas oleh aparat.
Terjadi saling lempar batu. Aparat menyerbu masuk ke kampus.

Mahasiswa mengetahui ada intel yang berada di sekitar Mesjid. Intel
dikejar, lalu masuk mesjid dengan masih memakai sepatu. Intel ditangkap
massa, dan dikeroyok. Sebagian mahasiswa berusaha mencegah, tapi gagal.

Intel itu babak belur, lalu dibawa oleh aparat lainnya. Waktu itu,
diketahui intel tersebut masih hidup. Dalam berita televisi jam 17.00
dikabarkan intel itu meninggal. Tidak diketahui, kapan dan dimana
intel itu meninggal. Yang pasti, ia masih hidup ketika dibawa dari
tempat kejadian.

Jam 14.50 : Aparat menyerang mahasiswa, mengejar ke kampus. Sambil
mengacungkan senjata ke Purek III, Bpk Amin Subiyanto SH. Aparat
mengatakan "Rektorat harus bertanggung-jawab terhadap aksi mahasiswa."

Lalu, aparat memukuli mahasiswa yang sedang mengetik di penyewaan
komputer; dan yang sedang wudhu di mesjid. Tujuh orang luka-luka - enam
mahasiswa dan satu penjual es cendol.

Jam 17.00 : Rektorat telah selesai negosiasi dengan aparat. Rektorat
menjamin mahasiswa bisa keluar dari kampus. Kebanyakan mahasiswa bisa
pulang, namun sebagian masih ketakutan dan bertahan di kampus.

Jam 17.15 : Aparat keamanan masuk ke tempat-tempat kos mahasiswa.
Sekitar 10 mahasiswa diciduk dari tempat kos mereka. Mereka dibawa ke
Polsek Ciawi dengan bertelanjang dada.

Hingga Jam 19.30 : Aparat masih patroli ke kos-kos mahasiswa dan rumah
penduduk. Intel-intel berkeliaran mencari mahasiswa. Tampaknya, aparat
ingin balas dendam dengan kasus dikeroyoknya intel itu. Dikhawatirkan
akan ada penangkapan-penangkapan lebih banyak lagi terhadap aktivis
mahasiswa Djuanda yang masih berada di kos-kos atau rumah penduduk
sekitar kampus.

Dibuat
Oleh FORUM MAHASISWA DJUANDA
Sabtu, 9/5/98, Jam 20.00

***

Date: Sun, 10 May 1998 15:06:45 +0700
To:
From: nowan <>
Subject: mahasiswa

Mahasiswa Medan Memang Bodoh !!!!

Ini Medan Bung !!!!

Demonstrasi di Medan selalu berakhir dengan kerusuhan yang menjurus kearah
rasial. Sejak tahun 70-an hingga sekarang,menurut catatan kelompok kami,
mahasiswa Medan yang demo selalu disusupi oleh pihak-pihak intel.
Celakanya, mahasiswa Medan tidak menyadar inya dan malah ikut terbakar
dengan aksi-aksi yang disusun oleh intel tersebut.

Boleh dikatakan bahwa mahasiswa Medan memang kurang pengalaman dan
koordinasi yang baik. JIka kita lihat aksi demo di Jakarta, Surabaya,
Yogya maupun kota di Jawa lainnya semuanya berjalan dengan baik, jika pun
terjadi bentrokan, masyarakat tidak pernah m enjadi sasaran (dan ini
adalah kuncinya). Mahasiswa di Jawa menyadari bahwa jika masyarakat jadi
sasaran, maka mereka akan disapu oleh pihak aparat.

Disatu pihak mahasiswa di Jawa berusaha untuk tidak terjadi kerusuhan
sehingga tujuan aksi demo mereka nantinya akan tercapai, eh sialnya, dasar
bodoh, mahasiswa Medan, yang paling akhir melakukan demo, malah turun ke
jalan dan melakukan perusakan dan tin dakan anarkhis lainnya.

Dengan demikian maka aparat akan menggunakan alasan tersebut untuk menyapu
aksi mahasiswa yang semula berjalan baik. Nampaknya Soeharto memang
menggunakan kesempatan ini untuk menyapu mahasiswa, dan nampaknya tindakan
tersebut memang tengah berlangsung.

Sekarang hanya satu-satunya cara agar tujuan demo tercapai yaitu membujuk
ABRI untuk bersama-sama menggulingkan Soeharto. Menurut penilaian kelompok
kami, ada 2 kelompok dalam tubuh ABRI yang saling berbeda pendapat, yang
satunya mendukung Mahasiswa (Kelo mpok Wiranto), sedangkan yang lainnya
mendukung Soeharto (Kelompok Feisal Tanjung).

Ada pendapat lain??????

Salam Reformasi,

Kelompok Studi Nowan

***

From: "Wolter Monginsidi" <>
To:
Cc:
Subject: STRATEGI AKSI MAHASISWA
Date: Sun, 10 May 1998 08:52:18 PDT

Pejuang-pejuang muda di Garis Depan,

Aksi MORAL MAHASISWA yang telah ditebar saat ini walaupun telah dapat
momentum yang sangat tepat, juga masih terasa belum menggigit dalam hal
partisipasi masyarakat khususnya kelompok kelompok masyarakat misalnya
buruh, karyawan, kaum profesional dan lain-lain.khususnya yang di daerah
perkotaan

Aksi menggugat Mahasiswa telah menelan korban tewas masing-masing 1
orang di pihak Mahasiswa di Yogya dan 1 orang aparat di Bogor, serta
efek amuk massa di Medan yang juga menelan korban jiwa tewas(belum jelas
berapa ??)

Untuk itu kita patut merenungkan sejenak dan menundukkan kepala
sejenak untuk mengenang kepergian mereka khususnya Moses Gatotkaca, dan
perlu kita menambah strategi baru yang selama ini belum pernah digunakan
secara maksimal untuk mengkomunikasi kan aksi Moral ini.

Kita harus menghayati sejenak arti komunikasi yang mengandung arti
ART,SCIENCE AND TECNOLOGY.
Disini yang ingin saya sampaikan adalah penggunaan Teknologi dalam
penyampaian ide dan Tuntutan Reformasi

Untuk itu saya menyarankan media komunikasi yang relatif tidak dikuasai
oleh Penguasa seperti RADIO SIARAN SWASTA NASIONAL dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan reformasi kepada masyarakat khususnya di
perkotaan.

Adapun beberapa cara yang digunakan antara lain sbb :

1. Dialog antar Mahasiswa dan Pemuka Masyarakat, atau
mengundang langsung beberapa masyarakat yang diperkirakan dapat
mewakili secara kontinyu tiap hari.

2. Dialog antar Mahasiswa berbagai Perguruan Tinggi.

3. Secara bersamaan waktu untuk seluruh radio siaran di suatu kota
disiarkan tuntutan Aksi Moral, tiap hari dan secara kontinyu tiap
beberapa jam sekali.

4. Bila perlu disiarkan tuntutan berupa iklan dan relatif murah
biayanya.

5. Bila ada radio siaran swasta yang tidak mau menyiarkan walau
berupa iklan yang dibayar maka dapat dikenakan sangsi moral
yakni diboikot supaya tidak mendengarkannya yang akhirnya dapat
merugikan mereka sendiri.

6. Dan lain-lain dapat disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Hal ini perlu diupayakan karena saat ini sudah dalam situasi yang
panas, jadi semacam "cooling down" seperti pendapat beberapa posting di
milis ini. Juga kenyataan telah tewasnya 1 aparat dapat menyebabkan
mereka (aparat) akan lebih binal lagi. (karena frustrasi)

Tetapi aksi di dalam kampus tetap diadakan, dengan demikian tidak ada
alasan aparat untuk melibas kalian di garis depan.

Dan seperti Posting saya sebulan yang lalu momentum 20 Mei sebagai Hari
kebangkitan Kaum Muda dapat direalisasikan di lapangan secara serentak
dengan mengajak partisipasi rakyat, dan ini dapat di himbau melalui
media yang relatif belum tersentuh selama ini yakni Radio Siaran Swasta
Niaga yang pendengarnya meliputi hingga 75 % kawula muda.

satu kata satu aksi : ADILI $OEHARTO

BERSATU DALAM PERBEDAAN
BERBEDA DALAM PERSATUAN

Swarakalbu,

Khusus untuk adik-adik Kampus Sanata Dharma Yogya kami turut berduka
cita atas kepergian Pejuang Muda kita yang telah gugur.

***

Date: Sun, 10 May 1998 07:19:23 -0700 (PDT)
From: HAMBA ALLAH <>
Subject: Untuk perhatian para mahasiswa
To:

Beberapa hari yang lalu, saya membaca baik dari harian ibukota maupun
harian daerah(seperti waspada, jawa pos, dan sebagainya) bahwa
mahasiswa dalam melakukan aksinya, sudah tidak lagi dengan jalan
damai. Salah seorang perwira polri yaitu Letda(polisi) Dadang yang
menjabat kasat intel polres bogor meninggal sehabis menerima pukulan
dan aniaya mahasiswa.
Hai, rekan-rekan mahasiwa tidakkah anda malu dengan tindakan anda,
anda sebagai seorang dari kalangan akademis melakukan tindakan anarkis
yang mencoreng nama dunia pendidikan. Saya bisa maklum kalau anda
tetap melakukan aksi menuntut pemerintah untuk melakukan reformasi,
bahkan anda tidak gentar terhadap ancaman dari menteri Pendidikan dan
kebudayaan. Tetapi anda telah terpancing membuat keributan dengan
aparat yang notabene hanya menjalankan tugas dari atasannya.
Tidak tahukah anda bahwa di ABRI tersebut ada yang namanya unity
command dimana bawahan harus selalu patuh menjalankan perintah
atasannya. Kalian telah melawan/menganiaya para petugas yang notabene
hanya menjalankan tugas dari atasannya.
Dan ingat bagi rekan-rekan petinggi/PATI ABRI bahwa anda jangan hanya
hanyut dalam kemewahan yang anda rasakan selama ini akibat korupsi,
kolusi maupun nepotisme, tapi ingatlah sumpah sapta marga anda serta
pertanggung jawaban anda terhadap Allah SWT terhadap tindakan anda.
Berbuatlah sesuatu untuk negara ini, jika perlu galang kekuatan dari
satuan ABRI tertentu untuk menandingi kekuatan pasukan $uharto dan
mantunya(Prabowo).
Perlu diingat ungkapkanlah rasa marah anda atau tuntutan anda terhadap
baginda yang mulia $uharto, bukan terhadap golongan maupun suku
tertentu, karena musuh kita saat ini hanya satu yaitu BANDOT $uharto.
Anda tidak akan berhasil menumbangkan Regime $uharto hanya dengan
demo-demo yang anda lakukan, bekerja samalah dengan LSM-LSM di luar
negeri serta pers asing untuk menekan $uharto.
Akhir kata marilah bersama-sama kita lakukan penumbangan regime
$uharto dengan semangat persatuan tanpa memandang suku, agama, ras dan
golongan.
Merdeka
Merdeka
Merdeka
Merdeka
Tumbangkan Regime $uharto
Hidup Mahasiwa
Hidup angkatan 98

Salam perjuangan:
Kesatuan aksi mahasiswa'98

***

From: "demonstran solo" <>
To:
Subject: Kronologi Solo Berdarah
Date: Sat, 09 May 1998 20:31:22 PDT

