From:
Date: Sat, 4 Apr 1998 16:48:55 +0700 (JAVT)
To:
Subject: Demo di UGM disusupi intel
Aksi unjuk rasa mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mulai
memakan korban.
Sebelum itu, pada awal bulan Maret 98 telah diadakan pertemuan tertutup
sebanyak 41 pakar KAGAMA (UGM) untuk membahas situasi nasional.
Aksi unjuk rasa pertama terjadi pada tanggal 11 Maret 1998, bersamaan dengan
penutupan sidang umum MPR. Dalam aksi keprihatinan tersebut melibatkan
sekitar 50.000 mahasiswa, termasuk mahasiswa non-UGM. Rombongan mahasiswa
dari setiap fakultas dikawal oleh Pembantu Dekan III dan beberapa dosen.
Dalam aksi tersebut, yang berjalan tertib dan lancar, muncul sebagai
pembicara adalah Prof.Dr.Teuku Jacob (mantan rektor UGM, ahli
paleoantropologi/fosil); Prof.Dr. Kunto Wibisono (mantan rektor UNS, ketua
harian KAGAMA, dan ketua Pusat Studi Pancasila); Dr.Amien Rais; Dr.Damarjati
Supanjar (dosen filsafat dan penasehat spiritual Kraton Yogyakarta); Dr.
Riswanda Imawan (Fisipol); Dr.Jalaludin Tanjung. Hadir pula Mudrick Sangidu
(ketua DPW-PPP Solo).
Aksi berdarah terjadi sejak hari Kamis 2April 98. Mahasiswa beraksi di
bunderan kampus UGM (dekat rumah sakit Panti Rapih). Mereka berkehendak
untuk berjalan kaki ke DPR, tetapi ditahan oleh aparat keamanan
(terutama Polisi dan Angkatan Darat, bukan ABRI keseluruhan). Negosiasi
antara aparat keamanan dan mahasiswa tidak berhasil dan akhirnya terjadi
lempar batu. Polisi menyemprotkan gas air mata, sehingga semua orang menjadi
kocar-kacir, serta gebuk-gebukan. Jumlah korban luka 24 di RS.Panti Rapih, 2
orang di RS Sardjito, 43 orang di unit P3K-UGM. Tiga mahasiwa terpaksa rawat
inap di RS Panti Rapih, karena luka cukup serius. Tiga mobil rusak, termasuk
mobil kijang milik seorang petugas keamanan, dimana didalamnya ternyata
ditemukan botol gas airmata. Menurut saksi mata mahasiswa, pernyataan bahwa
kejadian hari tersebut ditemukan adanya bendera fretilin, hal itu ulah
petugas intel yang mempolitisir aksi tersebut. Karena sampai hari ini tidak
ada mahasiswa yang tahu bagaimana ujud bendera fretilin.
Aksi kekerasan kedua terjadi pada hari Jum'at 3 April 1998, kembali terjadi
bentrok fisik antara petugas keamanan dengan mahasiswa. Korban luka parah
mencapai 38 orang. Dalam aksi hari Jum'at tersebut petugas keamanan bersikap
brutal, mulai mengejar dan masuk kedalam wilayah kampus, terutama di Wisma
Kagama, Gelanggang Mahasiswa, kantor P3SK. Puluhan sepeda motor rusak karena
ditendang dan digebuki oleh aparat keamanan. Dalam aksi tersebut petugas
menangkap seorang pemuda berseragam pelajar SLTA, ternyata adalah anak
lulusan SD pengangguran. Menurut pngakuannya, dia mengaku dibayar Rp5000,-
oleh seseorang berambut gondrong di Malioboro, untuk ikut demo. Pengurus
Senat Mahasiwa UGM akan menuntut tindakan brutal tersebut karena
bertentangan dengan Pancasila dan Hak Asazi Manusia.
Aksi ketiga terjadi hari Sabtu, 4 April 1998. Aksi keprihatinan terjadi di
halaman Balairung (kantor rektorat UGM), diikuti sekitar 10.000 mahasiswa
dari berbagai perguruan tinggi. Aksi ini berjalan tertib. Dua orang intel
tertangkap basah, karena kebodohan dia dengan menyombongkan pistol dan
pisaunya, dan tidak dapat menunjukan identitas mahasiswanya. Akhirnya
dipukuli dan diinjak-injak masa, yang seorang melarikan diri tetapi
tertangkap juga dan dipukuli oleh peserta demo.
Rektor (baru) UGM Prof Ichlasul Amal (dari Fisipol), menyatakan bahwa
sebenarnya mahasiswa UGM itu manut/ mudah menurut dengan perintah pihak
rektorat. Mereka tidak akan melebihi garis demarkasi kesepakatan batas
kampus dan area umum, tetapi justru pihak keamanan yang mulai melanggar
kesepakatan. Pihak petugas keamanan (Korem )& dan Polresta menyatakan diri
bahwa petugas mempunyai hak untuk masuk dan memeriksa semua daerahnya.
Padahal di kampus UGM sudah ada pos Polisi dan pos Menwa. Sementara pihak
UGM akan melakukan pemrosesan hukum dengan menurunkan tokoh-tokohnya, antara
lain Prof.Dr RM Sudikno Mertokusumo; Prof. Dr. Maria Santosa (Dekan F.Hukum)
dengan pakar-pakar fakultas hukum untuk penyelesaian persoalan ini.
Sementara Dr.Amien Rais (melalui harian KR Jum'at 3 April 98) menjelaskan
bahwa aksi mahasiswa masih murni, mereka juga intelektual yang memiliki
kemampuan cukup dan tidak kalah dengan para penyusun GBHN. Dengan maraknya
aksi di semua kampus perguruan tinggi, sebenarnya aparat keamanan harus
mengerti dan memiliki nurani, bahwa ini adalah keprihatinan semua bangsa
Indonesia, terutama para rakyat kecil. Sehingga harus ditangani dengan peruh
arif bijaksana.Semua perlengkapan ABRI dibeli dan dibayar oleh uang negara
yang dipungut pula dari rakyat Indonesia. Sedangkan Dr.Riswanda Imawan
menegaskan dan mengingatkan slogan ABRI bahwa apa yang baik untuk rakyat
adalah baik untuk ABRI. Sehingga fungsi ABRI adalah untuk melindungi rakyat
Indonesia ini, bukan menjadi kaki-tangan penguasa ataupun pengusaha.
Sementara dengan adanya isu pemotongan gaji pokok sebesar 50% pada dosen
golongan IV (penerimaan bersih sekitar rp. 700 ribu sampai rp.1juta per
bulan untuk profesor, alias hanya USD 100,-), telah menimbulkan reaksi keras
dikalangan dosen. Kebijaksanaan pemerintah sudah sangat ngawur dan tidak
logis. Jika terjadi, seluruh dosen akan menghentikan kegiatan kuliah maupun
praktikum sampai waktu yang tidak ditentukan.
*****************************
Date: Tue, 7 Apr 1998
To:
Subject: MAHASISWA:SATUKAN VISI !