KRONOLOGI AKSI SMPR 8 MEI 1998

08.35 Satu Truk Dalmas (Pengendali Massa) sudah siap Siaga di seputaran
kampus UNS, yakni sekitar Taman Budaya Surakarta.
09.05 Siswa-siswa SMU dengan mengendarai sepeda motor tiba di gerbang
kampus. Setelah melakukan konsolidasi sebentar kemudian mereka masuk ke
dalam kampus untuk mengecek kesiapan "kakak-kakak"-nya dalam
mempersiapkan aksi reformasi, karena belum begitu banyak massa yang
berkumpuk di lokasi (FS UNS) siswa SMU tersebut kembali keluar dari
kampus.
09.20 Meski aksi belum dilakukan militer terus menambah kekuatan dengan
mengirim sebanyak 5 truk militer berisi Polisi Dalmas lengkap dengan
peralatannya dan dua panser (1 panser gas air mata) yang mendongak ke
atas. Mereka menempatkan posisi di sekitar kampus,
09.30 SMPR memulai aksi dari halaman Fakultas Sastra UNS, dengan
dipimpin oleh Koordinator lapangan menuju ke boulevard UNS. Massa yang
ada di sepanjang jalan segera menggabugkan ke dalam barisan mengikuti
rally yang dilakukan oleh SMPR ambil sesekali meneriakan yel-yel.
09.40 Korlap aksi menuntut reformasi mengumumkan bahwa aksi segera
dimulai di gerbang kampus UNS, dan meminta agar massa yang ada di
sekitar lokasi aksi untuk merapatkan barisannya.
09.50 Siswa SMU berdatangan ke lokasi aksi dan segera menggabungkan diri
ke dalam barisan.
10.02 Agitator dengan mengendarai sepeda motor meneriakan ajakan pada
massa di sepanjang jalan Ir. Sutami untuk ikut aksi melalui megaphone.
10.03 Massa menyanyikan lagu Maju tak Gentar disambut yel-yel "Rakyat
Bersatu, Gulingkan Suharto menyambut gabungnya ratusan massa dari dalam
kampus. Setelah berhenti sejenak, massa mulai bergerak menuju jalan IR.
Sutami. Gelombang massa yang berasal dari ATW sejumlah 500-an dengan
dipimpin oleh 4 dosennya menambah jumlah massa yang kian menyemut.
10.08 Dengan dipimpin salah satu perangkat aksi, massa menyanyikan
penggalan lagu Gugur Bunga yakni "Gugur satu Tumbuh Seribu". Massa
dengan tertib duduk mendegarkan orasi-orasi yang dilakukan oleh beberapa
mahasiswa.
10.20 Tambahan bala militer datang lagi. Satu truk tentara dari Kostrad
dan satu truck Brimob lengkap dengan persenjataannya langusng membentuk
barikade di sisi timur lokasi aksi.
10.40 Massa pelajar dengan membawa spanduk besar bertuliskan API (Aksi
Pelajar Indonesia) menggabungkan diri dengan massa yang semakin maju
untuk "menduduki" jalan raya.
10.45 Massa mencapai 2500-an terus mendesak untuk maju ke tengah Jl. Ir.
Sutami, membuat lalu lintas menjadi terhambat.
10.46 Melihat massa yang bertambah banyak, warga masyarakat sekitar
kampus (bahkan tidak sedikit yang berasal dari luar kota) ikut
bergabung. Massa aksi mencapai 4500-an. Karena massa menguasi setengah
jalan, lalu lintas dari sebelah timur macet total sedangkan dari arah
barat perjalan dengan perhalan-lahan.
10. 50 Massa aksi mulai menguasai hampir tiga perempat bahu jalan
membuat lalu lintas baik dari arah barat maupun timur macet Pengendara
nampak mendukung aksi menuntut reformasi politik dan ekonomi, dukungan
yang diberikan adalah membunyikan klakson mereka.
10.52 Massa semakin bertambah banyak hampir mencapai 6000-an, membuat
lalu lintas dari sebelah timur di tutup total, total dan terdapat
beberapa bus dari arah yang terjebak dalam kerumunan massa.
10.55 Lalu lintas dari arah barat ditutup total.
10.56 Massa bertambah lagi dan hampir mencapai 7.000-an merapat dan maju
untuk menguasai jalan dan melebar ke arah barat mencapai depan halte bis
depan rektorat. Bus yang terjebak dalam lautan massa, oleh tim security
diberikan jalan sehingga dapat ke luar dari kerumunan kampus.
11.00 Massa menguasi jalan Ir. Sutami sepenuhnya.
11.02 Lagu Halo-halo Bandung menyemangati massa dan massa terus datang
secara bergelombang.
11.07 Pasukan Dalmas sejumlah dua sap yang sejak pagi disiapkan di TBS
digerakkan maju mendekat ke massa dengan diiringi dua panser yang
moncongnya mendongak mengarah ke massa.
11.10 Pasukan militer dengan tameng dan tongkat, Komandan Dalmas
mengancam akan membubarkan massa dengan tembakan peluru karet. Militer
maju, dengan massa berjarak kurang dari dua meter. Massa mulai marah
melihat provokasi militer yang nampak mengejek-ejek peserta massa.
11.15 Massa semakin menyemut hampir mencapai 10.000-an. Aparat maju satu
meter dan massa diprovokasi untuk maju.
11.19 Dengan diiringi dua panser dari belakang, militer semakin maju dan
langsung berhadap-hadapan dengan massa. Kapten Marsito (komandan pasukan
Dalmas) mengiltimatum agar massa mundur dan masuk ke dalam kampus. Massa
menyambut dengan teriakan "Allahu Akbar" . Massa semakin histeris.
11.24 Paukan militer dengan dua panser dibelakangnya ditambah beberapa
sap pasukan militer dibelakang panser semakin mendekat dan mencapai sisi
timur halte bis depan rektorat. Massa yang telah mencapai 12.000 lebih
semakin merapatkan barisan dan tetap bertahan
11.25 Korlap memperingatkan kepada massa bahwa Jum'atan akan segera
dimulai. Adzan dikumandangkan, massa yang beragama Islam mengambil
tayamun dan dengan tertib duduk. Sementara massa duduk tertib
mendengarkan adzan, militer yang berada di belakang panser bergerak ke
arah timur, melalui jalur lambat sisi sebelah selatan Jl. Ir Suatmi.
Pasukan yang berjumalh setengah kompi (50-an) membentuk barikade
sebanyak 3 lapis untuk memblokade gang-gang masuk kampung yang ada di
sebelah timur kampus. Nampak pasukan yang lapis belakang menenteng
senapan peluncur gas air mata yang siap diarahkan ke massa yang menyemut
di mulut gang.
11.30 Pasukan yang disebelah timur maju mendekati massa kurang lebih dua
meter.
11.35 Panser Water Cannon menyemprotkan air limbah, dan senapan gas air
mata ditembakan ke massa. Militer dengan brutal mendesak massa sambil
terus menembakan senapan gas air mata disamping Water Cannon terus
menyemburkan air limbah yang membuat gatal kulit. Massa panik dan
berlarian masuk dalam kampus. Beberapa orang terlihat berjatuhan pingsan
ada yang terinjak-injak diantara kerumunan massa. Massa masuk kampus dan
membalas dengan lemparan batu ke arah militer. Lemparan batu massa
dibalas tembakan peluru karet oleh pasukan militer. Peserta aksi
berjatuhan terkena tembakan, oleh tim medis PMI dan advokasi dilarikan
ke wisma tamu kemudian dengan ambulans dilarikan ke RS Muwardi. Ada
beberapa korban yang diambil pasukan dan sampai sekarang tidak diketahui
keberadaanya. Diketemukan beberapa proyektil peluru dan sejumlah
selongsongan peluru dimana diantaranya diduga peluru timah tajam.
12.10 Lemparan batu dari massa aksi mereda ketika perangkat aksi
mengajak sholat Jum'at. Sedangkan massa yang tidak sholat Jum'at diajak
mengumpulkan batu-batu yang berserakan dan mengumpulkan selongsongan
peluru yang ditembakan militer. Selesai sholat Jum'at, massa kembali
marah dan melempari batu melihat militer yang masih terus melakukan
provokasi. Lagi-lagi lemparan batu dari peserta massa disambut dengan
lemparan batu, tembakan peluru karet yang membabi buta, tembakan gas air
mata dan semprotan air limbah dari Water Canon. Militer merangsek maju
sambil memukul, menendang, menginjak-ijak dan menembaki peserta sampai
ke gardu satpam penjagaan kampus UNS. Seorang pelajar SMA terlihat
diseret ke seberang jalan setelah mengalami penyiksaan dengan dipukuli,
diinjak-injak.
12.25 Water canon, panser dan pasukan militer ditarik mundur beberapa
meter dari gerbang kampus setelah merangsek ke dalam kampus. Namun
militer masih terus menembaki massa, terlihat lima orang jatuh
tersungkur bersimbah darah. Hal ini membuat massa semakin marah dan
melakukan balasan dengan melempar bom molotov ke arah pasukan.
13.10 Bentrokan mereda dengan mundurnya pasukan militer sampai ke
seberang jalan sebelah selatan Jl. Ir. Sutami. Massa tetap bertahan di
depan gerbang kampus, sebagaian terkonsentrasi di dalam kapus, kurang
lebih 25 m dari gerbang dan berkonsolidasi di dekat pos satpam
penjagaan.
13.30 Tiba-tiba pasukan Dalmas menyerbu kembali dan masuk ke dalam
kampus. Massa berlarian ke kampus untuk menghindari serbuan militer ada
yang sampai ke dekat jembatan kampus UNS. Pasukan kembali balik menuju
gerbang kampus. Gantian massa yang mengejar pasukan militer dengan
melakukan lemparan batu, bom molotov. Militer menghamburkan peluru dari
senapannya, diduga keras terdapat peluru berproyektil timah tajam.
Tembakan yang membabi buta membuat peserta aksi terus berjatuhan terkena
tembakan. Massa semakin gencar memberikan balasan dengan lemparan batu
membuat pasukan militer mundur sedikit demi sedikit dan sampai ke
seberang Jl. Ir Sutami. Di sebelah barat kampus di depan Modern Foto,
penduduk setempat dan warga masyarakat dari berbagai daerah sekita Solo
yang tidak dapat masuk ke lokasi aksi, ikut melempari pasukan militer
dengan batu. Lemparan ini dibalas dengan serbuan mendadak oleh pasukan
militer, seorang mahasiswa dari Jogja dipukul sampai terpelanting,
melihat mahasiswa tersebut terjatuh, militer semakin buas untuk terus
memukul, menginjak, menendang dan diakhiri dengan sebuah tembakan jarak
dekat.
14.20 Melihat massa mundur, massa bergerak maju sampai depan gerbang
kampus. Massa melakukan pembakaran ban dan korlap memimpin massa untuk
mengucapkan "Sumpah Mahasiswa dan Rakyat". Perangkat aksi kembali
melakukan pengkonsolidasian massa. Setelah massa dirasakan solid, massa
bergerak maju ke jalan sambil menyanyikan lagu maju tak gentar. Massa
yang sudah berada di jalan menggelar bebas, sedikit demi sedikit massa
kembali memenuhi jalan Ir. Sutami sementara itu dua orang negosiator
melakukan negosiasi dengan Kapolres Solo Imam Suwangsa dan mimbar bebas
terus berlangsung. Massa aksi yang turun ke jalan mengecam tindakan
brutal militer terhadap peserta aksi.
15.0 Seseorang melaporkan kesaksiannya bahwa di depan Modern Foto,
terjadi kebrutalan militer yang membantai sekelompok penduduk, setelah
puas menginjak-injak, mendangi, memukuli militer yang berdiri
disampingnya mengacungkan senjatanya, terdengar sereretan bunyi
tembakan. Melihat orang tersebut rubuh bermandikan darah, penduduk yang
hanya menyaksikan aksi diseret dan dilemparkan ke dalam mobil ambulans.
Masih menurut saksi mata tersebut, penduduk yang dibantai tersebut
dilarikan ke arah barat. Sampai sekarang belum jelas keberadaan dan
identitasnya.
15.15 Massa melanjutkan aksi dengan damai, berkali-kali didengungkan
yel-yel "Rakyat Bersatu, Turunkan Suharto", diselengi lagu Indonesia
Raya, Syukur dan Hymne Darah Juang.
15.30 Aki yang semula berjalan dengan tertib, sontak kembali kacau
tatkala ada keributan di dibawa jembatan penyeberangan (kurang lebih 15
meter sebelah barat kampus). Keributan tersebut bermula dari keinginan
warga masyarakat untuk bergabung dengan massa aksi dihalangi pasukan
Huru-hara. Massa yang sudah terlanjur "panas" langsung bereaksi
melempari militer dengan batu ke arah pasukan militer yang persis
dihadapan massa. Lagi-lagi lemparan batu, dibalas dengan tembakan dari
senapan lars panjang dan tembakan gas air mata, dan mengejar massa
disertai dengan sabetan rotan dan pemukulan. Massa menjadi kacau,
berlarian ke dalam kampus sambil membalas dengan lemparan batu. Dalam
bentrokan yang ketiga ini banyak peserta aksi yang mengalami luka-luka
terutama bagian kepala, dan luka tembakan karena dipukul rotan. Dari
dalam kampus massa terus melakukan pembalasan dengan pelemparan batu dan
bom molotov. Ketika situasi mereda, dua orang petugas medis dari PMI
Surakarta yang bermaksud menolong warga di depan kampus agak sebelah
barat dianiaya militer. Satu orang dipukuli dan ditendangi, serta
diancam kalau berani menolong peserta aksi akan ditembak. Yang seorang
lagi disandera oleh militer, kemudian oleh tim medis PMI diambil, namun
kartu identitasnya ditahan.
16.30 Massa ditarik mundur ke dalam gerbang kampus, namun ada sebagian
yang tetap bertahan di batas paving dengan jalan aspal dengan sesekali
melempari militer dengan batu. Korlap memberikan penjelasan-penjelasan
bahwa aksi hari ini memiliki kemenangan secara politik, meski korban
yang berjatuhan sangat banyak. Tim medis PMI melaporkan bahwa sebuah
unit mobil ambulans yang digunakan untuk mengangkut korban diperlakukan
kasar oleh militer, dengan cara digedor-gedor dan memaki sopirnya yang
intinya PMI tidak boleh melakukan pertolongan kepada peserta aksi.
16.45 Sebagian massa melakukan sholat ashar di samping pos satpam
penjagaan, sedangkan yang lain duduk-duduk di sepanjang boulevard.
17.00 Korlap terus melakukan orasi, menyemangati peserta aksi dan terus
membakar massa untuk terus melakukan perlawanan untuk menumbangkan
pemerintahan Soeharto yang korup.
17.50 Massa dibubarkan, namun tidak segera langsung meninggalkan tempat.
Lama kelamaan massa berangsur-angsur bubar dengan cara masuk ke dalam
kampus. Pasukan Dalmas meninggalkan lokasi aksi dengan menaiki truk,
sepanjang perjalanan mereka bersorak-sorai dan menyanyikan lagu-lagu
kemenangan perang.
16.15 Kampus sudah bersih dari peserta aksi maupun pasukan militer.


Direvisi Tanggal 9 Mei 1998 Pukul 23.00
Komite Advokasi Mahasiswa

***

From: "demonstran solo" <>
To:
Subject: Korban Kekejaman dan Kebrutalan Militer di Solo
Date: Sat, 09 May 1998 20:43:07 PDT

DAFTAR NAMA-NAMA KORBAN KEKEJAMAN MILITER
DI BOULEVARD UNS JUM'AT 8 MEI 1998

NO NAMA ALAMAT KETERANGAN
1 Abas STM I Terkena gas air mata
2 Adi Sudaryatmo FE UKS Terkena gas air mata
3 Afri FH Terkena gas air mata
4 Agung ATW Terkena gas air mata
5 Agung FE UNS Tangan kiri terluka
6 Agung Ngoresan Terkena gas air mata
7 Agus SMEA Cokro I Terkena gas air mata
8 Agus Mojolaban Kepala dipukuli, tangan kanannya berdarah
9 Agus ATW Ditembak
10 Agus Haryanto FH UNISRI Kepala bagian belakang terluka
11 Agus Priyanto STM Muh 1 KRA Terkena gas air mata
12 Ajib Banyu Anyar Terkena gas air mata
13 Akhmad R Terkena gas air mata
14 Amin FH UNS Terkena gas air mata
15 Andi Warga Jaten Dipukuli sehingga luka-luka
16 Andre Adilaksa FS UNS Terkena gas air mata
17 Andre N Rahmanto FISIP UNS Dipukul dan terluka tangannya
18 Ani Suratman Jaten Terkena gas air mata
19 Anik FS UNS Terkena gas air mata
20 Anto Kerjosari Terkena gas air mata
21 Apri Sugeng Terkena gas air mata
22 Ari SMU Muh 1 Dipukuli kaki kiri luka, sesak napas
23 Aries Grogolan Kepalan dipukuli sampai pingsan
24 Arif UTP Pantat bagian kanan ditembak
25 Aris Pucangsawit Terkena gas air mata
26 Aris SMP TP Terkena gas air mata
27 Arum FKIP UMS Terkena gas air mata
28 Arum Plembur Mojolaban Terkena gas air mata
29 Asih Styono Sragen Rawat Inap
30 Asno UTP Pelipisnya sobek, kakinya terluka
31 Ateng FT UNS Terkena gas air mata
32 Ayub Fathoni FISIP UNS Terkena gas air mata
33 Aziz S FS UNS Terkena gas air mata
34 Bagong Terkena gas air mata
35 Bakoh Jati Terkena gas air mata
36 Bambang Ngasinan Kakinya terluka
37 Bambang UNISRI Dipukuli kepalanya oleh aparat
38 Bambang UMS Dipukuli aparat sehingga luka-luka
39 Bambang Purwadi Jombor Klaten Pelipis kanan rebok terserempet peluru
40 Bambang Wijanyanto ISI Yogya Kepala bagian belakang terluka
41 Bari MIPA UNS Terkena gas air mata
42 Barkah ATW Terkena gas air mata
43 Beni Sragen Kakinya berdarah
44 Budi FH UMS Dipukuli aparat sehingga rontok giginya
45 Budi Haryono FT UMS Terkena gas air mata
46 Budi Prihartanto Panggungrejo Terkena gas air mata
47 Budi Santosa FE UNISRI Rawat Inap, Ditembak, digebuk, tangan kanan
patah
48 Budi Utomo Undip Dipukuli kakinya oleh aparat,juga terkena batunya
59 Budi Yulianto UMS Paha kiri tertembak peluru
50 Budiono STSI Terkena gas air mata
51 Chekora Kartasura Terkena gas air mata
52 D. Agus Budi Santosa Grogolan Wetan Dikeroyok militer dan digebukui,
ditendang, diinjak-injak yang menyebabkan kepala bocor, siku kanan
memar, sisi lambung terasa nyeri. Harus rawat inap
53 Dede Medan Terkena gas air mata
54 Didik FS UNS Ditembak pada dada kanan
55 Dodik ATW Dipukuli
56 Dwi Warga Pucang sawit Sempat dibawa ambulans Polres
57 Dwi Aryanto API Dianiaya aparat dengan dipukuli, diinjak-dinjak oleh
lebih dari 5 orang dan sempat disandera militer
58 Dwi Indah Setyowati Sesak nafas sempat dibawa ke RS untuk diberi
oksigen
59 Dwi Purwanti FS UNS Terkena gas air mata
60 Dwi Santosa SMA TP Tangan kirinya tertembak peluru
61 Dwi Suparno Ngasinan Terkena gas air mata
62 Dwi Susanto Ngasinan Terkena gas air mata
63 Edi S SMKI (API) Kepala bagian belakang terluka
64 Eko UTP Terkena gas air mata
65 Eko STM TP Terkena gas air mata
66 Eko Rudjito FS UNS Kena tembak pada lehernya
67 Ema FS UNS Terkena gas air mata
68 Endro SMU MUH I Solo Telapak kanan berdarah, jatuh dan dipukuli
69 Eri FE UMS Badan memar kena gebukan rotan
70 Eri Sugito Terkena gas air mata
71 Ermi FS UNS Terkena gas air mata
72 Fadli Hidayat FE UMS Terkena gas air mata
73 Fatoni UMS Terkena gas air mata
74 Fitri Terkena gas air mata
75 Giyarto Ngringo Jaten Rawat Inap
76 Gunadi FKIP UMS Tertembak tangan kanannya
77 Gunawan Terkena gas air mata
78 Hamzah Sugito UT Terkena gas air mata
79 Hartanto Kapringan Kaki kiri kena pukul
80 Hartanto Kentingan Terkena gas air mata
81 Haryanto UNS Kepala bocor
82 Haryanto dirawat di PKU Muhammadiyyah
83 Hasan MIPA Terkena gas air mata
84 Hendriyono ATW Terkena gas air mata
85 Heri AUB Dipukuli dan ditendang, luka terbuka bagian kepala (bocor)
86 Heri STM Adi Sumarmo Ditembak bawah mata kiri
87 Heri STSI Terkena gas air mata
88 Heri Setiawan Dahinya bocor
89 Heriyanto ATW Ditembak mata kirinya
90 Ibrahim ATW Terkena gas air mata
91 Imanuel UTP Terkena gas air mata
92 Indrigura ATW Kepala sobek kena pentungan
93 Joko ABA Terkena gas air mata
94 Joko Mulyono SMU N 8 Terkena gas air mata
95 Joko Sugiarto Bibis Baru Terkena gas air mata
96 Joko Suparno Bibis Baru Lengan kanan ditempabk
97 Joko Supriyanto Kentingan Terkena gas air mata
98 Juanda FH UNS Kepala bocor, mata kiri tidak bisa dibuka akibat
dipukuli, CC menjalani rawat Inap
99 Juanda FE UNS Tertembak kaki kirinya
100 Juni (18 th) Pucangsawit Ditembak pipi kanan
101 Kasmono Terkena gas air mata
102 Khori Warga Klaten Terkena gas air mata
103 Kiki FH Terkena gas air mata
104 Kristianto API (pelajar) Terkena gas air mata
105 Kristianto SMA TP Terkena gas air mata
106 Kusharyono FE UNS Betis kanannya berdarah
107 Lilik Semanggi Dahinya bocor
108 Lilik Paryanto Kentingan Pelipis Kanan bocor, CC akibat kepalanya
digebuk dan dinjak-injak menjalani rawat Inap
109 Linda UMS Terkena gas air mata
110 M Irsyad FT Sipil UMS Terkena gas air mata
111 M Subchan Nusukan Terkena gas air mata
112 M. Mahim Ditembak kepala
113 Mahendra FE Luka-luka
114 Mansyur Jagalan Terkena gas air mata
115 Margi Dawung Rahang kanan bawah memar dan benjol-benjol
116 Muh. Manin FT UNS Bdannya memar-memar akibat dipukuli dengan rotan
117 Muh. Masyur UMS Pantat bagian kanan ditembak
118 Muh. Rosyid STM BK Kra Ditembak pada dada kanan
119 Muh. Rubin SMU 6 Solo Tangan kanannya patah
120 Muhammad FKIP INS Terkena gas air mata
121 Muhari FH UNS Kepala bagian berlakang terluka
122 Munawar Harjopuran Pasar Kliwon Ditembaki paha kiri dan lututnya,
kaki kirinya patah
123 Muqorobin FH UNIBA Lengan kanannya patah, menjalani rawat Inap
124 Muryanti Bibis baru Ditembak kaki kanan
125 Nandar FS UNS Kepalanya mengalami luka cukup serius setelah dipukuli
126 Natalius SMU 8 Mulutnya terkena lemparan batu
127 Nunuk Kentingan Punggungnya tertembak peluru
128 Nurohim ATW Terkena gas air mata
129 Nurohmadi FKIP UNS Terkena gas air mata
130 Nurohni UMS Luka-luka di tangan
131 Peking AAP Dipukuli kakinya sehingga luka-luka
132 Ponadi Warga Pucangsawit Dibawa ambulan Polres
133 Pugah Timuran Terkena gas air mata
134 Puguh Priyobandan Luka di kepala bagian belakang
135 Puji Wiyanto STM K Terkena gas air mata
136 Pujo FKIP UNS Terkena lemparan batu
137 Purwanto Bibis Baru Paha kiri tertembak peluru
138 Rahmat UMS Luka-luka di pipi kanannya
139 Rahmat Arief FE Luka pada kaki sehingga pincang
140 Ranto Ledoksari Kepala bagian belakang berdarah
141 Ribut Wiyanto Cemani Luka-luka pada sekujur badannya
142 Rina FS UNS Terkena gas air mata
143 Rina UNISRI Luka-luka pada Mata dan kaki
144 Ririn FE Unisri Pelipis kanan robek
145 Rivai Dadanya teluka akibat kena tembakan peluru
146 Riyanto FKIP Terinjak-injak waktu massa diserang aparat
147 Robert SMA Tri Pusaka Luka di kepala
148 Rofiq FS UNS Terkena gas air mata
149 Rohadi SMP 8 Tangan kirinya harus dijait akibat tertembak peluru
150 Roni Pucangsawit Terkena gas air mata
154 Saeful Mustofa ATW Terkena gas air mata
155 Sahirua Kepala bagian belakang terkena tembakan peluru
156 Saimatun FKIP UNS Luka-luka pada kaki
157 Sartono ATW Rawat Inap
158 Sartono ATW Terkena gas air mata
159 Sengro FH UNS Terkena gas air mata
160 Shopan Cahyono STM Cokroaminoto Badannya tertembak
161 Slamet FT UMS Terkena gas air mata
162 Slamet Riyadi SMP 14 Terkena gas air mata
162 Sofi UMS Ditembak luka di kepala
164 Sofudin FE UMS Kepala bocor terkena lemparan batu
165 Srihartini Kentingan Terkena gas air mata
166 Sriyanto ATW Terkena gas air mata
167 Sriyanto Jagalan Terkena gas air mata
168 Sriyanto FKIP UNS Terkena gas air mata
169 Sriyatno Warga Sragen Terkena lemparan batu sehingga kakinya terluka
170 St. Tri Guntur FISIP UNS Dipukul, dinjak, oleh aparat sehingga
punggung dan kepala luka
171 Subur Cahyo KSR PMI Solo Dipukuli aparat saat akan menolong korban
172 Sudadi Rawat Inap
172 Sugiyarto Poltek Pratama
173 Sugiyarto Karang Anyar
174 Suharti Pucangsawit Sesak napas kena gas, pingsan dan dinjak-injak
175 Supardi FISIP UNISRI Tangan kirinya terluka kena tembakan.
176 Suparno Kebakramat KRA Kena lemparan batu
177 Suryani Sekarpace Rawat Inap
178 Suryo Warga Pucangsawit Sempat dibawa ambulans Polres
179 Sutat UMS Terkena gas air mata
180 Sutiyanto Jebres Terkena gas air mata
181 Syaiful Munri ATW Luka-luka di kepala dan mendapatkan jahitan
182 Syarif Aminudin STAIN Kepala sebelah kiri terluka dan lengannya
tertembak menjalani rawat Inap
183 Syarifudin UMS Pelipisnya sobek
184 Tastomo Mutihan Pajang Terkena gas air mata
185 Taufik UMS Terkena gas air mata
186 Tomy FS UNS Terkena gas air mata
187 Tomy Herlambang FH UNS Ditembak bagian punggung kanan
190 Topan ATW Diseret,dipukul serta dianiaya oleh aparat
191 Totok UNS Terkena gas air mata
192 Totok UMS Sesak napas, dan badannya penuh luka
193 Trias Murdo KSR UNS Dirampas identitas dan dipukuli aparat saat
menolong korban
194 Tukino Kp. Sewu Kaki terluka
195 Tyas FKIP UNS Luka di kepala bagian belakang dan lenggannya.
Menjalani rawat Inap
196 Uap Purnomo FE Luka-lika pada kepala
197 Udin UNS Terkena gas air mata
198 Udin UMS Tangan kanan ditembak
199 Ulin Arifudin UTP Terkena gas air mata
200 Unggul FS UNS Terkena gas air mata
201 Wahyu Cahyono Sumber Mendapatkan perawatan Inap
202 Wawan FKIP UNS Terkena gas air mata
203 Wawan FE Dipukuli aparat
204 Wisnu STSI Rawat Inap
205 Wisnu Warga Jagalan Terkena gas air mata
206 Wiwied Karanganyar Terkena gas air mata
207 Wiwik Mojolaban Terkena gas air mata
208 Wiwit Sragen Terkena gas air mata
209 Yakup FE Luka-luka pada dahi
210 Yanto Atmajaya Terkena gas air mata
211 Yoga STM Pancasila Terkena gas air mata
212 Yoga SMKPancasila Ditembaki pada punggungnya sebanyak 2 tempat
213 Yohan Poltek Pratama Terkena gas air mata
214 Yohanes API (pelajar) Terkena gas air mata
215 Yoyok ATW Rawat Inap
216 Yudi Nugraha STM I Cokroaminoto Kepala sebelah kiri terluka,
mengalami CC dan dirawat Inap

Diduga ratusan korban yang berjatuhan namun tidak mendapatkan perawatan
P3K oleh tim medis PMI karena terbatasnya obat-obatan yang dimiliki dan
terbatasnya tempat perawatan sehingga mereka harus ke RS sendiri.

DAFTAR KORBAN YANG HARUS MENJALANI RAWAT INAP DI RS MUWARDI
1 Asih Styono FS UNS Kepala kanan luka, telinga kanan mengeluarkan darah
terus menerus dari dalam, pelipis atas mata kanan bocor Mawar II/6
2 D. Agus Budi Santosa Grogolan Wetan dikeroyok militer menyebabkan
Kepala bocor, siku kanan memar, lambung kiri nyeri setelah diinjak-injak
Mawar II/6
3 Heriyanto ATW Mata kiri kena tembak, kaki kanan memar-memar Mawar II/6
4 Juanda FH UNS Kepala bocor, mata kiri tidak bisa dibuka akibat
dipukuli militer, tangan kiri terluka Mawar II/6
5 Lilik Paryanto Kentingan Pelipis kanan bocor Mawar II/8
6 Muthorobin UNS Patah lengan kanannya Mawr II/7
7 Sudadi RT 5/III FKIP UNS Kepala bagian belakang bocor dipukul dan kena
tembak Mawar II/8
8 Sugiyanto Gunung Wijen Ngeryo Dipukuli militer sehingga pelipis,kepala
belakang bocor,mulut dan tangan luka-luka. Mawar II/8
9 Syarif A STAIN Kepala, lengan kena tembak Mawar II/7
10 Tias
FKIP UNS Bocor kepala bagian belakang dan tangganya dipukuli militer
Mawar II/8
11 Wahyu Cahyono Sumber CC Mawar II/6
12 Wisnu Mawar II/6
13 Yoyok UNISRI CC Mawar III
14 Yudi SMEA Cokro dipukul Jidat bocor, CC Mawar II/7

Sedangkan untuk Budi Santosa (UNISRI) yang mengalami CC, Arif Nugroho
(Mondokan Jebres) yang mengalami fractur, Sartono (identitas belum
jelas) mengalami CC, Suryani (warga Sekarpace) mengalami CC oleh pihak
RS terdaftar dirawat di Mawar II namun keempat korban tidak ditemui di
kamar perawatan. Belum jelas keberadaaanya sampai sekarang. Juga Shopan
Cahyono (STM I Cokroaminoto) oleh teman-temannya dibawa ke RS namun
sampai sekarang belum diketahui di kamar mana ia di rawat.

Daftar orang yang diketahui keberadaannya
1. Beni, 20 th warga Manahan
2. Iswanto ATW
3. Rahmat Iqbal (UMS) dengan kondisi tertembak kepala dan punggung oleh
seorang temannya dinformasikan belum kembali ke tempatnya
4. Agus Ariyono, warga Pasar Nongko (Jl. Nusa Indah) belum kembali ke
rumah dengan kondisi kemungkinan dia tertembak.
5. Ada informasi 4 orang dibawa ke laboratorium forensik. Belum jelas
benar identitasnya, dan bagaimana keadaannya. (Info dari dokter muda)

Ada indikasi kuat, dengan kesaksian dari berbagai pihak mulai dari
peserta aksi, penduduk/warga sekitar kampus, wartawan maupun tenaga
rumah sakit, bahwa kebrutalan militer yang menyebabkan Kentingan
Berdarah telah menyebabkan hilangnya dua nyawa manusia. Namun sampai
saat ini, pihak-pihak keluarga, sanak saudara dan teman-temannya,
melakukan pelaporan apakah ada kemungkinan yang bersangkutan
"menyembunyikan" dirinya atau memang terjadi penangkapan, dan
kemungkinan terburuk terjadi pembunuhan terhadap peserta aksi.

Dua petugas kesehatan dari PMI Surakarta dan KSR unit PMI UNS (Trias dan
Subur) disandera oleh militer. Trias, identitasnya dirampas setelah
mendapatkan pukulan saat menolong korban. Begitupula dengan Subur
Cahyono mendapat pukulan-pukulan dari militer. Mobil ambulans yang
digunakan untuk mengakut korban ke RS pun tidak lepas dari tindak
kekerasan militer. Sebuah mobil ambulans PMI dihalangi militer dan
digedor-gedor agar tidak lagi menolong mahasiswa/masyarakat yang
luka-luka.

Ada informasi bahwa beberapa korban dibawa ke RS dr. Oen sebanyak 2
orang yakni Adi (identitas belum jelas), dan seorang warga Jagalan yang
belum diketahui identitasnya. Ada juga yang dibawa ke PKU, (Haryanto,
alamat belum diketahui) dan terakhir ada kabar bahwa ada juga yang
dibawa ke YARSIS. Kemungkinan besar ada pula korban yang dibawa ke RST
Slamet Riyadi oleh pihak militer.

Klarifikasi ini direvisi kembali pada tanggal 9 Mei 1998
Pukul 00.05 WIB

Oleh Komite Pembelaan Mahasiswa untuk Aksi Redormasi

***

From: "Jed Romokoy" <>
To:
Subject: Patriotis yang terlupakan
Date: Sun, 10 May 1998 13:32:37 PDT

Salam KEMERDEKAAN....

Saya adalah golongan buruh (yang sekaligus alumnus perguruan tinggi
swasta di Jakarta) yang boleh dikatakan sebagai golongan menengah...,
saya ingin mengangkat hormat setinggi-tingginya bagi adik-adik mahasiswa
yang dalam perjuangannya sudah menembus pengorbanan mental,fisik dan
materiil dan bahkan darah bagi tanah air kita bersama. Penting untuk
adik-adik ketahui bahwa setelah mengamati pergerakan reformasi
akhir-akhir ini, kami ikut/turut merasakan segala perasaan sedih, gemas,
emosi, amarah membara dan merasakan bakaran jiwa patriotis di dalam kami
( setelah berdiskusi dengan lebih dari puluhan kawan-kawan segolongan
saya).
Untuk itu kami memutuskan untuk ambil bagian dalam gerakan adik-adik ini
dan dalam waktu dekat, kami akan memunculkan diri dan bergerak.
Agar adik-adik ketahui, bahwa kalian tidak sendirian dalam berjuang..,
kalian mempunyai kakak-kakak yang sedang siuman dari tidurnya dan
terbangun oleh darah adik-adik yang menyentuh hati kami.
Kami akan menyatukan diri, pikiran, kekuatan dan seluruh fasilitas yang
kami miliki untuk segera bergerak. Dan untuk itu kami ( dari golongan
tengah) menyatakan kepada seluruh golongan dalam lapisan nasional dan
internasional untuk membentuk diri kalian dalam wadah
kesatuan/club/persatuan/organisasi/lembaga atau bentuk apapun yang dapat
menjadi kesatuan kekuatan nasional untuk bersegera menyertai adik-adik
kita yang tercinta, yang telah mengorbankan keringat dan darah,nama
baiknya, prestasi akademis, uang, keamanan diri untuk tanah air
tercinta.

Tuntutan kami adalah reformasi politik sebagai awal dari segala
perubahan yang diperlukan, menuntuk seluruh tahanan pro-demokrasi
seperti Sri Bintang Pamungkas, Ratna Sarumpaeng dan seluruh aktifis
mahasiswa yang diculik untuk DIBEBASKAN SEGERA.

Seruan kepada Media massa
Jangan kecut dan takut, walaupun suharto/wiranto/mokodongan mengancam
kalian.., tingkatkan sisi profesionalisme kalian dan ingat bahwa kalian
adalah penguak fakta dan perbanyak foto dan segala bukti ke-brutalan
ABRI dan POLRI agar dunia melihat ke-bobrokan rezim suharto sudah
di-ambang pintu kehancuran.

***

From: "rakyatku sedihku" <>
To:
Subject: Gejayan Kelabu Terulang Kembali
Date: Sun, 10 May 1998 19:28:23 PDT

YOGYAKARTA MEMBARA, KORBAN BERJATUHAN
GEJAYAN KELABU SELASA (4/2/1998) TERULANG KEMBALI

Jum'at Tanggal 7 Mei 1998, Seluruh peserta aksi unjuk rasa diikuti oleh
mahasiswa dari IKIP Karangmalang, UGM turun ke jalan Gejayan dengan
orasi-orasi dan membawa spanduk bertuliskan "REFORMASI YANG KAMI
INGINKAN, BUKAN SEBUNGKUS NASI" , "TURUNKAN HARGA atau
TURUNKAN SUHARTO". Aksi ini dimulai sejak pukul 10.00 dan massa
mulai banyak berdatangan ditambah penduduk sekitar, sedangkan disebelah
selatan tepatnya di depan Hotel Radisson aparat berpakaian lengkap (Tameng,
Pentungan, Senjata dan Gas Air mata) berjaga-jaga. Hari semakin siang
para pengunjuk rasa sudah mulai bergerak mendekati tempat aparat.
Setelah menjelang Ashar Kapolres Sleman kemudian mendekati para
pengunjuk rasa kemudian menghimbau agar aksi segera diakhiri mereka
memberi jangka waktu 15 menit, entah darimana tiba-tiba ada yang mulai
melempar batu ke arah aparat sebelum 15 menit berlalu aparat sudah mulai
menyerbu dengan didahului tembakan Gas Air Mata ke arah pengunjuk rasa.
Tak begitu lama terdengar jeritan dimana mereka semua lari tunggang
langgang ada yang masuk kekampung-kampung dan ada yang masuk kekampus
suasana jadi kacau balau hingga sampai malam. Masa yang yang marah
kemudian mulai merusak fasilitas-fasilitas umum yang ada dijalan
Gejayan. Kejadian di Gejayan ini menorehkan sakit hati bagi kalangan
mahasiswa memenuhi badan jalan di Gejayan. Tidak berbeda jauh di jalan
Solo aksi serupa juga terjadi antara aparat dan mahasiswa IAIN Sunan
Kalijaga tidak berbeda jauh malah disini lebih parah dibanding Gejayan
aparat sudah berani menginjak-injak Masjid padahal disitu baru ada
Jema'ah yang baru sembahyang untung Kapolres turun tangan dengan
menyuruh aparat keluar meskipun bukan dari kesatuannya. Dan malam
harinya suasana di Jalan Gejayan dan Jalan Solo jadi gelap dan mencekam
...karena lampu-lampu penerangan semua hancur batu berserakan
dimana-mana Pos Polisi, Mobil, Box Telpon dan fasilitas-fasilitas
lainnya rusak. Masyarakat sekitar tidak berani keluar banyak Aparat
Berpakaian Preman berkeliaran dalam kejadian ini satu orang meninggal
Mosses Gatutkaca, yang terluka dan banyak Mahasiswa yang hilang yang
sampai saat ini entah dimana rimbanya.


rakyat_sedih
Liputan
Dari Yogya

***

From: "Satrio Lanang" <>
To:
Subject: Alumnus Gadjah Mada pendukung Reformasi
Date: Sun, 10 May 1998 20:47:01 PDT

Sebagai alumni Universitas GAdjah Mada 1989 saya merasa salut dengan
perjuangan adik-adik mahasiswa lewat aksi-aksi unjukrasa yang menuntut
untuk segera diadakan reformasi di negeri ini. Mengingat domisili saya
saat ini yang cukup jauh dari Kota Yogyakarta, saya agak kesulitan
mengikuti kejadian-kejadian yang berkaitan dengan unjuk rasa yang
berlangsung di kota Yogyakarta (daerah asal saya), sementara media massa
yang ada saat ini sangat kurang berimbang dalam menyampaikan informasi
kecuali melalui internet ini. Saya mohon kepada teman-teman yang tinggal
di Yogya untuk bisa menjalin komunikasi dengan saya terutama memberi
informasi tentang kejadian-kejadian sehubungan unjuk rasa mahasiswa yang
belakangan marak, saya lebih percaya informasi yang berasal dari
teman-teman sekalian dari pada informasi dari media massa resmi.
Teman-teman yang bersedia bisa menghubungi saya di email saya :
atau [email protected]
Kepada adik-adik mahasiswa, teruskan perjuangan kalian, waspada terhadap
provokasi.

Satrio Lanang21

***

From:
Date: Mon, 11 May 1998 08:25:52
To:
Subject: Pernyataan

Kami alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dengan ini
menyatakan:

1. Mendukung aksi keprihatinan mahasiswa di seluruh tanah air.

2. Menuntut ABRI untuk mengungkapkan kasus penculikan yang melanggar HAM.

3. Meminta MPR untuk menyelenggarakan Sidang Istimewa untuk mengganti
mandataris.

4. Menyesalkan pernyataan Wapres Habibie yang menganggap bahwa SI MPR
merupakan pelecehan terhadap demokrasi.

5. Meminta ABRI untuk menjadi penengah dan stabilisator yang netral dalam
suksesi kepemimpinan, tanpa perlu adanya jatuh korban.

Mari kita laksanakan amanat hati nurani rakyat ini dengan damai
menuju kepada negara Indonesia yang sejahtera.

Alumni Fakultas Teknik
Universitas Indonesia,

Indra Muhasan
---------------------
(dikirim via Cyberspace).

***

Date: Mon, 11 May 1998 04:36:30 -0500
From: Galang Rambu Anarkhi <>
To: <>
Subject: Rusuh di Samarinda

KRONOLOGIS AKSI RUSUH MAHASISWA UNMUL, 07 & 08 MEI 1998

09.20 Aksi dimulai dengan Mimbar Bebas di Fakultas Ekonomi
Universitas Mulawarman. Pada saat berlangsungnya mimbar bebas
tersebut ternyata kedapatan satu orang intel yang disambut dengan
lemparan batu sehingga intel tersebut bergegas melarikan diri dari
amukan mahasiswa.

10.20 Aksi dilanjutkan dengan keliling kampus dan membentuk
barisan. Massa semakin bertambah karena melewati UKM, FKIP, Fahutan
dan mahasiswa hingga akhirnya menjadi ratusan. Mereka bergerak ke
luar kampus menuju pintu utama, tetapi ternyata sudah lebih dahulu
diblokir oleh pasuka anti huru-hara.

10.45 Karena dihadang, maka mahasiswa berbelok melewati jalan
setapak di samping Fakultas Kehutanan. Melihat hal tersebut, aparat
bergegas memagari Jl. S. Parman (eks. Ruhui Rahayu). Hadangan
tersebut dibalas dengan pembakaran ban bekas dan kemudian didorong ke
arah aparat, sehingga mundur ke belakang dan memperketat barisan
khususnya untuk memblokade mahasiswa agar tidak bergerak ke arah JL.
Dr. Soetomo.

11.00 Mahasiswa berbelok ke Jl. Tekukur, berlanjut menyusuri Jl,
Gatot Subroto, Jl. Merak. Saat mereka tiba di Jl. AM. Sangaji,
kembali lagi mereka mendapat hadangan petugas. Sekitar 500 mahasiswa
yang berusaha mendobrak blokade, namun gagal.

.... (pengejaran)

Mahasiswa yang dikejar lari bersembunyi ke rumah penduduk
bahkan ada yang disembunyikan penduduk di atas plafon (loteng)
Aksi serupa juga terjadi di sekitar halte Jl. S. Parman oleh
Mahasiswa yang tidak dapat menembus blokade petugas. Mereka tetap
bertahan di tempat. Tak lama ada dua orang mahasiswi yang
berinisiatif mendekati aparat dengan membawa bunga. Pimpinan barisan
yang didekati menolak bunga tersebut. Tetapi kedua mahasiswi tetap
mencoba kepada petugas lainnya sambil mengatakan bahwa bunga tersebut
disampaikan untuk anak istri mereka sebagai salam bahwa mereka sedang
memperjuangkan nasib dan aspirasi mereka juga. Petugas tersebut
tetap tidak bergeming mendengar ungkapan-ungkapan "tulus" tersebut,
tetapi dengan setengah berbisik petugas tersebut mengatakan "Kita
sama, Dik".
...
14.40 Terjadi pengejaran membabi-buta terhadap para mahasiswa oleh
aparat.Mahasiswa yang terkejar dipukul habis-habisan oleh aparat ,
dengan sasaran pemukulan pada bagian kepala.
Motor-motor mahasiswa dan penduduk yang diparkir
jungkirbalikkan dan dirusak petugas
Seorang mahasiswi yang ingin mengamankan motornya dipukul
dari belakang dengan rotan sehingga terjatuh dari motor.