MAHASISWA INDONESIA SATUKANLAH VISI
Beberapa himbauan telah disampaikan oleh para netter kepada adik-adik
mahasiswa yang sekarang ini menjadi pelopor dalam perjuangan rakyat untuk
menegakkan keadilan bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Untuk itu, yang paling penting disadari dari semula adalah bahwa para
mahasiswa menjadi PEMIMPIN gerakan atau dalam bahasa awam:sebagai ujung
tombak.Sebagai pemimpin gerakan,mahasiswa perlu mempunyai visi yang jelas
mengenai tuntutan perjuangan.Sekali VISI dan tujuan perjuangan sudah
jelas,jangan mundur oleh bujukan atau himbauan yang melemahkan.Jadi,sekali
mahasiswa yakin akan suatu tuntutan yang BENAR bagi rakyat,perjuangkan
dengan gigih.Inilah kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan idealismenya
bagi bangsa dan tanah air,bukan cuma diatas kertas.Selama puluhan tahun
telah diciptakan suatu sistem yang tidak mendidik calon-calon ilmuwan kita
(dan seluruh rakyat) untuk berpikir kritis dan berani mempertahankan gagasan
yang diyakini benar.Kemajuan ilmu pengetahuan cuma mungkin karena ilmuwan
mau menantang apa yang sudah ada dan berani mencari suatu jalan atau solusi
yang lebih baik.Dari sejarah, kita mengetahui betapa banyak orang jenius
didunia yang pada mulanya ditertawakan orang atau malah dikucilkan karena
mengemukakan suatu gagasan atau teori baru.Kegigihan mereka akhirnya yang
membawa sukses sehingga tercatat dalam sejarah sebagai pelopor dalam
bidangnya.Dari pengalaman sejarah,para mahasiswa harus sadar bahwa
perjuangan untuk mengadakan perubahan selalu akan menuntut pengorbanan
pula.Contohilah Nelson Mandela dan Presiden Korea Selatan Kim Dae Yong yang
berani konsisten memperjuangkan suatu keadilan bagi bangsanya.
TUNTUTAN REFORMASI
Selama krisis ini,pemerintah Orde Baru hanya mau mengakui adanya krisis
moneter.Padahal penyakit yang diderita bangsa kita jauh lebih
banyak.Janganlah kita membohongi diri sendiri.
Tanpa reformasi dalam bidang POLITIK dan HUKUM ,kemajuan yang mungkin
didapat dari penanganan krisis MONETER hanya akan bersifat pengobatan
simptomatis saja.Terlalu lama rakyat diombang-ambingkan dengan politik yang
tidak menentu karena memang tidak ada usaha yang serius dan jujur dari
pemerintah untuk menangani krisis.Segala langkah yang diambil selama ini
hanya menunjukkan bahwa penguasa ingin mempertahankan status quo.
Kita harus sadar bahwa krisis moneter hanyalah sebagian saja dari
permasalahan bangsa kita.Krisis kepercayaan rakyat sama sekali tidak
diperhatikan,malah penguasa menantang rakyat dengan main keras.Sungguh
disayangkan.
Tanpa reformasi politik dan hukum,tidak mungkin penyakit yang sudah demikian
parah dapat disembuhkan.Sudah cukup kita dibuai dengan gemerlap kemajuan
pembangunan yang didapat dengan pengorbanan yang sangat besar.Lihatlah apa
yang sudah kita ambil dari kekayaan alam kita ? Apakah masih ada yang
ditinggalkan bagi anak cucu kita seperti hutan dan kekayaan tambang ?
UI telah membuat usul atau rumusan kepada pemerintah.Suatu usaha yang baik
dan terpuji.Namun, hendaknya diingat bahwa usul saja tanpa diikuti dengan
tuntutan yang jelas (ada patokan kehasilan dan waktu) nanti akan dianggap
sebagai suatu karya tulis biasa saja.Sebaiknya disampaikan dengan jelas
TUNTUTAN RAKYAT dan patokan mengukur keberhasilan reformasi.Masukan dari
mahasiswa serta civita academica lain untuk melengkapinya tentu akan lebih
baik lagi.
Kita tidak bisa lain kecuali mengadakan reformasi.Jangan pernah mundur dari
tuntutan ini !!!
Para mahasiswa jangan sampai terpecah belah oleh hal-hal seperti kesetiaan
kepada alma maternya.Jangan persoalkan lagi apakah yang mempelopori itu
UI,GM,ITB atau lain sebagainya.Situasi yang akan membesarkan serta memberi
kepercayaan diri kepada anda.Buktinya para mahasiswa di Lampung menunjukkan
tekad yang yang sangat besar dan berani berkorban.Hanya satu saja yang perlu
diingat bahwa semua adalah MAHASISWA INDONESIA ! Silahkan membaca Mukadimah
UUD 45 : Bahwasanya.....dsb.
Yakinlah bahwa rakyat berada dibelakang para mahasiswa.Saya yakin bahwa ABRI
pun sesungguhnya sekarang terpaksa masih menunjukkan sikap keras karena
disiplin patuh atasan.Tapi dalam hati kecilnya,mereka harus mau
bertanya:apakah yang saya lakukan ini BENAR ? Mana mungkin melawan 200 juta
rakyat ?
Selamat berjuang.Tuhan selalu akan memberkati perjuangan yang luhur demi
keadilan ! Diatas pundak anda semua terletak masa depan bangsa kita !
SUARA NURANI
*****************************
Seruan dari kaki Gunung Kelud kepada para rektor
universitas, gurubesar, Senat Mahasiswa,
dan aktivis-aktivis di kampus-kampus
GERAKAN GENERASI MUDA DEWASA INI
PERLU KITA LINDUNGI DAN KITA DUKUNG
- Dobrakan politik generasi muda adalah sumbangan besar
untuk menyelamatkan republik kita
Oleh : Mohtar Rivai
Sejarah bangsa Indonesia mungkin akan mencatat, di masa depan, bahwa
krisis moneter sejak Juli 1997 yang dibuntuti oleh krisis ekonomi,
merupakan tonggak sejarah yang penting bagi Orde Baru. Sebab, selama
32 tahun ditegakkannya pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh
presiden Suharto, belum pernah negeri ini mengalami berbagai problem
yang begitu seriusnya, sehingga menyebabkan krisis politik, ekonomi,
sosial dan moral, seperti yang dewasa ini sedang berkecamuk. Jelaslah
kiranya bagi banyak orang, bahwa berbagai krisis itu semua telah, dan
makin terus, membikin goyangnya "kekokohan" atau "kebesaran" sistem
politik Orde Baru. Banyak gejala yang menunjukkan tendensi
perkembangan ke arah ini.
Perlawanan presiden Suharto terhadap IMF (dengan ideenya untuk
mendirikan CBS, atas usul "ahli" Amerika Steve Hanke) telah mengalami
kegagalan. Kesepakatan 50 butir dengan IMF terpaksa harus
dilaksanakan, walaupun di sana-sini ada konsesi dari fihak IMF. Ini
berarti bahwa "reformasi" ekonomi (yang terbatas) terpaksa dijalankan
oleh kalangan penguasa, walaupun dengan hati yang berat. Presiden
Suharto beserta "kalangan atas" yang mendukungnya, terpaksa memenuhi
syarat-syarat yang dituntut oleh IMF, Bank Dunia dan negara-negara
pemberi hutang. Persetujuan dengan IMF itu, menurut teorinya, akan
bisa menolong Indonesia dari kesulitan-kesulitan besar di bidang
moneter dan ekonomi, walaupun tidak segera. Ini berarti bahwa
penderitaan pedih berpuluh-puluh juta orang di negeri kita akan masih
berlangsung terus dua atau tiga tahun lagi, bahkan sampai 5 tahun
atau lebih.
Seiring dengan melandanya kesulitan-kesulitan ekonomi, kita akan
menyaksikan bahwa "kabinet pembangunan" ke-7 yang dibentuk oleh
presiden Suharto sesudah SU MPR, tidak akan mampu mengatasi
problem-problem besar dan gawat yang sedang melanda negeri kita.