KRONOLOGIS AKSI GABUNGAN MAHASISWA, 08 MEI 1998

08.00 Mahasiswa mulai bergerak dari kampus Universitas Widya Gama
melintasi Jl. M. Yamin. Massa sejumlah 70-an yang mengenakan
almamater Widya Gama tersebut bernyanyi menggelorakan semangat di
sepanjang jalan.

08.15 Sekitar 600 meter mereka bergerak, ketika melintasi kampus
STIMIK Widya Cipta Dharma massa dari kampus ini turut bergabung
dengan mengenakan almamater juga. Jumlah 68 orang.

08.30 Massa dari Univ Widya Gama dan STIMIK berkumpul di depan
gerbang kampus UNMUL menunggu massa dari mahasiwa UNMUL yang juga
sedang bergerak.

09.15 Massa dari UNMUL turut bergabung dengan massa yang menunggu
di depan gerbang. Beberapa di antara mahasiswa menghinformasikan
bahwa pasukan Dalmas (pengendalian massa) telah menunggu di depan
Gedung PKK dan pertigaan yang jarak sekitar 1 km dari lokasi
berkumpul massa.

Setelah mengatur barisan dan komandan lapangan memberikan beberapa
kesepakatan-kesepakatan yang harus di patuhi massa demonstran.

09.30 Massa berjumlah sekitar 1000 mahasiswa mulai bergerak,
menyusri Jl. Yamin. Aksi massa memacetkan lalu lintas jalan dengan
lebar 16 meter dan dibagi 2 jalur ini. Beberapa warga masyarakat umum
yang simpatik turut bergabung dalam barisan ini.

09.45 Massa terus bergerak bernyanyi dan meneriak yel-yel Hidup
Rakyat dan 5 mahasiswa negosiator langsung mendekati komandan Dalmas
untuk bernegosiasi. Negosiasi ini memutuskan bahwa aksi mahasiswa
dijalankan dengan damai, dengan kawalan puluhan aparat menuju kantor
DPRD Tk I Kaltim.
Kapolresta Samarinda Trisna Setiawan yang datang kemudian, berjalan
paling depan sekitar 5 m dari barisan terdepan massa dengan
pengawalan beberapa aparatnya.

10.00 Massa masih terus bergerak dan membelok ke arah arah Jl.
Pembangunan. Jumlah massa makin besar tidak kurang 1500 mahasiswa.

10.10 Massa terus bergerak melintasi kampus Univ. 17 Agustus
(Untag), beberapa mahasiswa turut bergabung dalam barisan.

10.20 Massa bergerak memasuki Jl. Juanda dan melintasi kediaman HM
Ardans (Gubernur Kaltim) yang nampak lengang. Dua lemparan batu
sempat melayang ke arah rumah tersebut namun tidak merusak apa-apa.
Massa masih dapat terkendali secara mandiri.

10.25 Massa berbelok ke arah Jl. Antasari dengan jumlah aparat
keamanan yang makin bertambah.

11.00 Massa terus bertambah mencapai 2500 mahasiswa dari beberapa
perguruan tinggi yang ada

11.15 Massa tiba di depan Gedung DPRD Tk I Kaltim, sekitar 1000
mahasiswa dari Politeknik yang juga long march Samarinda Seberang
telah menunggu, ditambah pula dari mahasiswa dari STAIN dan mahasiswa
UNMUL.

11.20 Mahasiswa disambut beberapa petinggi DPRD Tk. I di teras
Gedung, mahasiswa sejumlah 3500 mahasiswa memadati semua sisi teras
dan bagian depan gedung ini.

11.30 Mahasiswa langsung membacakan tuntutan reformasi politik dan
penurunan harga BBM, tarif air, listrik dan harga sembako. Serta
membacakan daftar mahasiswa korban kerusuhan aksi sehari sebelumnya.
Termasuk meminta pertanggung jawaban atas ucapan Mayor Arief yang
menyebutkan para demonstran sebagai GPK (Gerakan Pengacau Keamanan).

11.35 Ketua DPRD Kaltim Harsono, keluar dari Kantornya dan langsung
bergabung ditengah-tengah mahasiswa. Harsono disuruh membacakan
kembali tuntutan mahasiwa, dengan dilatari replika keranda mayat.
Setiap komentar Harsono selalu dijawab dengan jawaban sinis
mahasiswa.

11.40 Aparat yang telah dipersiapkan di sekitar Gedung meninggalkan
gedung DPRD tersebut. Massa mahasiswa yang mengetahui itu, berteriak
sinis.

11.55 Harsono yang merasa tidak bisa mengendalikan massa berniat
meninggalkan teras gedung, dengan alasan akan Sholat Jumat. Beberapa
mahasiswa berhasil mencegat dan menahannya. "Bapak tidak perlu sholat
Jumat di tempat lain, kita bisa sholat jumat bersama di sini",
demikian teriak wakil mahaasiswa

12.00 Salah seorang wakil mahaisiswa mengumandang adzan untuk
Sholat Jumat.

12.10 Mahasiswa dan Harsono, masuk Gedung untuk bersiap sholat
bersama.

12.30 Mahasiswa dan Harsono sholat Jumat didalam gedung dan
melaksanakan Sholat.

13.00 Massa kembali ke teras Gedung DPRD diikuti Harsono dan
seorang anggota Dewan

13.10 Massa kembali meneriakkan yel - yel Hidup Rakyat dan kembali
ke kampus

***

From: "Erwin" <>
To:
Subject: Penurunan Bendera Setengah Tiang, 9 Mei 1998 (ParaHyangan Stop Press)
Date: Mon, 11 May 1998 20:00:39 +0700

===============================================
ParaHyangan Stop Press
http://student.unpar.ac.id/parahyangan-online/
===============================================
Edisi 12 Mei 1998
-----------------------------------------------

Penurunan Bendera Setengah Tiang, 9 Mei 1998
PENGHORMATAN UNTUK MOZES GATOTKACA
-------------------------------------------------------------------------
Sekitar 30 Mahasiswa berkumpul di depan Gedung Rektorat Unpar pada Sabtu
(9/5) siang, menurunkan bendera setengah tiang tanda penghormatan kepada
Mozes Gatotkaca yang meninggal di Yogyakarta pada hari Jumat (8/5) lalu.
-------------------------------------------------------------------------

Diawali dengan aksi mengelilingi kampus menggotong replika keranda jenazah
sambil menyanyikan "Gugur Bunga" pada pukul 11.30 WIB, para mahasiswa
Unpar menunjukkan rasa turut berduka-citanya menanggapi berita kematian
Mozes Gatotkaca. Aksi lalu dilanjutkan dengan penurunan bendera setengah
tiang, serta pembacaan puisi oleh Ruri Arianto.

Dalam aksi tersebut, Henry Ismail mewakili seluruh mahasiswa yang mengikuti
aksi tersebut, mengecam tindakan represif aparat keamanan yang diduga keras
menyebabkan kematian Mozes Gatotkaca.

Aksi penurunan bendera tersebut, berlangsung sebentar, dan berakhir pada
pukul 11.50 WIB. Selanjutnya, replika keranda jenazah ditaruh ditengah
Plaza GSG Unpar, untuk memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa Unpar
untuk mengisi poster tanda turut berduka cita.

Mozes Gatotkaca, meninggal pada Jum'at malam, 8 Mei 1998. Menurut berita
yang dihimpun redaksi melalui beberapa media massa, Mozes Gatotkaca
ditemukan sekarat ditengah-tengah kegentingan menyusul unjuk rasa yang
berakhir dengan bentrokan di sekitar Kampus Universitas Sanata Dharma (USD)
di Mrican, Yogjakarta. Dengan menggunakan ambulans, korban dibawa ke rumah
sakit Panti Rapih sekitar pukul 21.55 WIB. Tidak beberapa lama korban
meninggal. Hasil visum menunjukkan, korban mengalami pendarahan telinga dan
mulut, serta diduga mengalami retak dalam tulang dasar tengkorak akibat
benturan benda tumpul pada bagian belakang kepala. Berita terakhir yang
dilansir melalui Harian Bernas mengatakan, bahwa Mozes Gatotkaca adalah
alumnus dari Akademi Perindustrian (Akprind) Yogyakarta, meralat berita
sebelumnya yang menyebutkan Mozes sebagai Mahasiswa FMIPA Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Korban, yang juga anggota tim SAR DIY, -- dikenal
sebagai orang pendiam dan ramah. Seorang rekan dekatnya, Argoseto kepada
Harian Bernas mengatakan, "Saya dan Mas Gatot merupakan rekan dekat. Dia
tidak pernah membuat ulah yang meresahkan masyarakat. Setiap habis bekerja,
dia langsung pulang dan diam di rumah." (Erwin/e)

---------------------------------------------------
ParaHyangan Stop Press diterbitkan oleh:
ParaHyangan - Komunikasi Intelektualitas Mahasiswa
---------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
Dari redaksi:
Sedianya, berita pada edisi telah dapat hadir di site ParaHyangan Online,
namun, karena masalah teknis, maka berita ini baru akan hadir di
ParaHyangan Online paling cepat esok hari. Sedangkan berita ParaHyangan
Stop Press edisi-edisi sebelumnya dapat dilihat melalui
http://student.unpar.ac.id/parahyangan-online/.
--------------------------------------------------------------------------

***

From: "Pakkar Rinyup" <>
To:
Subject: PENYEBAB KEBERINGASAN MAHASISWA
Date: Mon, 11 May 1998 10:50:48 PDT

Saya ingin memberikan pendapat kepada teman teman 'Netters'
mengenai keberingasan mahasiswa, sehingga menyebabkan tewasnya
seorang perwira polisi di Bogor.

Menurut pendapat saya, perlakuan pemerintah dan aparat kepada
mahasiswa menyebabkan mahasiswa tidak lagi menghargai pemerintah
dan aparat.

Apabila pemerintah dan aparat bertindak adil, maka pastilah
mahasiswa tidak berani bertindak beringas. Jangan salahkan mahasiswa,
tapi tanya diri sendiri, apa yang telah dilakukan kepada mahasiswa?

Siapa biang keladi penculikan penculikan ?????

Sekarang ini tidak ada lagi rasa hormat dan segan kepada aparat
dan pemerintah. Ini adalah salah pemerintah sendiri, yang menimbulkan
rasa antipati rakyat.

Inilah yang disebut dengan 'Siapa yang menebar angin, akan menuai
badai'. Jadi perlahan lahan pemerintah entah sengaja atau tidak
telah menyulut api dendam tersebut.

Hendaknya pemerintah dan aparat berani membela rakyat dan menindak yang
salah. Rakyat sudah muak dengan kezaliman yang ditunjuk
kan selama ini. Tidak ada lagi yang dapat dipercaya di Indonesia,
baik ABRI maupun Polisi -> pimpinannya semua pembohong besar. Allah akan
menghukum pemimpin pemimpin kejam ini.

Untung orang tua saya sudah pensiun dari militer, sehingga tidak ikut
dimaki maki dan disumpahi rakyat.

ABRI sadarlah ! Perhatikan suara rakyat, jangan membela pihak yang
salah. Junjung tinggi SAPTA MARGA, jangan hanya diucapkan dan untuk
membela penguasa saja. Rakyat banyak lebih perlu dibela !!!

***

From: "azwir azis" <>
To:
Subject: USULAN....: JAJAK PENDAPAT
Date: Mon, 11 May 1998 11:05:18 PDT

Melihat maraknya pemberitaan mengenai aksi demo akhir-akhir ini,
dan ditambah lagi dengan jatuhnya sejumlah korban di berbagai tempat,
terutama di perguruan tinggi, bahkan sampai-sampai ada yang meninggal
dunia (Yudi, innalillah wa inna ilaihi raaji'uun) saya jadi larut dalam
sejuta perasaan yang sulit sekali untuk digambarkan.

Sedih, terharu, kecewa, salut, ngeri dan sebagainya bercampur baur
menjadi satu. Terbayang wajah-wajah orang tua yang mendapati anaknya
kembali ke rumah dengan wajah terbalut perban, sambil tetap menyandang
ransel kumal kebanggaan.

Saya sendiri adalah alumni perguruan tinggi di Bandung. Saya sempat
merasakan saat-saat demo di kala itu, saat seluruh pribadi bersatu padu
menentang produk judi berkedok sumbangan "SDSB". Namun suasananya sangat
lain di kala itu.

Saya menyatakan salut atas perjuangan adik-adik mahasiswa dan pelajar yang
sampai rela membiarkan badannya ditembus oleh peluru "karet"(?) demi suatu
cita-cita luhur memperjuangkan reformasi di segala bidang. Saya juga
tergelitik dengan pernyataan sdr. Ferry <> yang dengan
kesadarannya mengajak para kaum yang telah disibukkan dengan rutinitas
pekerjaan sehari-hari, dan juga keluarga,untuk dapat mengambil bagian
dalam menggemakan jerit suara hati rakyat.

Bagaimana upaya yang bisa dilakukan? Saya mengusulkan kepada segenap
pemerhati message ini, untuk memikirkan sebuah peluang sederhana namun
bisa dipertanggungjawabkan keilmiahan dan keabsahannya berupa sekumpulan
jajak pendapat mengenai segala sesuatu menyangkut reformasi struktural
maupun fundamental di negeri ini. (Hal yang sama juga dilakukan oleh
Tempo Interaktif, namun terbatas hanya dapat menjangkau masyarakat yang
memiliki akses ke internet).

Jajak pendapat tersebut haruslah bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
dan bisa mengambil sampel para mahasiswa, pekerja, pegawai baik
negeri/swasta, anggota ABRI, santri, anggota-anggota LSM dan sebagainya
yang sekiranya mengerti apa yang sedang berkembang saat ini. Para
koordinator untuk pengumpulan jajak pendapat ini bisa dimulai dari lembaga
ilmiah seperti Perguruan Tinggi, atau lembaga-lembaga lainnya. Mungkin
(insya Allah) hasil dari jajak pendapat ini (apalagi berskala nasional)
akan membuka mata dari para petinggi negeri kita, atau anggota DPR/MPR,
dan kita semua tentang aspirasi yang tengah berkembang di masyarakat saat
ini.

Cara lainnya adalah dengan pengumpulan tanda tangan tentang pernyataan
suatu sikap, bisa di kertas, bisa pula di spanduk sepanjang "n" ribu meter
(mirip spanduk dukungan tim Indonesia ke SEA GAMES Chiang Mai). Namun
alternatif terakhir ini kurang bersifat ilmiah.

Kira-kira demikianlah isi usulan simpel saya ini. Silahkan rekan-rekan
sekalian menanggapi usulan saya ini, mungkin ada yang punya usulan lebih
canggih lagi??? ___________

***

From: "wide wirawati" <>
To:
Subject: Demo mahasiswa....
Date: Mon, 11 May 1998 11:20:38 PDT

salam,

Sejauh ini usaha-usaha kelompok besar reformasi yang dimotori oelh
mahasiswa bisa dipandang cukup menghasilkan. Hal ini terbukti dari
semakin banyaknya kalangan elite akademisi yang juga mendukung, berbaur
dan terlebih menyuarakan reformasi itu sendiri sesuai dengan kapasitas
mereka sebagai cendekiawan. Kelompok-kelompok intellektual seperti para
guru besar berpengaruh telah bangkit, para alumni pun sudah mulai
mencoba menyisihkan waktunya untuk ikut menymbangkan dedikasi
kesarjanaannya.

Namun demikian, akan halnya dengan gaung reformasi yang menjadi tuntutan
setiap kita rakyat Indonesia masih belum maksimal. Tanpa harus
melibatkan rakyat kecil, yang seringkali justru malah menjadi korban
empuk pertama pihak pengamanan kerusuhan, seyogyannya aksi demonstrasi
melibatkan ulama dan para pemimpin agama, di mana mereka menduduki
fungsi sebagai pemimpin informal masyarakat. Bila komponen terakhir ini
digandeng dan dilibatkan, maka yang terjadi tidak hanya keterlibatan
emosional dikalangan civitas akademika yang mungkin masih agak eklusive
rasional, tetapi keterlibatan emosional keagamaan dengan segala
legitimasinya. Bila para kyai, pastur, dan pendeta berdiri berjajar
mendengungkan reformasi yang didasari oleh kecintaan pada agama dan
manusia, maka yang akan terjadi di bumi pertiwi tidak hanya saja
reformasi ekonomi dan politik seperti yang saat ini dikumandangkan,
tetapi juga reformasi moral sebagai basis dan muara reformasi yang lain.
Sudah lama terlalu lapisan pemimpin agama ini diam dan hanya dijadikan
alat legitimasi moral bagi pemimpin orba. Untuk itu saatnya kini mereka
disadarkan dan ditarik kembali untuk membela rakyat. Orang-orang seperti
Nur Iskandar SQ. misalnya, wajib ditarik ke lapangan dan dibukakan
matanya dan sodori dia dengan ayat-ayat yang menyuruh pemimpin untuk
membela rakyat daripada menjilat penguasa.

Pada ujungnya, apabila lapisan pemimpin informal keagamaan ini terlibat
dengan masyarakat, maka pemerintah secara otomatis akan kehilangan
kewibawaan dan legitimasi social acceptencenya pada masyarakat. Dan
tentunya inilah kunci utama robohnya sebuah pemerintahan yang shah.

Bagaimana apakah ini patut dipikirkan...seandanya para mahasiswa setuju,
saya sarankan untuk memanggil para ulama untuk ikut bicara ditengah
perjuangan reformasi yang suci yang sedang anda lakukan. Hindarilah
kekerasan dan tunjukkan simpati lebih jauh pada rakyat kecil yang bisa
dijadikan korban oleh penguasa. Selebihnya do'a kami selalu menyertai
anda sekalian...

HIDUP REFORMASI..!!!!!!

Pendukung keadilan

***

Date: Mon, 11 May 1998 23:10:54 +0100
From: jonny soeparmin <>
To:
Subject: hatred...anguish

quoted from wsj may 11th,1998 interactive issue

"Rioting is good; it lets the world
know that we don't want to be pushed down forever," says
Parlutan Hutapea, a messenger. "It's
not like we're stupid, and we don't know the law. We
know the law, but there's no place for
us to go if we want to have our rights respected."


apparently him/his possee is the stupidest being on earth...by
venting out their frustrations against the ethnic minority chinese does
not earn them respect but bad reputations, don't they
have a clue that the whole world is watching? obviously there
are many places that they can take their frustrations or anger to, have
they ever heard of the government buildings -
DPR/MPRs, post offices, banks, governors' mansion or they just
too coward to? wonder what kind education they gotten from these so-call
credible universities, religious leaders, and
public figures in indonesia? ...law...what do they know about
the LAW when they can't even differentiate the wrong from right? hey,
those ethnic minority chinese is not stopping them
from getting a job and education, contrary the ethnic chinese
doesn't even get a penny from the government...these so call
students/faculties, peaceful demonstrators are no different
than the common criminals, thief, racists, sore-loosers, and
the current tyranny...wake-up fellow indonesian, assume responsiblity,
respect and freedom don't come from looting,
robbing, cheating and killing...you have to EARN them in a
civilize way...