Sebab, di samping kesulitan ekonomi yang sudah membikin macetnya
sebagian besar roda perekonomian, juga terdapat krisis politik,
sosial dan moral yang sudah bertumpuk-tumpuk sejak lama. Krisis di
berbagai bidang ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres
("something is wrong") dalam pengelolaan (manajemen) republik kita.
Akhir-akhir ini, makin bertambah banyak juga orang yang meragukan,
dan bahkan mempertanyakan, keunggulan sistem politik Orde Baru. Di
antara mereka itu, yang terutama adalah para mahasiswa dan kalangan
intelektual, yang sudah dan terus-menerus mengadakan berbagai macam
aksi di banyak kampus di Indonesia.
PERISTIWA PENTING : DOBRAKAN GENERASI MUDA
Gerakan para mahasiswa di berbagai kampus di Indonesia adalah
peristiwa yang bersejarah dalam proses panjang perjuangan rakyat
melawan sistem politik Orde Baru. Dikatakan di sini bersejarah,
karena gerakan ini sudah mencapai skala yang besar, dan mencakup
golongan mahasiswa dari berbagai kepercayaan agama, berbagai
sukubangsa, berbagai "aliran politik" dan berbagai tingkat sosial
orang tua mereka. Dalam sejarah Orde Baru, belum pernah ada gerakan
moral (dan politik) generasi muda kita yang jumlah pesertanya
sedemikian besarnya. Di samping itu, aksi-aksi para mahasiswa dewasa
ini bukan hanya merupakan gerakan moral saja, tetapi sudah menjadi
gerakan politik, yang amat besar sumbangannya kepada usaha besar
bersama untuk menyongsong datangnya perobahan di negeri kita.
Kita saksikan masing-masing bahwa aksi-aksi para mahasiswa ini
mendapat simpati banyak golongan dalam masyarakat, baik yang
dinyatakan secara terang-terangan, maupun secara sembunyi-sembunyi.
Ini logis, sebab generasi muda yang dewasa ini sedang memuntahkan
kemarahan mereka di banyak kampus itu, pada hakekatnya, menjadi
penyambung lidah banyak orang dalam masyarakat yang sedang mengalami
berbagai macam penderitaan. Para mahasiswa dewasa ini berdiri di
barisan paling depan dalam perjuangan bersama untuk terciptanya
reformasi politik yang mendasar, sebagai dasar untuk memudahkan
reformasi di bidang ekonomi dan bidang-bidang lainnya. Bangkitnya
para mahasiswa merupakan bagian penting dari kebangkitan kesedaran
klas menengah di Indonesia, yang selama ini dinina-bobokkan oleh
sistem politik Orde Baru. Gerakan generasi muda dewasa ini adalah
pendorong besar bagi tumbuhnya keberanian moral dari kalangan
intelektual Indonesia (baik yang Angkatan '45 maupun yang Angkatan
'66), yang sudah lama "dibeli" dengan jabatan atau dicengkam oleh
ketakutan sehingga menjadi mandul atau menjadi pelacur.
Artinya, gerakan generasi muda di kampus-kampus sekarang ini bisa
diharapkan menjadi dobrakan terhadap kebekuan kesedaran sosial dan
ke"banci"an intelektual yang menghinggapi kalangan intelektual
Indonesia selama 32 tahun Orde Baru. Sistem politik Orde Baru, dengan
berbagai cara, telah berhasil merusak moral kalangan intelektual
Indonesia, sehingga banyak yang menjadi robot-robot atau alat-alat
mati dalam mesin kekuasaan raksasa Orde Baru. Sistem kekuasaan di
bawah pimpinan presiden Suharto juga sudah menyuburkan "kebudayaan"
menjilat ke atas dan menindas ke bawah, mengembangkan kemunafikan,
"bapak-isme" yang sarat dengan kebiasaan feodal.
TERIMAKASIH KITA KEPADA GENERASI MUDA
Gerakan moral dan politik yang dilancarkan oleh para mahasiswa di
banyak tempat dewasa ini merupakan peristiwa yang berharga dalam
rangka konsep strategis "nation building" dan "character building"
bangsa kita. Karena, lebih dari 30 tahun universitas-universitas di
negeri kita telah dijadikan kuburan kesedaran politik, kuburan
semangat kerakyatan, kuburan patriotisme dan nasionalisme.
Pemerintahan Orde Baru telah mentrapkan garis "depolitisasi" kampus,
yang merupakan kesalahan monumental dalam pembinaan jiwa generasi
baru. Dengan dalih yang dikarang-karang, universitas telah dijadikan
pabrik yang memproduksi kaum intelektual yang tidak-peduli kepada
urusan-urusan besar negara dan bangsa, dan yang mempersetankan
masalah-masalah penting yang dihadapi rakyat. Berbagai peraturan
tingkat kementerian maupun tingkat universitas telah dibikin
sedemikian rupa, sehingga kegiatan-kegiatan yang bersifat politik
dalam kampus bisa dibatasi atau dicegah. Orde Baru telah berdosa
besar kepada generasi yang sekarang, dan juga kepada generasi yang
akan datang, dengan memaksakan politik depolitisasi kampus, yang
sudah berjalan puluhan tahun itu. Sebab, politik depolitisasi kampus
ini telah menanamkan ketakutan di kalangan mahasiswa, yang kemudian
merupakan bibit juga bagi tumbuhnya "ketakutan nasional" terhadap
sistem politik Orde Baru, ketika mereka sudah terjun dalam masyarkat.
Mengingat itu semua, alangkah bahagianya masa depan bangsa Indonesia
bahwa para mahasiswa dewasa ini telah bangkit, dan mulai melancarkan
perlawanan terhadap berbagai politik salah dan dosa besar yang
dilakukan pemerintahan Suharto. Sama-sama sebagai pemilik republik
kita, mereka tidak rela bahwa negara kita, yang berpenduduk 202 juta,
dikelola secara buruk oleh beberapa ribu jenderal ABRI dan oleh
puluhan ribu pejabat-pejabat tinggi sipil (tokoh-tokoh Glokar di
berbagai tingkat). Sebagai calon-calon kader bangsa, hati banyak
mahasiswa kita tidak tahan lagi melihat begitu besarnya
kerusakan-kerusakan di bidang politik, ekonomi, sosial dan moral,
yang dilakukan oleh para penguasa. Sebagai penerus yang akan ikut
bertanggung-jawab atas masa depan negeri kita, mereka ingin ikut
membereskan republik kita dari segala kebobrokan, yang telah
mendatangkan begitu banyak penderitaan bagi rakyat dewasa ini.
Kita semua patut menyatakan kegembiraan dan perasaan trimakasih kita
kepada generasi muda, yang dengan gerakan mereka dewasa ini
menunjukkan tekad besar untuk ikut-serta meletakkan dasar-dasar yang
lebih sehat bagi penyelenggaraan negara kita di masa depan, dengan
melakukan reformasi di berbagai bidang, yang sudah tidak bisa
ditunda-tunda lebih lama lagi.
GERAKAN YANG SUDAH MENJADI MASALAH NASIONAL
Kalau kita memperhitungkan tuntutan akan perlunya perobahan situasi
di negeri kita dewasa ini, dan juga mengingat masa depan anak-cucu
kita, maka patutlah kiranya kita memandang secara tepat gerakan
generasi muda yang dilakukan di kampus-kampus dewasa ini. Pada
umumnya, gerakan ini dilakukan oleh para mahasiswa oleh karena
adanya kesulitan-kesulitan ekonomi sebagai akibat krisis moneter,
yang telah menimbulkan penderitaan besar bagi sebagian besar rakyat
kita. Di samping itu, gerakan generasi muda itu juga dipacu oleh
kebobrokan dan penyakit-penyakit parah yang disebabkan oleh sistem
politik Orde Baru. Karena kebobrokan ini sudah begitu luasnya
menjalar di banyak bidang, maka wajarlah kalau generasi muda kita
membrontak terhadap situasi yang begitu buruk. Jadi, sumber
pembrontakan generasi muda itu adalah sistem politik Orde Baru.
Perlawanan generasi muda itu dilahirkan oleh sistem politik ini, yang
sekarang ini makin kelihatan jelas segi-segi negatifnya. Jadi,
bukanlah karena adanya hasutan dari PRD, atau karena hasil
kasak-kusuk sisa-sisa PKI, atau karena disebabkan oleh
kegiatan-kegiatan ekstrim kanan atau ekstrim kiri.
Perlawanan generasi muda terhadap sistem politik Orde Baru dewasa ini
sudah mencapai tingkat yang cukup tinggi. Begitu besarnya dan begitu
pentingnya perkembangan gerakan ini sehingga bisalah disebutkan
sebagai masalah nasional. Pengaruh atau akibat gerakan ini tidak bisa
diremehkan begitu saja oleh para penguasa Orde Baru. Karena, gerakan
ini telah mempersoalkan atau mengangkat masalah-masalah yang besar
dan "sensitif" bagi kedudukan politik presiden Suharto dan legitimasi
pemerintahan Orde Baru. Banyak protes - yang dinyatakan dalam
poster-poster, pamflet atau selebaran, yel-yel dalam demonstrasi -
dilancarkan terhadap dipilihnya kembali presiden Suharto. Mereka
menolak keputusan-keputusan MPR, dan menuntut diadakannya Pemilu yang
baru. Mereka kritik pedas pelaksanaan Dwifungi dan diberlakukannya 5
Paket UU Politik. Mereka kutuk pengumpulan kekayaan keluarga Suharto,
dan kolusi atau korupsi yang dijalankan oleh kalangan atas yang dekat
Cendana. Singkatnya, gerakan mahasiswa dewasa ini telah menjadi
gerakan moral dan sekaligus juga gerakan politik yang sasarannya dan
tujuannya jelas, yaitu : penggantian pimpinan nasional, perobahan
sistem politik menuju yang lebih demokratis, pembrantasan korupsi dan
nepotisme, dan perbaikan situasi ekonomi.
Kalau kita mengamati perkembangan gerakan di berbagai kampus, maka
jelaslah bahwa garis besar tujuan perjuangan generasi muda dewasa ini
adalah identik dengan aspirasi rakyat. Dengan kalimat lain, bisalah
dikatakan bahwa gerakan generasi muda ini mewakili kepentingan
rakyat. Karena rakyat sudah lama tidak bisa menyalurkan aspirasinya
lewat DPR-gadungan atau lembaga-lembaga resmi lainnya, maka peran
gerakan mahasiswa menjadi sangat penting. Tidak berlebih-lebihanlah
kiranya, kalau dikatakan bahwa generasi muda kita telah menampilkan
diri sebagai juru-bicara rakyat. Bahkan, selanjutnya, kalau tidak
aral yang melintang (umpamanya : kedunguan penguasa yang mau
"menggebug" atau "melibas" aksi-aksi mahasiswa), maka generasi muda
Indonesia bisa menjadi barisan perjuangan rakyat, atau menjadi ujung
tombak perjuangan nasional menuju perobahan.
MARI KITA LINDUNGI GERAKAN GENERASI MUDA
Akibat kebancian generasi Angkatan '45 (walaupun tidak semua) dan
juga kemandulan atau kebobrokan generasi Angkatan '66 (sejenis Akbar
Tanjung, Gafur, Sambuaga, dll), sebagai hasil politik pembiusan Orde
Baru, maka kita saksikan bahwa selama 32 tahun tidak pernah ada
perlawanan terhadap sistem politik presiden Suharto yang skala
keseriusannya seperti yang dilakukan oleh generasi muda dewasa ini.
Oleh karena itu, selama 32 tahun, presiden Suharto beserta para
penguasa tinggi lainnya (dari kalangan ABRI dan Golkar) bisa dengan
leluasa merusak sendi-sendi republik kita dan jiwa kebangsaan kita,
sehingga keadaannya menjadi seperti yang alami dewasa ini.
Kita semua tahu, bahwa sudah beberapa puluh tahun di negeri ini
terjadi banyak sekali pelanggaran hukum di berbagai sektor , bahwa
para penguasa di tingkat pusat maupun propinsi dan kabupaten
melakukan penyalahgunaan kekuasaan, bahwa lembaga legislatif takut
dan tunduk kepada kekuasaan eksekutif, bahwa DPR sudah tidak patut
lagi disebutkan sebagai "dewan perwakilan rakyat", bahwa banyak
oknum-oknum di kalangan atasan sudah menjadi maling besar, bahwa
keluarga Suharto sudah menumpuk kekayaan yang luar biasa dengan
cara-cara yang tidak luhur. Kita melihat, baik di Jakarta mauipun di
banyak kota di daerah-daerah, betapa para pejabat memperkaya diri
dengan jalan korupsi, kolusi, atau penyalahgunaan kekuasaan. Semua
itu sudah berjalan selama 32 tahun! Dan baru sekarang inilah para
mahasiswa dan kaum intelektual lainnya bisa menggalang aksi-aksi
besar yang begitu hebat skalanya. Perkembangan aksi-aksi mahasiswa di
seluruh negeri ini sekarang ini bisa menjadi salah satu faktor
penting bagi datangnya perobahan.
Oleh karena itu, adalah kewajiban para rektor, para mahaguru, dan
pimpinan gerakan generasi muda, untuk bersama-sama melindungi gerakan
mahasiswa ini. Adalah "tugas strategis" mulia kita semua, sebagai
orang-orang yang lebih tua dari mereka, untuk mendorong terus
semangat generasi muda untuk peduli terhadap masalah-masalah besar
yang berkaitan dengan penyelenggaraan republik kita. Perjuangan
generasi muda dewasa ini adalah sumbangan yang amat penting bagi
usaha bersama kita dalam melakukan pemberesan negeri kita lewat
reformasi politik dan reformasi ekonomi, atau, singkatnya : merobah
sistem politik.
BIARKAN KAMPUS MENJADI KANCAH PERJUANGAN
Setelah selama beberapa puluh tahun kehidupan kampus
universitas-universitas di negeri kita didepolitisasi, dikarbol dan
diborgol, dewasa ini berbagai kampus menjadi kancah bagi generasi
muda (dan bagi kaum intelektual lainnya) untuk memperjuangkan
aspirasi politik mereka, untuk menyuarakan jeritan penderitaan
rakyat, untuk memprotes berbagai ketidakberesan yang dilakukan oleh
para penguasa tinggi pemerintahan. Perkembangan ini menggembirakan
dan membanggakan.