***

From: "Bang B4J4J" <>
To:
Date: Mon, 11 May 1998 21:26:18 PDT

Tentang Bentrokan Mahasiswa akhir-akhir ini

Akhir-akhir ini Telah terjadi bentrokan-bentrokan antara aparat
keamanan dan mahasiswa yang menyebabkan korban di kedua belah pihak.
Secara pribadi saya salut dan menyetujui gerakan moral dari para
mahasiswa untuk menghentikan segala ketidak adilan terhadap rakyat.
Walaupun ada penindas tak tahu malu yang ngaku-ngaku didukung oleh
Seluruh rakyat. Tapi perkembangan akhir-akhir ini sungguh mengkhawa-
tirkan akan menuju "tragedi Tianamen" Bukan People power of Pilipina
seperti yang kita harapkan.
Dari berita-berita yang masuk "Apakabar" Ada beberapa rekan yang
pro mahasiswa dan mengingatkan efek bentrokan-bentrokan tersebut.
Melalui kesempatan ini saya ingin mengulangi pesan dari teman-teman
tersebut. Saya harapkan pendapat dari saya akan dapat menyelamatkan
perjuangan mahasiswa. Mungkin agak terlambat pendapat ini tapi lebih
baik daripada tidak sama sekali.

JANGAN BENTROK DENGAN APARAT DILAPANGAN, SEBAB :
- Dengan tidak mengecilkan arti perjuangan mahasiswa yang sudah
menjadi korban, mungkin cara damai sementara adalah yang terbaik.
Bentrokan akan menyebabkan dendam kesumat yang dapat memperparah
bentrokan berikutnya.
- Pada dasarnya mereka juga manusia seperti orang sipil, mereka
juga punya keluarga yang harus mereka biayai. Mereka juga terkena
dampak dari krisis ini. Separah yang dialami oleh rakyat.
'Jangan salahkan aparat keamanan yang menjaga ketat kegiatan ,
sebab mereka hanya melaksanakan perintah atasannya. Mereka pun
punya rasa lapar, haus dan lelah. Mereka juga memerlukan makan
dan minum.
Saya yakin aparat yang bertugas sependapat dengan gerakan moral,
yang tidak mereka setujui adalah parade keluar kampus yang dapat
mempersulit tugas mereka dan berpotensi dimanfaatkan oleh pihak
tertentu untuk membuat kerusuhan. Unjuk rasa damai diharapkan
dapat menumbuhkan simpati pihak keamanan pada mahasiswa.
Karena keluarga mereka juga merupakan rakyat yang dibela oleh
mahasiswa. Para aparat tentu tidak dapat memberikan dukungan
secara terang-terangan.
- Perlakuan kasar dari aparat tidak dapat dibenarkan. Saya percaya
emosi mereka juga disebabkan karena melihat rekan-rekan dari mereka
yang terluka. Bayangkan teman baik kita digebukin, pasti dengan
emosi sesaat kita mau bales gebukin orang yang melakukan itu.
Sikap emosional ini seharusnya tidak boleh dimiliki
oleh pasukan anti huru hara. Ini tentu disebabkan program latihan
mereka yang tidak disusun dengan baik. Tapi saya percaya mereka
tidak punya hobi untuk menyiksa atau kasar. Kita harus coba
memikirkan seandainya kita ada dipihak mereka.
Jangan biarkan mereka menembakkan peluru karet & gas air mata,
sebab artinya sama dengan menghambur-hamburkan barang-barang
yang dibeli dengan "uang rakyat". Biarlah barang-barang ini
nanti akan digunakan bersama rakyat untuk .....(tebak sendiri).
- saya mengharapkan agar peristiwa pelemparan Molotov di Medan
tidak terulang. Coba kalian bayangkan bagaimana penderitaan
korban bom jenis ini. Saya harap senjata ini sebenarnya dipakai
oleh pihak diluar mahasiswa yang mengambil kesempatan.
- Mungkin ada masyarakat sekitar turut menjadi korban perlakuan
kasar pada saat bentrokan berlangsung.
- Belum pernah dalam sejarah dinegara manapun, perjuangan rakyat
(tidak bersenjata) berhasil mengalahkan pasukan bersenjata.
Kecuali pada jaman dulu dimana perang yang terjadi hanya
menggunakan senjata tradisional. Di zaman senjata api , bentrokan
yang terjadi selalu akan menyebabkan kekalahan dan korban yang
banyak dipihak yang tidak bersenjata api. Ingatlah "pemberani"
tidak sama artinya mati sia-sia. Jalan unjuk rasa damai sudah
merupakan salah satu jalan yang terbaik dan brillian.
Jangan mau ramai-ramai keroyok Aparat, sebab akhirnya kalian cuma
akan jadi perisai hidup orang yang menggerakkan ini. Kalau
nanti dia jadi pemimpin kalian dapat tugu peringatan perjuangan.
Tapi kalau dia ditangkap, kalian akan dicap sebagai pemberontak.
Ingatlah pernyataan Amien Rais bahwa "People Power" tidak dapat
dijalankan tanpa ABRI.
Mana ada kerusuhan yang menang lawan ABRI (tg priuk, Malari,
kerusuhan buruh di MEdan dll). Hasilnya rakyat selalu kalah
dan patriot-patriot yang tertangkap mendapat cap setara
penjahat.

JANGAN MELAKUKAN DEMO DILUAR KAMPUS, SEBAB :
- Masyarakat tetap dapat mengikuti dan mendukung perjuangan kalian
walaupun dilakukan dari dalam kampus. Ingatlah sekarang sudah
banyak koran dan TV dan Internet. Dapat pakai sound system yang
baik/keras, tapi ingat jangan sampai mengganggu masyarakat
sekitar. Simpati masyarakat akan hilang jika mereka terganggu
dengan suara bising yang ditimbulkan.
Dari peliputan yang gencar oleh pers sudah membuat
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas krisis jadi keder.
- Dari kemacetan jalan yang terjadi, mungkin dapat mengurangi
simpati sebagian dari masyarakat
- Kegiatan ini dapat disusupi oleh orang-orang yang akan dapat
mengarahkan ke bentrokan mahasiswa dan aparat. Apalagi kalau
sampai terjadi peristiwa bentrokan berdarah seperti "Tragedi
Tianamen" atau "Tanjung priuk". Pihak yang mengadu domba ini
akan mendapatkan banyak banyak keuntungan.
Ingat dengan "peristiwa Malari" dimana aksi mahasiswa dibenturkan
dengan pihak keamanan oleh pihak-pihak tertentu supaya gerakan
ini berhenti. Mahasiswa kena getah dari kerusuhan yang dipicu
oleh pihak lain.
Jangan sampai digiring berbuat salah supaya bisa digebukin.
Banyak posting-posting masuk yang mencurigai strategi ini.
Sekarang hasilnya mahasiswa sudah dipersalahkan sebagai
penyebab "Kerusuhan" & "Lemahnya Rupiah".
- Jika sudah terjadi kerusuhan, Aparat keamanan akan terpaksa
berlaku keras. Jika kerusuhan tak terkendali , aparat keamanan
yang bertugas tentu akan di persalahkan oleh atasannya.
Perlu diketahui ada type atasan yang hanya mau tau beres.
Sehingga aparat yang bertugas terpaksa melakukan apa saja
supaya beres. Jika disalahkan mereka tentu akan mendapatkan
sanksi mungkin yang kelak mempersulit karir mereka.
Atau bahkan dipecat !!!. Bayangkan siapa yang akan kasih makan
keluarga mereka kalau ini terjadi. Untuk orang yang dipecat
dari dinas militer tentu akan sulit mencari pekerjaan baru yg
sesuai. Apalagi dizaman krisis moneter ini.
- Kerusuhan yang terjadi akan menyebabkan banyak kerusakan,
Kerusakan (mis MaL, restaurant, etc) yang terjadi mungkin
akan menyebabkan orang-orang kehilangan pekerjaan, penjarahan
dan pelampiasan dendam pribadi oleh orang-orang yang mengambil
kesempatan. Ini semua akan mengurangi simpati masyarakat
terhadap gerakan mahasiswa. Pihak-pihak yang tidak menyukai
gerakan moral ini dengan gampang memojokkan mahasiswa melalui pers
(Kerusuhan di Medan). Apalagi jika mereka punya pengaruh yang
besar terhadap pers.

SARAN BUAT MAHASISWA :
- Waspada terhadap provokasi baik dari pihak keamanan ataupun
dari pihak mahasiswa. Sebaiknya mahasiswa mengamankan orang-orang
dipihak mahasiswa yang melakukan provokasi berlebihan. Kalau
perlu diperiksa keabsahan status mahasiswanya. Tindakan ini
perlu dilakukan untuk menghindarkan mayoritas mahasiswa dari
bentrokan yang tak perlu dengan aparat akibat "penyusupan".
Tindakan merekam kegiatan provokasi oleh aparat menggunakan
(photo/kamera) adalah tindakan yang sangat tepat.
Ingat sembunyikan film/kaset segera setelah dipakai.
Selamat pada mahasiswa ABA-ABI Jakarta yang tidak terpancing
keluar.
- Tapi ingat, Kalau penyusup ini sudah ketangkap "jangan digebukin".
Cukup ambil photonya dan sebarkan untuk menghindarkan penyusupan
ditempat lain. Kalau perlu panggil kru-TV yang bertugas untuk
menyiarkan wajah penyusup ini supaya "top" diseluruh Indonesia.
Serahkan pada aparat untuk diproses. Dengan tekanan public
maka kasus ini tentu harus diselesaikan. Dengan penangkapan
penyusup ini tentu organisasi pengirimnya akan kehilangan muka.
Bantuan Menwa sangat diperlukan dalam hal ini. Dari berita
di AN-TV (Cakrawala 7 mei 98) sudah ada seorang penyusup yang
tertangkap di IKIP dengan "Kartu mahasiswa palsu", Senjata api
dan alat komunikasi. Jangan kotori tangan kalian dengan perbuatan
brutal, tunjukkan intelektualitas kalian.
Mungkin berlebihan, tapi siapa tau penyusup ini adalah
orang-orang yang melakukan penculikan akhir-akhir ini.
Satu lagi berita besar yang membersihkan nama mahasiswa dari
bentrokan yang dituduhkan pada mahasiswa sebagai pemicunya.
- Coba mulailah membina hubungan baik dengan aparat yang bertugas.
Mumpung pernyataan dari Pangab & Kapolda tidak 100% menyalahkan
mahasiswa dengan penjelasan adanya pihak yang mengadu domba.
(Jenis batu yang dilempar tidak sama dengan yg ada dilokasi,
gerakan mahasiswa ditunggangi pihak tertentu)
Ingat Sejarah awal "Orde Baru 1966" atau "People power Pilipina".
Cegah peristiwa "Tianamen versi Indonesia" atau "Tanjung priuk II"
Ingat diantara kalian mungkin adalah pemimpin yang dapat
menjayakan negara ini dimasa depan. Jangan sampai terjadi hal fatal
pada calon pemimpin ini.
- Jangan lupakan tujuan kalian untuk belajar dan dapatkan gelar
bagi masa depan anda. Sukses di perjuangan dan pendidikan.
Ingat pengorbanan orang tua yang telah bersusah payah untuk
membiayai anda. Jangan kecewakan mereka.
- Jika anda setuju dengan pendapat ini mungkin anda dapat
menyebarkannya ke seluruh mahasiswa lain.
- Patahkan politik adu domba Mahasiswa Vs ABRI. Bersama ini
juga saya lampirkan tulisan dari LION dan SIAR yg mungkin dapat
membantu mahasiswa terhindar dari bencana. Informasikan hal ini
pada Mahasiswa lain yang tidak punya akses ke Internet !!!
Atau Rekan-rekan yang tidak sempat membaca ini sebelumnya.
Jangan biarkan strategi usang dapat sukses berulang kali
digunakan untuk menumpahkan darah.

Terimakasih
Iwan

Lampiran [dihapus, sudah dimuat]

***

From: "Epy Syachrial" <>
To: <>
Subject: re: gerakan mahasiswa mau kemana ?
Date: Tue, 12 May 1998 11:37:22 +0700

Jawaban untuk Saudara Shiddiq.
=20
assalamu 'alaikum,
=20
Apabila Anda muslim apalagi seorang pemuda muslim sebaiknya Anda =
datang dan saksikan langsung interaksi KAMMI dengan masyarakat kampus =
dan non-kampus. Para aktivis pemuda/i dan mahasiswa/i muslim menjadi =
saksi hidup keberadaan KAMMI yang jauh dari apa yang ada dibenak anda. =
Formaci, Kelompok cipayung atau apapun nama kelompok diskusi yang anda =
sebutkan tidak merupakan wadah ataupun source pembentuk KAMMI. Apalagi =
pemikiran tokoh2 antroposentrisme - sosialis semacam karl marxs, engels =
atau siapa pun dia. Diskusi yang hanya berorientasi kepada brain =
storming saja hanya akan membentuk manusia2 muslim yang pandai berteori =
dan mempunyai self interest tersendiri serta akhirnya terhenti pada =
bentuk utopia banished semata. KAMMI membawa aspirasi mahasiswa muslim =
yang moderat dan memahami islam secara integralistis serta membumi =
sehingga jauh dari self interest pribadi karena gaungan ideologi serta =
pemahaman selain islam adalah kecil dimata KAMMI yang telah tershibgoh ( =
terwarnai ) oleh nilai - nilai islam yang komprehensif.=20
Mengenai pernyataan anda bahwa islam berseberangan dengan demokrasi, =
merupakan suatu hal yang kontra -produktif dan merupakan wujud =
pernyataan yang terlalu buru-buru. Saya tidak ingin berpanjang lebar =
mengenai islam dan demokrasi karena saya melihat anda adalah orang yang =
cukup intelek sehingga ada baiknya anda membaca buku " min fiqhid-daulah =
fil islam " karangan Prof Dr Yusuf Qardhawi yang telah di-indonesiakan =
dengan judul " fiqh daulah dalam perspektif al-qur'an dan sunnah " dalam =
bab " Demokrasi, multipartai, peranan wanita dan kedudukan non-muslim =
menurut perspektif daulah islam". Dibuku ini niscaya anda akan dapati =
kecemerlangan nilai islam yang mencoba meng-akulturasikan nilai2 =
kebaikan diluar islam yang pada essensinya adalah merupakan manifestasi =
dalam nilai2 subtansi islam itu sendiri.
=20
Wassalamu 'alaikum
=20
epy syachrial

***

Date: Mon, 11 May 1998 23:09:14 -0700 (PDT)
From: gatot handoko <>
Subject: APARAT KEAMANAN ITU MEMANG KEPARAT !!!!!!!!
To:

APARAT KEAMANAN ITU MEMANG KEPARAT !!!!!!
Pada peristiwa Gejayan Kelabu (5/5)yang dipicu oleh kenaikan harga BBM
dan Tarif Dasar Listrik yang sangat tidak logis dan tidak situasional.
Aksi yang dimulai dengan turunnya mahasiswa SOMASSI ke jalan, telah
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar yang merasa sumpek dengan tingkah
polah pemerintah selama ini untuk melakukan advokasi dengan cara
mereka sendiri dan menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
fasilitas-fasilitas negara seperti lampu traffic light, pos polisi,
bank BHS, show room mobil, dsb.

Namun sangat disayangkan penanganan aparat keamanan dalam kerusuhan
ini. Kapolda DIY, Bani Siswono menyatakan bahwa kerusuhan ini
digarakkan oleh para mahasiswa USD, IKIP, dan UAJY dalam suatu pers
release yang tak dimuat di mass media. Pernyataan ini sangat ngawur
sekali, sebab pemicu aksi adalah SOMASSI, yang telah disusupi oleh
KPRP. Bukan melibatkan UAJY seperti yang telah dituduhkan sembarangan
itu.

Pada penanganan kerusuhan itu, terlihat aparat dengan ngawurnya
(sebelumnya telah dicekoki minuman beralkohol)mengejar perusuh-perusuh
hingga hampir masuk ke kampus USD dan UAJY Mrican. Bahkan orang-orang
yang sebenarnya tidak terlibatpun dibabat habis-habisan. Tak
terkecuali Mozes G. pun menjadi korban tindakan barbar aparat keamanan.

Apakah prajurit ABRI yang telah disumpah sapta marga dibenarkan
membantai rakyatnya ? ABRI itu berasal dari rakyat, asumsinya dia
adalah anak rakyat. Kalau ABRI kemudian membantai rakyat, berarti anak
berani dengan orang tuanya, nanti bisa kualat kan ?

Maka, kepada semua pihak yang cinta damai, anti kekerasan, cinta
demokrasi dari pada gebuk, mari kita rapatkan perjuangan untuk merubah
keadaan yang terus menyengsarakan rakyat Indonesia. Sudah saatnya
pemerintah meminta maaf dan mengundurkan diri kalau tidak becus.
Sekali lagi, APARAT KEAMANAN ITU MEMANG KEPARAT !!!!!!!

***

To:
Date: Tue, 12 May 1998 01:05:17 -0700
From: "rocky roberto" <>
Cc:
Subject: MAHASISWA ATAU GPK?

Para netter yang kritis? Kalau kita membaca pendapat-pendapat rekan-rekan
yang ada di Apakar net, merinding bulu roma. Kebanyakan pendapat itu
hanya mencerminkan kedangkalan pengetahuan dan menggambarkan moral yang
bobbrok dan tidak ber ahklak. Kita memang tidak keberatan dengan gerakan
keprihatinan selama tidak menggunakan cara yang brutal apalagi dengan
sampai membunuh orang lain. Kita tidak perlu mengeluarkan maki-makian dan
mengatakan kata-kata kotor. Kita mahkluk beragama, kita terpelajar.
Mengapa kita tidak menyampaikan aspirasi kita dengan cara yang lebih
mencerminkan bahwa kita adalah manusia kampus. Kita memang wajib
memberantas kebatilan, tetapi agama kita memberi cara yang semestinya kita
ikuti. Kita ikuti saja deh tuh sepak terjangnya Pak Amin Rais. Kita harus
mendukungnya dengan tetap konsisten dalam kerangka cara pikir, sikap dan
tindakan yang i slami. Hindarkan tindakan brutal dan konyol, tonjolkan
keterpelajaran kita, kendalikan emosi dan kembali kejalan yang di ridhoi
Allah SWT. Mudah-mudahan.