Sebab, pengalaman selama 32 tahun sudah membuktikan bahwa tidak bisa
lagilah diharapkan sesuatu yang serius dari lembaga-lembaga resmi
seperti DPA, DPR, MPR, MA, BPK, untuk mengadakan reformasi atau
perbaikan yang mendasar. Kalau sudah begini, lalu kepada siapa lagi
bisa digantungkan harapan ? Padahal, situasi yang penuh
problem-problem berat seperti sekarang ini, yang mendatangkan
kesengsaraan kepada begitu banyak orang, tidak bisa dibiarkan terus
lebih lama lagi.
Oleh karena itu, patutlah diharapkan bahwa kampus-kampus universitas
kita bisa menjadi motor untuk melahirkan kekuatan dalam masyarakat
yang akan mendobrak statusquo yang sudah begitu lama dipertahankan
oleh presiden Suharto (bersama pimpinan ABRI dan pimpinan Golkar).
Seperti yang pernah kita baca, peran dan pengaruh - secara langsung
dan tidak langsung - gerakan mahasiswa di Korea Selatan, di Filipina,
di Muangthai adalah besar sekali untuk mendorong adanya perobahan dan
perbaikan. Kampus-kampus di Indonesia juga bisa diharapkan menjadi
dinamisator gerakan moral dan gerakan politik, yang, bersama-sama
dengan berbagai kekuatan dalam masyarakat, akan memaksa runtuhnya
sistem politik Orde Baru.
Mengingat itu semua, perlulah kiranya kita semua (termasuk para
rektor, pimpinan ABRI, dan para tokoh nasional lainnya di berbagai
bidang) memperjuangkan terus dan membela kebebasan kampus sebagai
kancah perjuangan aspirasi generasi muda, dan sekaligus membikin
civitas academica juga sebagai sarana penting bagi nation building
dan character building bangsa kita. Janganlah hendaknya universitas
kita jadikan hanya sebagai pabrik-pabrik yang memproduksikan
"cendekiawan" yang pintar dalam bidangnya masing-masing, tetapi yang
"cacad moral kerakyatan"-nya dan tipis kesedarannya sebagai
warganegara republik kita. Kita semua harus berusaha supaya kampus
universitas kita menjadi penggemblengan kader-kader bangsa yang akan
memikul tanggungjawab di masa depan. Memukul, mematikan, meloyokan,
mengebiri kehidupan dinamis dalam kampus-kampus adalah kesalahan
besar dan dosa berat. Sebab, ini sama saja dengan membunuh masa depan
republik kita.
MENGAPA PARA PENGUASA TAKUT KEPADA GENERASI MUDA ?
Para penguasa (baik sipil maupun militer) dan berbagai "tokoh" dewasa
ini kelihatan sedang "kuwalahan" menghadapi bergejolaknya
kampus-kampus, sehingga mereka mengeluarkan berbagai komentar,
pernyataan, "nasehat", bahkan ancaman. Dari beraneka-macam pernyataan
itu, kita lihat adanya kedunguan dan kedangkalan pemikiran mereka
terhadap arti penting kebangkitan kesedaran politik para mahasiswa,
yang sekaligus juga memperlihatkan kekuatiran atau ketakutan mereka
kepada gelombang pasang oposisi terhadap sistem politik Orde Baru.
Sebagian dari para penguasa dan "tokoh" masyarakat, masih juga mau
meneruskan kekeliruan besar masa-masa yang lalu, yang menjadikan
generasi muda sebagai "generasi penakut" atau "generasi penurut" atau
"generasi lembut".
Dapat dimengertilah kiranya bahwa sebagian penguasa (baik sipil
maupun militer) tidak setuju dan tidak gembira dengan adanya
kebangkitan generasi muda dewasa ini. Tetapi, kalau mereka
menguar-uarkan hal-hal yang serba negatif dan juga serba keliru
tentang aksi-aksi para mahasiswa, maka kita semua perlu melawannya.
Tidak benarlah bahwa gerakan mahasiswa dewasa ini membahayakan
keselamatan republik kita. Yang mereka bahayakan adalah pemerintahan
sekarang ini yang menjalankan sistem politik yang ternyata sudah
menimbulkan berbagai kerusakan dan kebobrokan di berbagai bidang
kehidupan bangsa dan negara. Karenanya, membahayakan dan menentang
pemerintahan yang sekarang adalah benar. Sebab, generasi muda dewasa
ini menghendaki digantinya pemerintahan dan sistem politik yang
sekarang ini dengan pemerintahan dan sistem politik yang lain, yaitu
yang lebih demokratis dan lebih bersih, demi keselamatan republik
kita. Pada hakekatnya, mereka menentang musuh-musuh republik dan
oknum-oknum yang memusuhi kepentingan rakyat.
Secara garis besar dapatlah dirumuskan bahwa pertentangan antara
generasi muda dan para penguasa dewasa ini adalah pertentangan antara
kekuatan moral dan politik yang mau menyelamatkan hari depan republik
kita dan kekuatan reaksioner yang ingin mempertahankan statusquo
(yang penuh dengan kebusukan yang merusak). Pertentangan ini tajam,
dan karenanya kita telah dan akan terus menyaksikan jatuhnya korban
dan banyaknya pengorbanan.
PERJUANGAN YANG BERAT TETAPI BENAR DAN MULIA
Kebangkitan gerakan moral dan politik di kalangan para mahasiswa dan
intelektual dewasa ini adalah sumbangan besar bagi usaha pembenahan
kehidupan bangsa kita di berbagai bidang (politik, ekonomi, sosial,
moral), yang dirusak oleh sistem politik Orde Baru selama 32 tahun.
Pekerjaan pembenahan ini berat, rumit, dan bersegi banyak, karena
berhadapan dengan kekuasaan yang sudah bercokol begitu lama, dan yang
disangga oleh berbagai golongan (termasuk ABRI, konglomerat, dan
segolongan kecil lainnya yang diuntungkan oleh Orde Baru). Oleh
karena itu, perjuangan generasi muda ini akan mengalami banyak
kesulitan besar, bahkan mungkin kegagalan-kegagalan juga, kalau tidak
menggalang kerjasama dan dukungan dengan golongan-golongan yang
potensial lainnya dalam masyarakat, antara lain dengan gerakan kaum
buruh dan rakyat di pedesaan.
Karena kekuasaan Orde Baru sudah makin banyak dan makin jelas
memperlihatkan segi-segi negatifnya bagi kepentingan rakyat, maka
perspektif penggalangan kekuatan besar bersama untuk mengadakan
perobahan ini adalah cukup baik, asal digunakan cara-cara yang tepat
dan dengan program perjuangan yang cocok dengan situasi objektif.
Kesulitan ekonomi dewasa ini akan, mau tidak mau, membikin makin
terblejedinya segi-segi negatif sistem politik Orde Baru bagi
kepentingan rakyat. Sikap dan tindakan-tindakan Presiden Suharto
beserta pendukung-pendukung utamanya (sebagian pimpinan ABRI,
pimpinan Golkar, dan berbagai "tokoh-tokoh" masyarakat) akan makin
kelihatan berseberangan dengan aspirasi rakyat. Di dunia
internasional, citra pemerintahan Indonesia akan terus merosot karena
berbagai persoalan hutang luarnegeri dan pelanggaran HAM, pelecehan
demokrasi, dan tindakan-tindakan represif terhadap kaum oposisi
(termasuk para mahasiswa). Singkatnya, faktor-faktor dalamnegeri dan
luarnegeri makin tidak menguntungkan bagi sistem politik Orde Baru.
Seperti halnya banyak gerakan yang besar, perjuangan generasi muda
Indonesia juga akan mengalami gelombang pasang surut dan menemui
berbagai kesulitan. Sepanjang perjalanan akan terjadi kristalisasi,
ekses-ekses dan juga kekeliruan. Unsur-unsur yang busuk akan rontok
di tengah jalan, sedangkan yang sehat akan makin terbajakan oleh
liku-likunya perjuangan. Masa depan akan membuktikan bahwa sejarah
membenarkan perjuangan generasi muda yang berjuang untuk mendirikan
Indonesia Baru di atas reruntuhan sistem politik Orde Baru.
*****************************
Date: Sun, 05 Apr 1998
Subject: Info MPD: Krono....
To:
Info MPD -
KRONOLOGI AKSI MAHASISWA YOGYAKARTA TANGGAL 3 APRIL 1998
12.30 : Usai sholat Jum=92at, massa mulai berkumpul di sekitar Boulevard
dan bundaran UGM. Kemudian massa bergerak menuju Gedung DPRD
melalui Jalan C.
Simanjuntak (perempatan Mirota Kampus) tetapi diblokir oleh aparat.
Terjadi baku hantam antara massa dengan aparat, massa akhirnya mundur
dan kembali menuju bundaran UGM.
13.00 : Happening art dan orasi. Sementara tim negosiasi dari Panitia
Aksibernegosiasi dengan pihak aparat untuk bisa long march ke Gedung
DPRD. Negosiasi gagal.
14.00 : Massa kembali ke dalam kampus, dan berkumpul di depan
Gelanggang Mahasiswa dan dilakukan pembacaan statement oleh
Panitia Aksi.
14.20 : Panitia Aksi membubarkan massa, tetapi massa tidak mau bubar
dan bergerak kembali ke arah Bundaran UGM. Massa melakukan aksi lempar
batu ke arah aparat. Massa dari para pelajar SMU dan SMP yang menggunakan
ikat kepala Intifadah. Massa sempat melempar 3 buah mercon ke tengah-tengah
aparat. Dengan menggunakan tameng dan pentungan, aparat membuat pagar
betis dan bergerak maju sampai 50 meter ke dalam wilayah kampus di sekitar
Boulevard.
15.00 : Aparat mulai mengejar dan memukuli mahasiswa dan khalayak
umum sampai di sekitar Gelanggang Mahasiswa. Aparat juga merusak kendaraan
bermotor yang ada. Tim P3K juga diserang aparat dan dipukuli. Menurut
saksi mata, ada puluhan orang mahasiswa yang dipukuli aparat dan dimasukkan
ke dalam panser Brimob. Menurut data yang dikumpulkan ada sekitar tiga
puluh yang hilang dan sebelas nama orang tidak teridentifikasi. Saksi mata
lain menyebutkan seseorang mencoba lari dari kejaran aparat dan berusaha
masuk ke Gedung BNI. Namun sampai di depan Gedung BNI aparat menangkap dan
menghajarnya sampai yang bersangkutan terkapar. Dalam keadaan terkapar
kemudian aparat menggotongnya dan dimasukkan ke dalam panser Brimob.
Demikian juga di depan Wisma Kagama ada seorang pemuda berkaos putih
ditarik masuk ke barisan aparat dan dihajar.
15.15 : Pasukan ditarik lagi ke selatan Bundaran UGM (keluar dari
wilayah kampus UGM). Bersamaan dengan itu Pembantu Rektor III UGM
Bambang Kartika datang ke tengah massa dan meminta agar massa membubarkan
diri. Massa menolak sebelum aparat membubarkan diri terlebih dahulu.
15.30 : Aparat membubarkan diri dan kemudian diikuti oleh massa.
Sampai berita ini ditulis, terdata ada 20 sepeda motor rusak. Aparat
dengan menggunakan bayonet merusak tangki kendaraan bermotor tersebut.
Aparat juga merusak bangunan Gelanggang Mahasiswa, P3PK, Wisma Kagama
dan Kopma.
5 orang dirawat di RS Panti Rapih, dan 22 orang di RS Kardjito. Tim
advokasi (LBH Yogya dan mahasiswa) mengupayakan untuk bisa melindungi
dan mengadvokasi mereka yang masih dirawat. Sementara di bangsal tempat
mereka dirawat nampak adanya penjagaan oleh aparat tak berseragam yang
membawa handy talky.
Dari para korban ini banyak pula rakyat biasa yang tak tahu apa-apa
tetapi terkena tindakan brutal aparat.
*****************************
Date: Sun, 05 Apr 1998
To:
KOMITE PERJUANGAN RAKYAT UNTUK PERUBAHAN
( KPRP )
KRONOLOGI AKSI=20
TANGGAL 2 APRIL 1998
=09
08.45 Orasi-orasi dari KPRP di Plaza Fisipol yang berisi ajakan untuk turun
ke jalan.
Rakyat sengsara karena Soeharto sehingga harus ada perlawanan dari semua
elemen rakyat.
09.00 Orasi dari wakil pengamen.
Perjuangkan kaum miskin, pengamen, buruh.
Turunkan harga.
09.01 Orasi-orasi yang berisi bahwa soeharto telah 32 tahun menjadi
presiden dan selama itu pula dia telah menindas rakyat. Selama ini
mahasiswa hanya berpolitik secara teoritis. Sekarang rakyat telah masuk
kampus untuk mengajari mahasiswa berpolitik.
mahasiswa harus turun ke jalan melepas atribut mahasiswanya dan bersatu
dengan rakyat.
09.03 Dengan mengepalkan tangan kiri, kawan-kawan di Plaza Fisipol
bersama-sama menyanyikan Hymne darah Juang dipimpin oleh Korlap.
09.05 Orasi yang menyatakan erubahan bukan hanya milik mahasiswa. Semua
elemen rakyat harus bersatu. Penguasa tidak becus untuk mengurus negara.
Mereka hanya memikirkan kekayaannya.
09.07 Puisi "Pidato seorang Demonstran" dari kawan Fakultas Sastra.
09.10 Orasi mengajak untuk mengadakan perlawan sampai demokrasi benar-benar
terwujud.
09.11 Orasi dengan tema tolak dialog dengan militer atau presiden. Turun ke
jalan bersama rakyat adlah cara dialog kita.
09.14 Orasi yang menyatakan Pembantaian-pembantaian pada orde baru/Rezim
soeharto menandakan bahwa rezim ini adalah rezim yang haus darah.
09.15 Orasi dengan tema turunkan Soeharto.
Soeharto turun dengan cara :
Galang kelompok independen
Percaya kepada rakyat
People power
Harus ada sidang umum istemewa atau Pemilu ulang.
Hapus UU Politik dan dwifungsi ABRI.
09.18 Massa berdiri dan merapatkan barisan dan menyanyikan lagu Satukanlah.
Korlap meneruskan Orasinya agar kawan-kawan Fisipol yang lain mengikuti
barisan.
09.19 Massa mulai keluar dari Fakultas Fisipol. Yel-yel tentang rakyat.
Korlap terus berOrasi untuk menarik massa cair menjadi massa solid.
09.25 Sampai di Fakultas Hukum.
Orasi ke dalam fakultas hukum untuk mengajak kawan Fakultas Hukum untuk
bergabung. Sedangkan Korlap melakukan Orasi di luar.
Bersamaan dengan itu kawan-kawan dari pengamen jalanan mengadakan happening
art. 2 orang mengangkat bendera merah putih dan seorang lagi berperan
sebagai Soeharto dan selalu menendang dan menindas.2 orang yang mengangkat
bendera meneriakkan kata "Selamatkan !!!=85.Selamatkan!!!!!!!" sebagai
simbol bahwa rakyat sudah membutuhkan pelopor untuk melakukan perubahan.