***

From:
Date: Tue, 12 May 1998 20:27:07 +0800 (GMT)
To:

saya adalah pelajar keturunan yg ada di cina. menurut saya mahasiswa medan
itu benar-benar tidak berotak, apa yg anda dapat dengan merusak kota anda
sendiri? dengan membakar,merusak semua harta benda milik cina? apakah anda
tahu? kalo semua yg anda rusak dan bakar itu diperoleh dengan keringat
sendiri,kerja setiap hari pagi malam. tetapi ludes, lenyap dalam waktu
singkat, tindakan anda itu sudah diluar batas kemanusiaan, apakah tidak
pernah anda bayangkan kalo anda adalah mereka?(cina) bgm perasaan
anda????????????????? anda menuntut keadilan, tetapi apakah anda sendiri
berbuat adil???????????????????????????????????????????????????????saya
sungguh menyesalkan perbuatan anda, anda adalah mahasiswa yg berotak
berkemampuan mengapa bisa melakukan hal-hal seperti itu? juga yg menjadi
pertanyaan saya dari dulu mengapa selalu org cina yg menjadi
sasaran????????????mengapa??????? apakah ada yg bisa memberi
jawabannya??????????? sungguh tidak adil, kami org cina kerja kerasa banting
tulang tetapi anda dengan mudahnya membakar,merampas, dll. saya hanya ingin
anda tahu perasaan saya saat ini, sangat marah sekali.

***

From: "Tarhadi /FKIP" <>
To:
Date: Tue, 12 May 1998 16:29:25 WIB
Subject: Aksi Keprihatinan Mhs+Alumni-Universitas Terbuka

Aksi keprihatinan Mhs+Alumni-UT akan digelar pada:
Hari/Tgl : Rabu, 13 Mei 1998
Waktu : Pukul 10.00 s/d selesai
Tempat : Kampus UT Pusat, Pondok Cabe-Ciputat

Kepada seluruh Civitas Akademika UT kami mohon partisipasinya dalam
aksi tersebut.

From: (SiaR)
Date: 13 May 98 15:31:08 +0000
Subject: SiaR---KIBARKAN MERAH PUTIH SETENGAH TIANG; PAKAI BAJU HITAM!
To:

Sidang Pembaca SiaR yang terhormat,

Kami telah menerima sebuah seruan moral dari budayawan Goenawan Mohamad
sehubungan dengan gugurnya paling sedikit 7 aktivis/mahasiswa Indonesia dalam
aksi menuntut reformasi. Satu di Yogyakarta dan yang terakhir kemarin, enam
mahasiswa Trisakti yang dengan brutal ditembak secara sengaja di dalam kampus
mereka sendiri. Meminjam istilah ahli forensik Dr Mun'im Idries, yang selama 3
jam telah melakukan otopsi terhadap ke enam mahasiswa itu, mereka :
"..meninggal akibat tembakan yang mengenai tubuh di titik yang mematikan.."

Redaksi SiaR memuatnya secara utuh.

==========================================================

> Apparently-to:
> From: Goenawan Mohamad

SETELAH SATU ORANG DIBUNUH DI YOGYAKARTA, KEMARIN LIMA,
ENAM, TUJUH MUNGKIN LEBIH MAHASISWA TRISAKTI GUGUR.
TRAGEDI PALING BESAR DALAM SEJARAH PERJUANGAN MAHASISWA
INDONESIA. BISAKAH KITA SAMPAIKAN RASA HORMAT KITA KEPADA
PARA PEMUDA KITA DI UNIVERSITAS ITU, DAN RASA SERTA DALAM
BERKABUNG?

MARI KITA KIBARKAN MERAH PUTIH SETENGAH TIANG.
MARI KITA KENAKAN BAJU HITAM.

Terimakasih,
Goenawan Mohamad

PS:

TOLONG PERBANYAK SIARAN INI KE KALANGAN YANG LEBIH LUAS.

***

Subject: SiaR---AKSI SUSULAN TERJADI DI GROGOL DAN SUDIRMAN

Replies:

AKSI SUSULAN TERJADI DI GROGOL DAN SUDIRMAN

JAKARTA, (SiaR, 13/5/98) Aksi massa susulan terjadi di Grogrol, di
sekitar kampus Tri Sakti setelah empat jenasah mahasiswa Trisakti berangkat
menuju kediaman keluarga masing-masing pada pagi harinya. Sejumlah kendaraan
roda empat yang diparkir di kompleks Citra Land dibakar massa yang terdiri atas
masyarakat umum. Peristiwa serupa juga terjadi di Roxy, tak jauh dari kompleks
kampus Tri Sakti.

Aparat memblokir jalan menjuju kampus itu menyebabkan ribuan penumpang
bis terlantar dan terpaksa berjalan kaki melintasi jalan S Parman yang penuh
dengan demonstran dan aparat. Hingga sore hari massa yang terdiri aras para
pemuda warga sekitar membakar tumpukan kayu yang diambil dari gudang sebuah
proyek.

Bunyi rentetan tembakan masih terdengar dan menyebabkan ribuan
demonstran merundukan kepala dan berlarian. Hingga berita ini ditulis Rabu
malam, ribuan mahasiswa Trisakti masih bertahan di kampus dan jalan menuju
Grogol dari arah Semanggi masih ditutup aparat yang kebanyakan dari satuan
Marinir Angkatan Laut. Di Jalan Jendral Sudirman Semanggi, ribuan mahasiswa
Atma Jaya melakukan aksi bela sungkawa dan memblokir satu ruas jalan tersebut
sebagai tanda bela sungkawa. Selepas siang hari para eksekutif yang berkantor
di sekitar kampus itu ikut berdemonstrasi sebelum akhirnya saling lempar dengan
aparat keamanan.

Menjelang sore hari massa perkampungan sekitar Atma Jaya yang bergabung
dalam aksi itu mulai membakar sejumlah kendaraan bermontor dan melempari gedung
Kantor Cabang Bank Central Asia, yang sahamnya dimiliki oleh Liem Soei Liong,
Ny Siti Hardiyanti Rukmana dan Sigit Hardjojudanto. Belum diketahui adanya
korban jiwa dalam demonstrasi itu meski suara rentetan tembakan juga terdengar
di sepanjang bentrokan itu. ***

***

Subject: SiaR---MEGAWATI DUKUNG AMIEN RAIS BENTUK MAJELIS
KEPEMIMPINAN RAKYAT

MEGAWATI DUKUNG AMIEN RAIS BENTUK MAJELIS KEPEMIMPINAN RAKYAT

JAKARTA (SiaR, 12/5/98), Ketua Umum DPP-PDI versi Munas 1993, Megawati
Soekarnoputri, pada prinsipnya menyatakan kesiapannya untuk bergabung dengan
seluruh elemen kekuatan rakyat yang kini sedang berjuang menuntut reformasi.
Termasuk mendukung rencana Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Amien Rais
yang akan membentuk Majelis Kepemimpinan Rakyat (MKR). Hal ini diungkapkan para
pengurus DPP-PDI, Senin (11/5) kemarin seusai melayat ke kediaman tokoh/sesepuh
PNI, almarhum Pak Dario di kawasan Tanjungpriok, Jakarta Utara.

"Berkali-kali pada kami, Mbak Ega (panggilan akrab Megawati -Red.)
menyatakan siap untuk memimpin rakyat memperjuangkan kebenaran. Rencana Pak
Amien, saya pikir akan didukung Mbak Ega sepanjang untuk mengembalikan kedau-
latan rakyat," ucap Soetardjo Soerjogoeritno saat dikonfirmasi soal rencana
Amien Rais membentuk MKR di Mesjid Jami, Bintaro Raya, Jakarta Selatan di hari
yang sama.

Soetardjo tidak menampik kritik-kritik yang dilontarkan banyak kalangan
tentang kepasifan Megawati selama ini, terutama di saat-saat situasi krisis
sekarang ini. Menurutnya, dalam berbagai kesempatan bertemu pengurus DPP-PDI,
Megawati melontarkan pernyataan, dirinya siap "turun gunung" dengan prasyarat
gerakan rakyat telah benar-benar matang dari berbagai segi, sehingga nantinya
tidak akan abortif dan sia-sia.

"Sudah banyak pelajaran sejarah, gerakan rakyat selalu kalah, hanya
karena sikap reaktif kita semua. Rakyat pro-demokrasi mengabaikan konsep
gerakan yang matang dan organisasi yang solid. Contoh terakhir Peristiwa 27
Juli 1996 itu. Mbak Ega tidak ingin rakyat kembali kalah, taruhannya besar
sekali. Berapa puluh tahun lagi rakyat akan tertindas," ujar Pak Tardjo
(panggilan akrab Soetardjo Soerjogoeritno, -Red.).

Terhadap kritik-kritik yang dilontarkan -- terutama dari kalangan
mahasiswa --, Megawati Soekarnoputri belum lama ini kepada wartawan yang
menemuinya di sela-sela rapat pengurus DPP-PDI menegaskan, dirinya siap
"diundang" ke kampus-kampus asalkan para mahasiswa mempersiapkan lebih dahulu
"platform" gerakan yang pas, karena dengan diundangnya dirinya ke kampus-kampus
berarti harus disadari mahasiswa telah mengajak elemen-elemen rakyat lainnya
dalam suatu gerakan rakyat.

"Terhadap undangan itu saya selalu bertanya, dalam fungsi dan kapasitas
apa saya datang. Kalau dalam kapasitas pribadi untuk apa, karena saya tidak
bisa membawa massa PDI. Saya ingin dalam kapasitas Ketua Umum PDI agar saya
dapat menyerukan massa saya mengikuti saya berdiri bersama-sama mahasiswa dalam
satu barisan," katanya.

Kritik terakhir yang dilontarkan mahasiswa terhadap Megawati Soekarno-
putri berasal dari Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Anas
Urbaningrum d Jakarta, Senin (11/5) kemarin. Menurut Anas, Megawati sebenarnya
telah berkali-kali diundang oleh berbagai unsur mahasiswa untuk hadir dalam
acara-acara mereka. "Tapi Mbak Mega tak pernah datang. Sampai kapan Megawati
bertapa?" gugatnya. ***

***

Subject: SiaR---PERASAAN ANTI SOEHARTO SELIMUTI
PEMAKAMAN DUA MAHASISWA...

PERASAAN ANTI SOEHARTO SELIMUTI PEMAKAMAN
DUA MAHASISWA TRISAKTI DI TANAH KUSIR

JAKARTA, (SiaR, 13/5/98) Teriakan-teriakan anti Soeharto dan
keluarganya mewarnai pemakaman dua mahasiswa Universitas Trisakti di pemakaman
umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu (13/5). Limaribu lebih mahasiswa dari
berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Jakarta berdatangan menyatakan
belasungkawa atas meninggalnya empat mahasiswa Tri Sakti di pekuburan itu. Tak
ada aparat keamanan yang mengawal penguburan Ellang Mulia dan Heri Heryanto,
kecuali puluhan Polisi Militer dari Pomdam Jaya. Aparat kepolisian yang diuga
keras sebagai pelaku penembakan di kampus Trisakti, Grogol hari sebelumnya,
tak nampak di sekitar pekuburan.

Teriakan Allahu Akbar berkumandang berkali-kali ketika jenasah dua
mahasiswa itu tiba di pemakaman sekitar pukul 14.00 WIB. Terik matahari yang
menyengat kepala tak menyurutkan itikad mahasiswa untuk mengantarkan jenasah
para pahlawan mereka itu. Keharuan memang menyelimuti Tanah Kusir siang itu.
Ratusan mahasiswa menitikkan air mata dan ratusan karangan bunga terus mengalir
entah dari mana datangnya. Sebuah spanduk warna hitam bertuliskan "Soeharto
Harus Bertanggungjawab terhadap Kematian Saudara-Saudara Kami" dibentangkan
sejumlah mahasiswa di bukit yang bisa dibaca ribuan pelayat.

Soeharto memang menjadi bulan-bulanan dalam upacara pemakaman itu.
Seusai pemakaman, ribuan mahasiswa menggelar mimbar bebas di depan kompleks
pemakaman, di Jl Bintaro Raya. Jalan itu telah ditutup oleh polisi militer di
pertigaan Jl Ciputat Raya. Teriakan-teriakan anti Soeharto seperti "Gantung
Soeharto," "Soeharto Anjing", "Soeharto Maling", dan "Adili Soeharto"
berkumadang terus-menerus.

Massa mahasiswa yang menggunakan sejumlah bis, mobil dan berjalanan
kaki kemudian bergerak ke arah Jl Ciputat Raya, Jl Bungur dan Jl Iskandar Muda
sebelum masuk ke jalan Arteri menuju kampus Trisakti. Namun ribuan mahasiswa
ini gagal menuju Trisakti karena terjebak macet yang luar biasa. Tak ada
insiden apapun dalam perarakan mahasiswa itu. Tidak ada pula ada mobil atau
gedung yang dirusak apalagi dibakar.***

***

Subject: SiaR---10 DEAD IN SEVERAL DEMONSTRATIONS...

10 DEAD IN SEVERAL DEMONSTRATIONS DEMANDING REFORM
AND LOWERED PRICES

JAKARTA (SiaR, 12 May 98). Information from data obtained from the
Information and Documentation Section (Indok) of the Indonesian Legal Aid
Foundation (YLBHI) this Tuesday (12 May), hundreds of people have been
injured and 10 people have died over the last month's demonstrations by
students and ordinary people demanding reform and lowered prices.

Of the 10 who lost their lives, six were ordinary citizens who fell
during the riots in Medan and its surroundings, one student at the North
Sumatra University, one student from the Muslim University of Indonesia (UMI)
in Ujungpandang, one alumnus of an academy in Yogyakarta, and one intelligence
agent of the Bogor Police.

Of the six citizens who died in Medan and surroundings, five died as a
consequence of repressive action by security forces as they attempted to quell
the riots, while one person was burnt alive in a burning shop/house unit. The
North Sumatra University student died as he was attempting to escape on his
motorcycle from a security officer. His motorcycle hit the pavement in front of
the campus. the student fell and hit his head on the pavement, causing severe
concussion.

"The death of this North Sumatra University student has heightened the
solidarity of the students and citizens of Medan, leading to the riots,"
said Munir, a lawyer at YLBHI.

Mozes Gatotkaca, alumnus of a private academy in Yogyakarta, died of
torture by security troops in the student demonstrations at the Sanata Dharma
University last week. The doctor's report on the death certificate stated that
Mozes died of injuries caused by hard, blunt instruments hitting him for more
than half an hour. A UMI student in Ujungpandang (South Sulawesi) died of loss
of blood from wounds caused by gunshots coming from security forces. Meanwhile,
[Letda. (Police)] Dadang Rusmana, Chief of Intelligence Unit of the Bogor
Police was mobbed by a number of Djuanda University, Ciawi, students and died
on Saturday, 9 May.

The number of victims on both sides--students and security forces--has
saddened Muslim intellectual Nurcholis Madjid. This Muslim intellectual stated
that the violence taking place now is the "fruit" of seeds sown by the
government since the 27 July l996 incident.

"The incident of 27 July l996 has taught the people that violence is a
solution to problems within the party. What the government did in the case
of the PDI (Indonesian Democratic Party), is now being used as an example
by the people, i.e. that violence is the answer to solving the crisis," he
said.

He added that students and security forces are both components of the
nation. "Victims have fallen on both sides, the government should respond
to this. Radicalism sometimes emerges after constitutional ways to demand
reform have fallen on deaf ears," he explained.***

IMPORTANT NOTE:

By the time of the posting of this English translation, yesterday, 12 May 1998,
six students more were shot dead in cold blood by the military inside the
Trisakti University campus. The students was apparently shot by trained
snipers, hiding in the fly-over bridge and Citraland Skyscraper building in
front of the campus. Dr Muni'im Idries who autopsied the students' bodies, said
that: "the death was caused by gunshots hitting their bodies on deadly
points..".

***

Subject: SiaR---ADA INDIKASI KOPASSUS TERLIBAT AKSI PENCULIKAN


ADA INDIKASI KOPASSUS TERLIBAT AKSI PENCULIKAN

JAKARTA (SiaR, 12/5/98), Ada indikasi kuat bahwa Kopassus di bawah
kepemimpinan Mayjen TNI Prabowo Subianto (kini Letjen dan jadi Pangkostrad
-red.) bertanggungjawab atas aksi penculikan terhadap para aktivis. Penculikan
para aktivis secara intensif dilakukan sejak menjelang Sidang Umum Maret 1998
lalu. Hal ini disimpulkan oleh sejumlah kalangan yang mencoba menyelidikisi
sejumlah kesaksian mantan korban penculikan kepada SiaR.

"Hal ini bisa kita lacak dari kesaksian Andi Arief, " ujar seorang
anggota Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras)
kepada SiaR.

Beberapa waktu lalu, Andi Arief yang ditahan di Polda berhasil
meloloskan kertas berisi tulisan tangannya. "Dalam obrolan dengan pihak
penyekap, terungkap sedikit informasi tentang mereka. Tiga orang yang tak
gondrong itu ternyata pernah ditugaskan ke Timor Timur. Salah satu di
antaranya, baru beberapa minggu pulang dari pendidikan di Inggris. Entah,
pendidikan apa yang dia ambil di negeri itu," tulis Andi.

Pelacakan SiaR di sejumlah sumber di Inggris memang menyimpulkan bahwa
jika informasi Andi tersebut valid, maka tentu saja orang yang dimaksud Andi
memang tak lain adalah anggota Kopassus. "Mereka adalah peserta kursus setahun
Studi Keamanan di Universitas Hull. Lulusannya setingkat S-2 dan bergelar
Master of Arts. Tujuh di antara sepuluh tentara asal Indonesia peserta kursus
ini adalah anggora Kopassus," ujar sebuah sumber SiaR dari Kementerian Luar
Negeri Inggris.

Lebih lanjut, sumber SiaR menyatakan, bahwa kehadiran tentara asal
Indonesia dalam kursus tersebut adalah dalam status pribadi dan bukan berasal
dari kesatuan mereka. "Kelihatannya kesertaan mereka lebih meruapakan kerjasama
antara pemerintah Inggris dengan sebuah "keluarga" ternama di Indonesia," ujar
sumber SiaR. Kursus di Hull sendiri, menurut sumber tersebut, merupakan alihan
dari kursus militer di King College yang sebelumnya telah mendapat publikasi
buruk.

Ada pun nama-nama peserta kursus kemiliteran asal Indonesia peserta
kursus di Inggris yang baru saja pulang adalah Aaang Shuarlan, Imran Mohamed,
Eko Margiyono, Wahyu Wibowo Raharto, Budi Pramono, Mulyo Aji, Abd Aziz MD Nor,
Imam Santosa, Farid Makruf dan Ignatius Yogo Triono.

Nama lain yang disebut-sebut adalah Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie
Sjamsudin. Ia disebut-sebut oleh sejumlah saksi sebagai ikut jadi interogator.
"Ia berhasil dikenali para mantan korban penculikan dari suaranya," ujar sebuah
sumber SiaR.***

***

Subject: SiaR---INDICATIONS OF KOPASSUS INVOLVEMENT IN ABDUCTIONS

INDICATIONS OF KOPASSUS INVOLVEMENT IN ABDUCTIONS

JAKARTA (SiaR, 12 May 98). There are strong indications that the
Kopassus, under the command of Major General (Army) Prabowo Subianto (now
Lieut. Gen. and Commander of Army Strategic Command -ed), is responsible for
the abduction of activists. The intensive operation to kidnap activists began
during the time of the General Assembly session in March l998. Thus the
conclusions of a number of people who have attempted to analyze the testimony
of the former victims, as narrated to SiaR.

"We can trace this [Kopassus involvement-trans.] from the testimony of Andi
Arief," said a member of the Commission for the Disappeareds and Victims of
Violence (Kontras) to SiaR.

Some time ago, Andi Arief, who was detained by the Police was able to smuggle
out paper with his handwriting. "In chatting with the people who detained me,
some information has been revealed. Three people who do not have long hair
turn out to have been sent to East Timor. One of them, only a few weeks ago,
returned from training in England. We don't know what type of education he
received there," writes Andi.

SiaR's efforts to trace a number of sources in England has reached the
conclusion that if Andi's information is valid, then the person he mentions
can only be a member of Kopassus. "They participate in a year-long training
course in Security Studies at Hull University. Graduates are at the S-2 level,
with the degree of Master of Arts. Seven of the ten soldiers from Indonesia
taking this course are members of Kopassus," said a SiaR source in the British
Foreign Ministry.

Furthermore, the SiaR source also said that the presence of Indonesian
soldiers in the course is based on personal status rather than membership
in an army unit. "It would appear that their participation is due to
co-operation between the British government and a well-known "family" in
Indonesia," said the SiaR source. The courses at Hull, according to the
source, is a replacement for the military course at King College, which had
previously received bad press.

The names of Indonesian participants in the military courses in Great Britain
who have recently returned are: Aang Shuarlan, Imran Mohamed, Eko Margiyono,
Wahyu Wibowo Raharto, Budi Pramono, Mulyo Aji, Abd Aziz MD Nor, Imam Santosa,
Farid Makruf and Ignatius Yogo Triono.

Other names also mentioned are, Major General (Army) Sjafrie Sjamsuddin,
Greater Jakarta Military Commander. He has been mentioned by a number of
witnesses as taking part as an interrogator. "He was recognized by the victims
of the abductions by his voice," said a SiaR source.***

***

Subject: SiaR---MAHASISWA DAN TOKOH NASIONAL LEPAS JENASAH
"PAHLAWAN REFORMASI"

MAHASISWA DAN TOKOH NASIONAL LEPAS JENAZAH EMPAT
"PAHLAWAN REFORMASI"

JAKARTA (SiaR, 13/5/98), Sekitar 8 ribu mahasiswa dari seluruh Jakarta,
tokoh-tokoh nasional, dan masyarakat sekitar kampus Universitas Trisakti
(Usakti), Grogol, Jakarta Barat (Jakbar) Rabu (13/5) pagi ini berkumpul di
pelataran halaman kampus dalam suasana duka cita untuk mengenang kepahlawanan
sekaligus melepas kepergian enam jenazah "Pahlawan Reformasi" yang gugur dalam
aksi keprihatinan di Usakti, Selasa (12/5) malam sebelumnya. Seluruh hadirin
mengenakan pita hitam di lengan kanan sambil mendengarkan orasi tokoh,
kesaksian korban, hingga doa-doa. Tangis dan kepedihan diselingi yel-yel
anti-Soeharto bergantian menggema di seantero kampus.

Hadir dalam aksi duka cita tersebut antara lain Ketua Umum PDI
Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais, Ali
Sadikin, Ketua PNI Baru Ny Supeni, Prof Dr Selo Sumardjan, Prof Dr Emil Salim,
Dr Karlina Leksono, Sarwono Kusumaatmaja, Ny Sri Bintang Pamungkas, Prof Dr
Iskak Arief, Dr Arief Rahman Hakim, penyair "burung merak" WS Rendra, Ketua
ILUNI UI Hariadi Darmawan, Adnan Buyung Nasution, Ketua Sema UI Rama Pratama,
Arifin Panigoro dan Hariman Siregar. Secara bergantian para tokoh tersebut
melakukan orasi menyangkut reformasi. Secara eksplisit tokoh-tokoh tersebut
bahkan meminta mundur Presiden Soeharto yang dianggap paling bertanggung-jawab
atas krisis yang terjadi dan korban-korban yang berjatuhan selama krisis".

Empat dari enam jenazah "Pahlawan Reformasi" yang telah diidentifikasi
pihak Usakti antara lain Hery Heryanto (21) mahasiswa Fakultas Teknik Industri
Jurusan Mesin Angkatan '95; Elang Mulia Lesmana mahasiswa Fakultas Teknik
Arsitektur Angkatan '96; Hendriawan mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 96; dan
Hafidi Alifidin Royan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Angkatan 95. Dua lainnya
belum selesai diidentifikasi.

Puluhan karangan bunga ucapan duka cita terus berdatangan dari berbagai
lapisan masyarakat. Sementara itu, delapan buku tamu belasungkawa terus diisi
oleh berbagai kalangan yang datang. Dari kalangan intelektual, staf kedutaan
negara sahabat, hingga warga masyarakat sekitar kampus Usakti membubuhkan tanda
tangan di buku tamu.

Keempat jenazah "Pahlawan Reformasi" dilepas secara hikmat dari aula
Gedung Syarif Thayeb, Usakti, oleh Rektor Usakti Prof Dr Moedanton Moertedjo
untuk diserahkan kepada pihak keluarga sekitar pukul 06.00 WIB. Sebelumnya
hadir Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin memberikan penghormatan
terakhir kepada keempat jenazah yang petinya diselimuti bendera nasional
merah-putih. Mobil jenazah meninggalkan Usakti dengan dikawal mobil kijang
Corps Polisi Militer berpakaian dinas lengkap (PDUL) yang melengkapi diri
dengan tameng rotan.

Tangis ratusan rekan-rekan almarhum yang membahana di RS Sumber Waras,
berlanjut saat satu per satu mobil ambulans meninggalkan halaman kampus Usakti.
"Hery_Elang_selamat jalan, kawan, kami teruskan perjuangan ini sampai reformasi
tercapai_," isak seorang mahasiswi.

Ucapan duka cita satu per satu disampaikan oleh para tokoh yang
berorasi dalam aksi duka cita di halaman Gedung Syarif Thayeb Usakti. Tapi
hampir semua mengarahkan pidatonya kepada orang yang dianggap paling
bertanggungjawab atas krisis yang terjadi dan gugurnya keenam "Pahlawan
Reformasi".

"Turunkan Soeharto! Turunkan Soeharto!" demikian berulang-ulang yel-yel
ribuan mahasiswa membahana, diselingi dengan yel-yel dukungan terhadap Megawati
dan Amien Rais. "Mega_Mega_Amien_Amien_" demikian yel-yel mahasiswa meminta
kedua tokoh itu untuk berpidato.

Amien Rais dalam orasinya menegaskan, bahwa gugurnya keenam "Pahlawan
Reformasi" dari Usakti tidak akan menyurutkan nyali mahasiswa se-Indonesia
untuk terus berjuang dan berdemonstrasi sampai reformasi menjadi kenyataan.
"Gugurnya Pahlawan Bangsa, tidak akan mengecilkan nyali kita," katanya. Ia lalu
mengultimatum pimpinan ABRI yang menurutnya kini hanya memiliki dua pilihan,
yakni hanya menjaga dan melindungi kepentingan seseorang dan keluarganya yang
culas, atau mengorbankan seluruh bangsa Indonesia.

"Pemegang otoritas keamanan janganlah salah arah menembaki rakyat
sendiri, karena seragam, panser, bedil, bayonet, dibeli dari uang rakyat
Indonesia. Arahkanlah kepada mereka yang selama ini menyengsarakan rakyat,"
tegasnya yang disambut teriakan mahasiswa, "Soeharto_Soeharto_Tommy_Tommy".
Amien melanjutkan, bahwa ABRI yang Sapta Margais dan Pancasilais pasti akan
membela kepentingan bangsa, bukan sebuah keluarga yang korup dan culas. Menurut
dia, Tragedi Trisakti Berdarah yang terjadi sehari sebelumnya telah menempatkan
keenam mahasiswa yang gugur itu sebagai pahlawan dalam arti sebenarnya,
sementara itu, para penembak mahasiswa telah melakukan kejahatan terhadap
kemanusiaan (crime against humanity).

"Dari sudut pandang apapun, moral, keagamaan, atau apa saja tindakan
itu tidak dapat dibenarkan," tegas Amien yang juga dosen Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. Ia lalu mengutip sebuah ayat suci, bahwa
"siapa pun yang membunuh seorang manusia tidak berdosa, maka sama saja dengan
membunuh seluruh umat manusia".

Ketua Senat Mahasiswa UI Rama Pratama dalam pidatonya menyerukan
mahasiswa se-Indonesia untuk menghentikan proses belajar-mengajar sebagai ujud
solidaritas duka cita atas Tragedi Trisakti Berdarah. "Kalau perlu mogok ini
diikuti seluruh elemen masyarakat, termasuk para staf pengajar," ucapnya. Ketua
Senat Mahasiswa Usakti Hendro yang tertembak di pinggangnya dengan susah payah
memberikan kesaksiannya. Suaranya lirih dan tersendat karena menahan sakit.
"Teman-teman kita telah berguguran, teruskan perjuangan, tapi tetap dengan
cara-cara intelek dan beradab. Hindarkan kekerasan, cukup sampai di sini
kekerasan_" katanya menahan sakit. Tidak sedikit dari yang hadir berurai air
mata.

Aksi duka cita itu berakhir sekitar pukul 11.00 WIB, karena seluruh
peserta aksi akan menuju ke kediaman para "Pahlawan Reformasi" di mana jenazah
"Pahlawan Reformasi" disemayamkan. Menurut rencana, jenazah Hery dan Elang akan
dimakamkan di pemakaman Tanah Kusir pukul 12.00 WIB. Jenazah Hendriawan
dimakamkan di pemakaman Alkamal, sedangkan jenazah Hafidi dimakamkan di
Bandung.

Sofyan Wanandi yang datang ke kampus disertai Ketua PDI Boneka Drs
Soerjadi. Ketua PDI Boneka mendapat cemooh dari para mahasiswi. Sejumlah orang
juga melempari dengan botol aqua, kaleng minuman dan bahkan air kencing dalam
plastik. Sejumlah mahasiswa kemudian mengerubuti Soerjadi dan mencoba
memukulinya. Kontan mahasiswa yang bertugas menjaga keamanan jadi kewalahan.
Sofyan pun ikut jadi korban terkena sejumlah lemparan.

"Berani benar Soerjadi datang ketempat ini. Pergia kau, Soerjadi
anjing! Kami tak butuh ucapan duka citamu!" ujar seorang mahasiswa. Di luar
kampus Usakti di Grogol, kerumunan massa membuat aparat kuatir. Beberapa ruas
jalan, termasuk jalan tol dari Merak-Jakarta, terpaksa ditutup. Pasukan
militer berjaga-jaga di setiap jalan keluar sekitar 1 km dari kampus. Sejumlah
pemuda melakukan aksi grafiti dengan menuliskan makian kepada pemerintah
Soeharto di dinding penyangga jembatan, "Anjing Soeharto. Turun!".

Jalanan di seluruh Jakarta Rabu (13/5) ini sepi dari pemandangan polisi
yang dikabarkan takut menampakkan diri karena bakal dikeroyok massa. Sementara
itu, puluhan gas air mata dilemparkan aparat keamanan ke kerumunan massa di
kampus Usakti hingga menyebabkan sebagian dari para mahasiswa, juga rakyat yang
berkumpul di sekitar kampus Usakti terbatuk-batuk.

Saat berita ini diturunkan, sejumlah sumber SiaR melaporkan Jakarta
tengah di landa kekacauan. Pom bensin di Jalan Kyai Tapa, Grogol dibakar massa.
Sejumlah mobil yang diparkir di Pertokoan Citraland dibakar massa. Sementara
pos polisi di Jl Kyai Maja dirusak. Beberapa helikopter TNI AD meraung-raung di
udara dan tampak sibuk mondar-mandir.

Massa yang usai mengantar kepergian 2 mahasiswa Usakti di Tanah Kusir
bergerak ke arah kampus Trisakti. Sebagian lagi ke arah Ciputat. Saat rombongan
sampai di Pondok Labu, dikabarkan terjadi insiden di mana 2 orang ditembak
aparat keamanan.***

***

Subject: SiaR---DESMON MAHESA BERTEMU PARA AKTIVIS YANG DICULIK

DESMON MAHESA BERTEMU PARA AKTIVIS YANG DICULIK

JAKARTA (SiaR, 12/5/98), Satu demi satu aktivis yang diculik angkat
bicara memberikan kesaksian. Setelah Sekjen Aldera Pius Lustrilanang dan Wakil
Sekjen PDI Perjuangan Haryanto Taslam, maka Selasa (12/5) ini giliran Ketua LBH
Nusantara Jakarta, Desmon J Mahesa memberi kesaksiannya di Gedung Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Tabir penculikan mulai terkuak, karena
Desmon mengaku, bahwa ketika dirinya dipenjara para penculik, ia bertemu dengan
para aktivis yang selama ini dinyatakan hilang.

Desmon mengaku diculik oleh kelompok terorganisir, dan mengalami pe-
nyiksaan fisik selama diculik. Desmon yang sempat diculik selama dua setengah
bulan, dan baru dilepas 3 April 1998 lalu itu, menegaskan bahwa dirinya diculik
oleh para penculik yang yang bersenjatakan pistol FN (senjata standar ABRI,
red.)

"Saya dibawa berputar-putar selama sekitar 40 atau 50 menit menggunakan
mobil Vitara abu-abu sebelum tiba di sebuah kantor yang cukup ramai. Saya
dibawa ke sebuah ruangan dengan menuruni tangga, kemudian dimasukkan ke dalam
bak," ucapnya.

Menjawab pertanyaan puluhan wartawan dalam dan luar negeri, Desmon yang
didampingi koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KONTRAS)
Munir SH, serta anggota Komnas HAM Albert Hasibuan SH, menegaskan ia telah
bertemu dengan para aktivis yang selama ini dinyatakan hilang seperti Pius
Lustrilanang, Haryanto Taslam, Yani Avri dan Sonny (keduanya aktivis PDI
Perjuangan pro-Megawati Soekarnoputri), Herman Hendrawan, Faisal Reza, dan
Waluyo Jati (ketiganya aktivis Partai Rakyat Demokratik/PRD).

Ia mengaku tidak bertemu dengan Ketua Solidaritas Mahasiswa Indonesia
untuk Demokrasi (SMID) Andi Arief yang tiba di markas penculik belakangan,
sebelum kemudian "dioper" para penculik ke Mabes Polri.

Dalam keterangannya menjawab pertanyaan para wartawan, Desmon tidak
menolak testimoni Pius yang dikonfrontir terhadap dirinya. Ia membenarkan
tentang ciri-ciri fisik dari lokasi tempat para aktivis diculik. Juga tentang
cara-cara dari metode penculikan dan pemeriksaan yang dilakukan para penculik
terhadap para aktivis. Desmon juga tak membantah tentang ancaman yang
diterimanya dari para penculik seperti juga yang diterima Pius sebelum dirinya
dilepaskan para penculik. Seperti Pius, Desmon juga didanai ongkos pesawat
untuk pulang ke kota kelahirannya, Banjarmasin.

Desmon mengutarakan, bahwa setelah dirinya "dilepas" para penculik,
hingga kini ia dan keluarganya di Banjarmasin merasa selalu diteror oleh
orang-orang tak dikenal. "Kadang-kadang ada orang tak dikenal bertanya ke
tetangga tentang diri saya," ujarnya.

Sementara itu, anggota Komnas HAM Albert Hasibuan menegaskan, bahwa
keterangan Desmon memperkuat keterangan yang telah diberikan Pius sebelumnya di
Komnas HAM. Ia meyakini, bahwa berdasarkan keterangan Desmon, telah terjadi
suatu pelanggaran HAM terhadap diri Desmon. Menurutnya, Desmon tidak perlu
mendatangi Komnas HAM, karena telah memberi keterangan di YLBHI.

Albert Hasibuan meminta agar tim kecil yang dibentuk ABRI segera
menyelesaikan kasus oarng hilang ini hingga tuntas. "Kalau ini bisa dilakukan
tim tersebut, maka tidak perlu ada tim-tim lainnya yang dibentuk LSM atau
anggota masyarakat lain," katanya.

Sedangkan Munir mengumumkan catatan Kontras tentang orang hilang, yang
menyebutkan hingga kini masih terdapat tujuh orang aktivis yang dinyatakan
hilang. "Setelah dikonform ke berbagai pihak, termasuk keluarga, masih ada
tujuh orang aktivis yang dinyatakan hilang dan belum kembali ke keluarganya,"
katanya.

Ketujuh aktivis tersebut adalah Herman Hendrawan (KNPD/mahasiswa
Unair), Yani Avri atau Rian (PDI Perjuangan), Sonny (PDI Perjuangan), Bimo
Petrus Anugerah (mahasiswa STF Driyarkara), Suyat (mahasiswa UNS Solo), Noval,
dan seorang aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) asal Garut yang
tidak ingin disebutkan namanya oleh pihak keluarga.

"Aktivis PMII ini hilang sejak pertengahan Pebruari 1998 lalu," ucap
Munir.***

***

Subject: SiaR---10 TEWAS DALAM BERBAGAI AKSI MENUNTUT REFORMASI...

10 TEWAS DALAM BERBAGAI AKSI MENUNTUT REFORMASI
DAN PENURUNAN HARGA

JAKARTA (SiaR, 12/5/98), Selain ratusan korban cedera, ternyata sudah
10 orang tewas selama sebulan terakhir berlangsungnya aksi-aksi mahasiswa dan
rakyat menuntut reformasi dan penurunan harga, demikian informasi data yang
diperoleh dari Bagian Informasi dan Dokumentasi (Indok) Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta, Selasa (12/5) ini.

Dari 10 orang yang tewas tersebut, enam orang masyarakat korban
kerusuhan Medan sekitarnya, satu mahasiswa Universitas Sumatera Utara, satu
mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI/Ujungpandang), satu alumni sebuah
akademi di Yogyakarta, dan satu anggota intel Polres Bogor.