09.35 Sampai di bunderan Filsafat.
Di depan halaman filsafat sudah menunggu kawan-kawan Pelajar gabungan dari
berbagai SLTA dan sekolah kejuruan, antara lain SMU Muhammadiyah I, SMU
Prambanan, STM Nasional dan beberapa perwakilan dari pelajar di Yogyakarta.
Sementara orasi di Bunderan Filsafat menyerukan supaya massa bersatu dan
menuju ke Boulevard.
Di sini ada tambahan 1 orang lagi yang ikut happening art.
09.40 Sampai di Psikologi.
Korlap Orasi untuk mengajak kaawan dari Psikologi.
09.41 Sampai di Fakultas Sastra.
orasi dengan tema turunkan Soeharto.
Kawan dari sastra menyambut massa dengan seruan "Hanya ada satu kata=85
LAWAN!!!!!".
Massa menyambut seruan itu dengan yel " Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan
!!!"
09.45 Mulai jalan lagi ke Boulevard.
orasi dengan tema turunkan harga.
09.49 Orasi , menyatakan turun ke jalan dengan berbagai elemen rakyat.
09.50 Orasi mengajak massa untuk turun ke jalan.
09.53 Orasi menyerukan agar rakyat bergabung satukan perlawanan.
09.54 Massa mulai masuk ke ruas barat Boulevard. Korlap terus melakukan=
Orasi.
09.55 Kawan dari Timur Leste Orasi, mereka menyatakan melawan rezim
Soeharto yang menginjak-injak rakyat.
10.00 Sampai di depan Gelanggang
Orasi untuk mengajak massa cair yang ada di depan Gelanggang untuk menjadi
massa solid.
10.05 Massa sampai di bunderan UGM.
10.06 Pasukan huru hara datang dan berbaris di depan massa aksi.
10.19 Orasi "Ketika rakyat bersatu pasti tak bisa dikalahkan".
10.20 Massa menyanyikan lagu yang liriknya sebagai berikut "
Permisi-permisi rakyat mau lewat, kalau nggak dikasih urusan jadi gawat"
10.25 Kemudian terjadi saling dorong antara massa dengan aparat. Massa
menuntut maju terus sambil meneriakkan yel-yel "Rakyat bersatu tak bisa
dikalahkan!!". Massa berhasil menembus sampai ke depan Panti Rapih. Militer
kemudian membentuk barikade 3 lapis.
Kapolres melakukan negosiasi dengan koordinator aksi dan memeinta supaya
massa tidak melakukan long march.
10.30 Orasi dengan tema turunkan harga dan mengajak kawan SMU untuk
bergabung demi perubahan.=20
10.32 Beberapa perwakilan dari berbagai kalangan juga melakukan orasi dan
mengajukan tuntutan-tuntutannya ,antara lain :
Wakil rakyat Timor-timur menuntut pembebasan Timor-Timur dan meminta
supaya militer tidak melanjutkan pembantaian. Perwakilan Rodhe juga
mendapat kesempatan untuk melakukan orasi. Bahkan seorang bapak juga
menyatakan mendukung aksi massa yang diselenggarakan oleh KPRP.
Sementara itu Orasi masih terus dilakukan.
10.45 Saling dorong antara aparat dengan massa mulai terjadi dan sudah
diwarnai pemukulan oleh aparat, sementara massa masih menahan diri dan
massa diminta duduk oleh panitia aksi
10.55 Aparat menjanjikan kalau DPR akan segera datang.
11.0 Happening art dari kawan Serikat Pengamen Indonesia.
Gabungan Aksi Pelajar Cinta Indonesia (GAPCI) mulai masuk dlam barisan=
massa.
Aparat mulai maju 4 langkah ke depan.
11.05 Orasi dari kawan IKIP Yogyakarta
"Lawan rezim Soehaarto dan tumbuhkan kantong-kantong perlawanan"
11.10 Pembakaran sepatu tentara dan pistol oleh pelaku happening art.
GAPCI membacakan statement mendukung aksi keprihatinan Indonesia.
11.15 Tongki melakukan orasi dan memberitahukan kepada massa bahwa aksi
mungkin akan dibubarkan oleh aparat sehingga harus ada satu komando supaya
tidak terprovokasi. Dan mengajak massa long march ke DPRD.
1130 2 orang ibu rumah tangga menyampaikan keluhan tentang harga kebutuhan
sehari-hari yang membuat rakyat makin sengsara.
11.35 Kawan-kawan SPI menyanyikan lagu-lagu kritik sosial antara lain :
"mengadu"
11.40 Rombongan kawan-kawan ISI bergabung dengan massa.
11.50 Koordinator KPRP membacakan statement dan tuntutan aksi.
12.0 Barisan dirapatkan untuk menrobos barikade militer dalam satu komando.
12.05 Massa yang mencoba menerobos barikade dari sisi barat bunderan UGM
dipukuli dengan brutal oleh aparat, sehingga massa mundur ke arah boulevard
dan membalas dengan lemparan batu. Panser dari militer menyemprotkan air
kotor ke arah massa. Aparat yang brutal menyeret dan menangkapi massa yang
tidak sempat mundur sambil terus dipukuli dan diinjak-injak. Gas air mata
mulai dilemparkan ke arah massa. Massa yang sudah tidak terkendali akibat
provokasi aparat begitu marah sehingga saat diketahui ada satu mobil kijang
baru nopol AB 8078 RA yang diindikasikan sebagai milik aparat langsung
digulingkan dan dihancurkan. Kemudian mobil itu diketahui adalah milik
Kapt. CPM R.H. Napitupulu dengan NRP/NB-399697, Pasi Hartib DP IV/2 POMDAM
IV/Diponegoro. Kartu Tanda Prajurit no 01/34-044/Feb/95.
Di dalam mobil ditemukan baret CPM, Kertas berisi nomor telpon 08161861382
dan 586415, gas air mata dan bom molotov terbungkus koran dalam kantong
plastik.
12.35 Panitia aksi memimpin massa untuk membubarkan diri sambil menyanyikan
Hymne Darah Juang dan Sumpah Rakyat Indonesia
Sampai kronologi ini ditulis jumlah korban diperkirakan 88 orang, 17 orang
luka berat (kepala bocor), sisanya pingsan dan memar.
DEMO MENDUKUNG DEMOKRATISASI INDONESIA: Hentikan Bantuan Jepang kepada
Rezim Soeharto-Habibie!
TOKYO (NINDJA, 1/3/98) Dari tanggal 18 sampai dengan 21 Maret 1998,
Wapres Indonesia B.J. Habibie berkunjung ke Tokyo. Dia melakukan
pembicaraan dengan PM Jepang Ryutaro Hashimoto mengenai bantuan pangan
dan obat-obatan. Dalam pertemuan JIF (Japan-Indonesia Forum), Habibie
minta agar hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang lebih
ditingkatkan lagi.