Dari enam orang anggota masyarakat yang tewas di Medan dan sekitarnya,
lima orang tewas akibat dari tindakan represif aparat keamanan yang berupaya
memadamkan kerusuhan, dan satu orang terbakar hidup-hidup di sebuah ruko yang
terbakar. Sedangkan seorang mahasiswa USU yang tewas, karena korban yang
mengendarai motor berusaha menghindar dari serbuan aparat, sehingga motornya
menabrak trotoar di depan kampus USU. Korban terjatuh dan mengalami gegar otak
berat, karena kepalanya membentur trotoar.

"Kematian mahasiswa USU ini lah yang membangkitkan solidaritas
mahasiswa-rakyat di Medan hingga terjadinya kerusuhan," ucap Munir, salah
seorang pengacara YLBHI.

Mozes Gatotkaca, alumni sebuah akademi swasta Yogyakarta, tewas akibat
dianiaya petugas dalam aksi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma pekan lalu.
Menurut visum dokter yang memeriksa jenasahnya, Mozes tewas setelah dipukuli
dengan benda-benda tumpul dan keras selama kurang lebih setengah jam. Sedangkan
seorang mahasiswa UMI ujungpandang tewas akibat pendarahan karena luka-luka
yang dideritanya oleh tembakan yang dilepaskan aparat keamanan. Sementara itu
Letda (Pol) Dadang Rusmana, Kasat Intel Polres Bogor tewas setelah dikeroyok
sejumlah mahasiswa Universitas Djuanda Ciawi, Sabtu (9/5) lalu.

Besarnya korban yang berjatuhan di kedua pihak -- baik mahasiswa-rakyat
dan aparat keamanan -- telah memprihatinkan cendekiawan muslim Nurcholis
Madjid. Cendekiawan muslim tersebut menegaskan, bahwa kekerasan yang terjadi
saat ini merupakan "buah" dari benih-benih kekerasan yang telah ditanamkan
pemerintah sejak Peristiwa 27 Juli 1996 lalu.

"Peristiwa 27 Juli 1996 mengajarkan kepada rakyat, bahwa kekerasan
merupakan suatu solusi untuk menyelesaikan persoalan di tubuh partai. Apa yang
dahulu diperbuat pemerintah dalam kasus PDI, kini diikuti rakyatnya, yaitu
kekerasan sebagai jawaban mengatasi krisis," ucapnya.

Ia menambahkan, baik mahasiswa maupun aparat sebenarnya merupakan
komponen bangsa. "Sudah jatuh korban di kedua belah pihak, pemerintah mestinya
tanggap. Kadang-kadang radikalisme itu lahir, setelah cara-cara konstitusional
rakyat menuntut reformasi tidak dihiraukan mereka yang berkuasa," jelasnya.***

***

Subject: SiaR---USAKTI BENTUK TIM PENYELIDIK TRAGEDI TEWASNYA
ENAM MAHASISWA...


USAKTI BENTUK TIM PENYELIDIK TRAGEDI TEWASNYA
ENAM MAHASISWA

JAKARTA (SiaR, 13/5/98), Universitas Trisakti (Usakti) membentuk
sebuah tim investigasi untuk menyelidiki Tragedi Trisakti Berdarah yang
menyebabkan gugurnya enam mahasiswa di kampus Usakti, Selasa (12/5) malam
kemarin. Tim ini selain berasal dari Usakti sendiri, juga direncakan akan
menyertakan Komnas HAM dan pihak-pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Hal ini ditegaskan Dekan FH Usakti dan Ketua Crisis Centre Usakti Adi Andojo SH
ketika ditemui SiaR seusai rapat tertutup pihak yayasan dan staf pengajar Usakti,
Rabu (13/5) pagi di Rektorat, Gedung Sjarif Thajeb.

"Tim ini akan meneliti seteliti-telitinya berdasarkan temuan-temuan
yang kami terima. Dan jika ada indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan aparat
sehingga menyebabkan tewasnya mahasiswa kami, maka kami akan menyelesaikan ini
secara hukum setuntas-tuntasnya," ucap Adi Andojo. Ia tidak bersedia
menjelaskan, mengapa tim ini tidak melibatkan pihak ABRI. "Kami hanya ingin
bekerja cepat, dan seobyektif mungkin. Itu saja_" ujarnya.

Menurut kesaksian Adi Andojo yang sempat memberikan orasi dalam aksi
keprihatinan sebelum terjadinya targedi berdarah tersebut, dirinya telah
meminta mahasiswa untuk membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB setelah
negosiasi dengan aparat menemui jalan buntu. Ribuan mahasiswa gabungan dari
berbagai perguruan tinggi tersebut tadinya berencana untuk long-march ke gedung
DPR/MPR-RI, tapi di depan kantor Walikotamadya Jalan Kyai Tapa dicegat aparat
keamanan.

"Aparat polisi telah mundur, mahasiswa juga demikian, mundur, kembali
ke kampus," kata Adi Andojo yang mantan hakim agung itu. "Tapi setiba di rumah,
sekitar pukul 17.30 WIB, saya mendapat telepon dari Pudek III bahwa beberapa
mahasiswa tertembak," kisahnya.

Menurut Adi Andojo, berdasarkan keterangan yang dikumpulkan dari para
saksi mata mahasiswa dan masyarakat setempat, korban-korban mahasiswa yang
gugur dan cedera itu adalah mereka yang ditembaki setelah berada di dalam
lingkungan kampus.

"Mahasiswa sudah mundur, masuk ke dalam kampus, mengapa ditembaki,"
ujarnya. Kesaksian Adi Andojo ini diperkuat oleh anggota Komnas HAM Albert
Hasibuan yang menerangkan, bahwa arah peluru yang menembus para korban berasal
dari arah bagian belakang tubuh korban menembus ke tubuh bagian depan. Dari
gambar yang sempat ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta, tampak aparat
keamanan menembaki mahasiswa yang berupaya menyelamatkan diri ke arah gedung di
kampus dari ruas fly-over.

"Secara teoritis kalau peluru karet maka jangkauan secara efektif hanya
50 meter, sedangkan fly over berjarak lebih dua ratus meter ke dalam lingkungan
kampus," ucap Albert Hasibuan.

Sementara itu, hasil otopsi Dr Mun'im Idries menyebutkan, bahwa
penyebab kematian para mahasiswa tersebut adalah, "meninggal akibat tembakan
yang mengenai bagian tubuh yang mematikan."***

***

Subject: SiaR---AKSI SOLIDARITAS DI BERBAGAI KOTA,
GAMBAR SOEHARTO DIBAKAR...

AKSI SOLIDARITAS DI BERBAGAI KOTA,
GAMBAR SOEHARTO DIBAKAR DI BANDUNG

BANDUNG, (SiaR, 13/5/98) Hampir sepuluh ribu mahasiswa Bandung, Rabu
(13/5), tumpah di Gedung DPRD Tingkat I Jawa Barat, Lapangan Gazibu dan Jalan
Kaum. Semua kampus perguruan tinggi di Bandung meliburkan diri sebagai tanda
ikut beduka atas meninggalnya empat mahasiswa Trisakti dan dua pengunjuk rasa
lainnya karena tembakan aparat keamanan. Ribuan mahasiswa memilih berkumpul di
DPRD I Jawa Barat dan menduduki tempat itu. Pergerakan ribuan mahasiswa dari
kampus-kampus seperti Universitas Padjajaran, ITB, Unisba dan sebagainya ke
gedung DPRD dikawal aparat keamanan.

Mahasiwa menggelar mimbar bebas di halaman gedung DPRD yang luas
mengecam tindakan brutal aparat keamanan dan mencaci maki Presiden Soeharto.
Teriakan-teriakan seperti "Gantung Soeharto", "Adili Soeharto," dan "Soeharto
Anjing" diteriakkan tanpa rasa takut lagi. Kegeraman, kebencian dan dendam
menyelimuti ribuan mahasiswa Bandung setelah sebelumnya mereka mengantar
pemakaman Hafidi Alifidin Royan, mahasiswa Fakultas Tehnik Sipil Tri Sakti yang
dimakamkan di Bandung.

Di DPRD itu pula, mahasisma melepas gambar Seoharto dari dinding salah
satu ruangan gedung DPRD dan membakarnya di depan ribuan mahasiswa. Sorakan dan
teriakan caci-maki terhadap Soeharto berkumandang mengiringi pembakaran gambar
itu. Aksi keprihatinan dan duka cita juga berlangsung di Lapangan Gazibu,
Bandung. Ribuan orang yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat umum
mengadakan mimbar bebas mengecam aksi brutal aparat keamanan terhadap aksi
mahasiswa Trisakti itu.

Berbeda dengan aksi di Gazibu dan gedung DPRD yang berjalan damai, aksi
massa yang terjadi di Jl Kaum Bandung berakhir dengan perusakan dan pembakaran.
Belum diketahui dengan pasti apakah jatuh korban dalam kerusuhan di wilayah
itu. Hingga berita ini ditulis, Rabu malam, ribuan mahasiswa masih menduduki
gedung DPRD yang berada di kompleks Gedung Sate itu.

Di Semarang aksi solidaritas berlangsung dan melibatkan hampir sepuluh
ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di ibukota propinsi Jawa Tengah
itu. Ribuan mahasiswa yang gagal menduduki kantor Gubernur karena diblokir
aparat keamanan mengalihkan sasaran mereka ke rumah dinas Gubernur di Simpang
Lima dan mendudukinya. Rumah dinas yang pernah jadi kontroversi karena
renovasinya menelan biaya Rp 7 miliar itu memang telah kosong. Gubernur Suwardi
meninggalkan rumah itu karena dianggap berhantu.

Di Surabaya, Yogyakarta dan Ujung Pandang ribuan mahasiswa juga
menggelar aksi solidaritas serupa. Di Ujung Pandang mahasiswa membakar ban-ban
bekas untuk memblokir jalan-jalan di sekitar kampus.***

Dikutip dari SUARA MERDEKA :

Kesaksian Dekan FE Usakti

Paramedis pun Dilarang Menolong Korban

TANDA SIMPATI: Spanduk besar berwarna hitam bertulisan, "Turut Berduka Cita atas Gugurnya Pejuang Reformasi'' digelar teman-teman Elang Mulya Laksamana dan Herry Hartanto yang dimakamkan di TPU Tanah Kusir. (Foto:Suara Merdeka/md-44k)

SUASANA duka mewarnai pertemuan antara puluhan staf pengajar Universitas Indonesia (UI) dan pimpinan Fraksi Karya Pembangunan (FKP) DPR RI, kemarin, menyusul Tragedi 12 Mei di kampus Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta yang menelan enam korban jiwa.

Delegasi yang dipimpin oleh Prof Dr Emil Salim itu sedianya akan menyampaikan aspirasi dan dialog sekitar reformasi. Namun, berkaitan dengan perkembangan situasi yang terjadi saat ini, forum diganti penyampaian belasungkawa dan pernyataan atas insiden tersebut. Apalagi Dekan Fakultas Ekonomi Usakti Dr Chairuman Armia MA juga hadir dan menyampaikan kronologi Tragedi 12 Mei.

Sebelum membuka pertemuan, Drs Slamet Effendy Yusuf dari FKP meminta hadirin untuk mengheningkan cipta bagi arwah mahasiswa yang meninggal dalam aksi unjuk rasa menuntut reformasi.

Emil Salim sendiri tidak bisa banyak bicara. Dengan terbata-bata serta mata berkaca-kaca, guru besar UI itu mengatakan, tidak perlu ada dialog dalam pertemuan. "Izinkanlah kami untuk meninggalkan ruang sidang ini. Suasana tak memungkinkan bagi kami untuk mengadakan dialog.''

Berikut penuturan langsung Dr Chairuman Armia MA mengenai kronologi Tragedi 12 Mei.

Rekan-rekan dari UI yang saya muliakan, saya berbicara atas nama Universitas Trisakti yang baru saja mengalami suatu peristiwa tragis kemarin (Selasa), yang berakibat enam mahasiswa kami tewas. Sebelum itu, saya ingin menyatakan secara kronologis kejadian tersebut.

Rapat Senat Universitas Trisakti dengan seluruh jajaran guru besar dan dosen-dosen menyatakan sikap mendukung sepenuhnya aksi mahasiswa yang berlangsung di Indonesia. Kemudian dua hari setelah itu, mahasiswa mengadakan mimbar bebas di kampus Trisakti, Selasa (12/5) mulai pukul 10.30.

Pada mimbar tersebut, tampil sebagai pembicara Rektor (Mudanto Martejo-Red), dengan seluruh dosen dan dari mahasiwa, untuk merefleksikan tekad Senat Universitas Trisakti dalam mendukung gerakan mahasiswa. Mulanya, mimbar bebas berjalan baik, yang dihadiri ribuan mahasiswa dan berakhir pukul 14.00.

Dosen-dosen kembali ke ruangan. Tapi, rupanya, mahasiswa bergerak terus keluar kampus, meski kami sudah mencoba melarangnya. Akhirnya mereka keluar kampus, sampai di depan Balai Kota (tak jauh dari kampus). Saat itu orang kantor Balai Kota sudah keluar. Di sana mahasiswa ditahan aparat keamanan sampai sore.

Pukul 15.30, kami mendapat ultimatum dari aparat: kalau sampai pukul 16.00 tak bubar, aparat akan mengambil tindakan. Maka saya dan Adi Andojo Soetjipto SH (mantan Hakim Agung, kini Dekan Fakultas Hukum Universitas Trisakti) menuju ke tempat di mana mahasiswa berkumpul. Kami membujuk para mahasiswa untuk mundur kembali ke kampus. Tapi mereka menghendaki reformasi dilakukan sekarang juga, dan mereka tidak mau mundur.

Akhirnya kami bicara dengan komandan, yang juga naik ke atas mimbar. Di situ disepakati, kedua pihak sama-sama mundur. ABRI diminta mundur dulu. Kalau ABRI mau mundur tiga langkah, mahasiswa juga akan mundur tiga langkah. Dan akhirnya kami terus mundur. Tetapi mundurnya tidak tuntas. Mahasiswa tak bisa digiring ke kampus. Kami, para dosen, pun masuk kampus, agar para mahasiswa mau masuk kampus. Tetapi sebagian besar mahasiswa masih berada di jalan.

Tak lama kemudian, sekitar pukul 17.00, di kampus terjadi tembakan dan suasana menjadi hiruk-pikuk, orang-orang panik, dan itu terus berlangsung sampai pukul 20.00 lebih. Saya berada di kampus sampai jam sembilan malam.

Mengerang Kesakitan

Keadaan sudah sedemikian memuncak. Saya turun ke gedung yang agak belakang. Di situ sudah banyak mahasiwa yang terkapar. Di situ ada yang menangis, sedangkan di sana ada yang berdarah, mengerang kesakitan. Namun mereka tidak mendapatkan perawatan medis yang seharusnya, karena paramedis tak bisa masuk kampus, tidak bisa menolong para korban. Semuanya dijaga aparat.

Karena keadaan yang demikian, saya kembali ke kantor dan menelepon Polda Metro Jaya. Saya bicara dengan Kolonel Arwin yang berdinas malam itu. Saya katakan, tolong Pak, aparat suruh berhenti menembak, karena mahasiswa sudah berada di dalam kampus.

"OK, saya mau menarik aparat saya, asalkan mahasiswa tidak memprovokasi dan melempar-lempar,'' jawab Kolonel Arwin.

Bagaimana mungkin mahasiswa melempar-lempar, karena sudah berada di dalam? Apa gunanya ditembak lagi? Apa pun yang mereka lakukan, toh sudah di pagar besi. Apa pun yang dilempar, toh tak akan sampai ke jalan raya.

Saya kembali turun, waktu itu masih ada sekitar seribu mahasiswa dalam kondisi basah kuyup karena hujan. Saya katakan kepada mahasiswa, jangan melanjutkan aksi, agar bisa pulang dengan baik.

Mahasiswa bilang, "Kami tak apa-apa, Pak. Kami sudah di sini semuanya. Tiap kali mencoba mau keluar, tembakan terjadi lagi.''

Saya menghubungi lagi Kolonel Arwin via telepon. Dia bilang akan menghubungkan saya ke Polres Jakarta Barat dengan Kolonel Arthur Damanik. Saya bicara lewat telepon dengan Kolonel Arthur.

Saya bilang, bisa nggak kita bicara, asal mahasiswa bisa pulang dengan aman. Mereka takut meninggalkan kampus karena ada aparat di luar. Kalau Bapak mau datang ke kampus, saya tunggu di lobi Gedung S. Tetapi beliau tidak mau masuk kampus.

Akhirnya, saya keluar kampus untuk bicara dengan Kolonel Arthur di bawah pohon di dekat Terminal Grogol. Di situ disepakati, "OK tidak ada aparat di luar. Mahasiswa boleh keluar, asal identitasnya dikeluarkan, dan itu dijamin.''

Lalu saya katakan kepada mahasiswa, kalian boleh keluar dengan jaminan aparat tidak akan berbuat apa-apa lagi.

Waktu itu yang luka parah dan meninggal masih simpang-siur. Ada yang bilang empat, tetapi ada yang bilang tujuh. Yang luka parah dilarikan ke RS Sumber Waras. Mahasiswa pun mulai keluar kampus. Saya menunggu di pintu pagar, untuk menjamin agar mahasiswa bisa keluar dengan aman.

Di pintu keluar lainnya, beberapa dosen juga menunggu, untuk menjamin mereka keluar dengan selamat. Dengan demikian, sedikit demi sedikit mahasiswa keluar. Saya kembali ke kampus untuk melihat mahasiswa yang luka-luka. Kami mencoba merawat mereka, karena tenaga paramedis sulit masuk ke kampus.

Sekitar pukul 21.00 baru ada paramedis yang masuk, untuk menolong mahasiswa yang mengalami kesulitan pernapasan. Kepastian meninggalnya baru saya terima tadi pagi (Rabu-Red), ada enam orang. Sedangkan malamnya baru empat atau lima orang yang dibawa ke Sumber Waras. Ada juga yang meninggal waktu dibawa ke rumah keluarganya.

Karena saya melihat sendiri bagaimana keadaan pada saat itu, saya melihat suatu sikap penahanan diri yang kurang bisa dikendalikan oleh alat-alat negara (aparat) waktu mereka berada di kampus. Kenapa masih juga menembak, sementara para mahasiswa sudah berada di kampus? Ini yang sangat saya sesalkan.

Betapapun mahasiswa kami begitu galak ketika berada di mimbar ataupun di jalan raya, tapi kalau sudah berada di kampus, situasinya kan sudah lain. Masalahnya sudah habis. Kalau sudah berada di kampus, kami yang bertanggung jawab. Kenapa mahasiswa masih juga ditembakin? Itu yang kembali saya sesalkan. (nas-48a)

*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*****************************


*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*****************************



*******************************


Back to Welcomesite (Kembali ke halaman pembuka)