Pada tanggal 20 Maret, para anggota NINDJA (Network for Indonesian
Democracy, Japan) dan pendukungnya, sekitar 50 orang, berdemonstrasi
untuk mendukung gerakan pro-demokrasi di Indonesia di depan DIET dan
Deplu Jepang. NINDJA mengajukan beberapa tuntutan kepada Ketua Majelis
Rendah (the House of Representatives) dan Majelis Tinggi (the House of
Councilors), yang isinya sebagai berikut :
Kepada : Ketua Majelis Rendah Bapak Soichiro Ito
Kepada : Ketua Majelis Tinggi Bapak Juro Saito
1. Kami berharap Pemerintah Jepang menghargai pendapat LSM-LSM dan
mengajak mereka mendiskusikan kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan pemberian bantuan kepada Indonesia;
2. Kami menuntut Pemerintah Jepang untuk mendesak Pemerintah
Indonesia agar menempuh cara-cara yang demokratis dan transparan dalam
penggunaan bantuan pinjaman Jepang. Bantuan hendaknya jangan dipakai
untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan keluarga Cendana atau para
konglomerat;
3. Krisis ekonomi Indonesia telah mengorbankan kehidupan rakyat melalui PHK,
kenaikan harga dll. Karenanya, bantuan untuk mereka justru sangat
diperlukan Bantuan itu harus diberikan langsung kepada rakyat atau
disampaikan melalui
LSM-LSM yang aktif membina masyarakat lapisan bawah.
4. Tuntutan bagi reformasi ekonomi dan reformasi politik di Indonesia
akhir- akhir ini kian meluas. Pemerintah Indonesia menindas mereka
dengan kekerasan. Pemerintah Jepang mesti mendesak pemerintah Indonesia
agar menghargai aspirasi rakyat melalui proses demokratisasi.
5. Pemerintah Soeharto bersikap yang tidak demokratis dan tidak
menghargai hak asasi manusia. Kami mengira bahwa pemerintah Jepang mesti
berhenti untuk membantu pemerintah Indonesia melalui ODA. Setidaknya
Pemerintah Jepang perlu menuntut Pemerintah Indonesia supaya menghargai
demokratisasi, hak asasi manusia dan kebebasan sebagaimana dicatat dalam
ODA Charter (Piangan ODA). Apabila Pemerintah Indonesia tidak mengikuti
piangan tersebut, Pemerintah Jepang mesti mempertimbangkan untuk
berhenti pemberian ODA.
6. Belakangan ini sering terjadi kerusuhan yang disebabkan kesulitan
kehidupan rakyat di seluruh Indonesia. Lagi pula gerakan masyarakat yang
menuntut demokratisasi semakin berkembang. Dalam keadaan itu, terjadi
kehilangan 2 aktivis yang bernama Pius (Aldera) dan Desmond (LBH
Nusantara) serta orang-orang yang luka-luka dan ditahan juga tercapai
jumlah yang besar. Dengan demikian, Pemerintah Jepang harus menegaskan
Pemerintah Indonesia agar tidak mengambil tindakan dengan kekerasan
untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan agar berusaha untuk
menemui orang yang hilang. Kami berharap anggota-anggota DIET untuk
berkunjung ke Indonesia dan menyatakan dukungan kepada gerakan
pro-demokrasi, misalnya melakukan penyalidikan independen, atau
mengikuti acara pengadilan bagi aktivis yang ditangkap.
20 Maret 1998
Network for Indonesian Democracy, Japan
Network for Indonesian Democracy, Japan (NINDJA) didirikan pada bulan
Maret 1998 dengan bertujuan untuk mendukung demokratisasi Indonesia.
Kegiatan utama dari NINDJA adalah mengumpulkan informasi alternatif yang
berkaitan soal demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Di samping
itu, NINDJA memberikan informasi tersebut serta mengimbau aksi mendadat
kepada masyarakat, media mas, DIET maupun Pemerintah Jepang.
------
NINDJA <>
Network for Indonesian Democracy, Japan
*****************************
Replies:
PULUHAN MAHASISWA/PELAJAR YOGYA LUKA-LUKA AKIBAT BENTROK DENGAN APARAT
YOGYAKARTA (SiaR, 3/4/98), Perjuangan mahasiswa, pemuda, dan
pelajar untuk reformasi memasuki masa-masa kritis setelah di berbagai
kampus perguruan tinggi sepanjang Kamis (2/4) dan Jumat (3/4) ini kembali
diwarnai bentrok dengan aparat keamanan.
Di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) dan IAIN Sunan Kalijaga
sebanyak 90 mahasiswa, pemuda, dan pelajar mengalami luka-luka, setelah
perlawanan "intifadah" mahasiswa, pemuda, dan pelajar dibalas dengan
tembakan gas air mata aparat keamanan.
Aksi gabungan sekitar 5 ribu mahasiswa, pemuda, dan pelajar --
yang kali ini membawa panji-panji bendera OSIS sekolah masing-masing --
berakhir dengan kekerasan setelah pasukan keamanan membentuk barikade
untuk menghadang demonstran yang akan melakukan long march menuju Gedung
DPRD DIY di Jalan Malioboro.
Bentrokan bermula setelah pimpinan demonstran terus memberi
aba-aba untuk melangkah maju sehingga ke dua barisan -- aparat keamanan
dan mahasiswa, pemuda, pelajar -- saling berhadapan.
Bentrokan pun terjadi. Aparat bersenjatakan pentungan dan popor
senapan memukuli demonstran yang berada di barisan depan secara beringas,
yang dibalas dengan lemparan batu -- aksi intifadah -- oleh para
mahasiswa, pemuda, pelajar. "Allahu Akbar_ Allahu Akbar_," seru para
demonstran perempuan berjilbab menye- but kebesaran nama Tuhan. Sebagian
lagi menyerukan: "Ayo kita lawan fasis! Lawan fasis!". Aksi intifadah itu
berlangsung kurang lebih satu jam. Demonstran meskipun dihujani tembakan
gas air mata menolak untuk membubarkan diri.
Seruan aparat keamanan terhadap demonstran untuk membubarkan diri
lewat megaphone tak digubris. Aksi intifadah malah semakin gencar. Bahkan
para pimpinan demonstran menyerukan kepada aparat untuk membubarkan diri
terlebih dahulu.
"Kami anti-kekerasan. Kami dipukuli, maka kami melawan. Kami akan
membubarkan diri kalau bapak-bapak aparat lebih dahulu membubarkan diri,"
teriak seorang mahasiswa yang bertindak sebagai kolap (koordinator
lapangan, red.). Kepala Kepolisian Daerah DIY Kol (Pol) Bani Siswono dan
Komandan Korem 072/Pamungkas Kol (inf) Djoko Santosa yang melihat
penanganan demonstrasi dari kejauhan akhirnya memerintahkan komandan
pasukan anti huru-hara untuk membu- barkan diri memenuhi permintaaan
mahasiswa.
"Kami tidak mau ada risiko yang jauh lebih buruk lagi," ucap
Santosa kepada para wartawan yang meminta keterangan dari dirinya. Dalam
jumpa pers seusai demonstrasi, Santosa dan Siswono menyesalkan bentrokan
yang terjadi hingga ada jatuh korban. Baik dari kalangan mahasiswa,
pemuda, pelajar, maupun dari kalangan aparat.
Sebuah mobil kijang milik petugas dibalikkan, dan dihancurkan
demon- stran. Bom gas air mata sempat meledak saat mobil dibalikkan
demonstran. Seorang aparat berpakaian preman yang sedang mengambil
"gambar" dipukuli hingga babak-belur.
Menurut versi aparat keamanan, korban luka-luka dari demonstran
ada 29 orang, tiga diantaranya mengalami rawat inap di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogya- karta. Tapi versi petugas medis dari Unit P3K UGM, Agus
Medianto menyebutkan ada 80 demonstran yang luka-luka memar, lecet, dan
patah tulang, diantaranya 26 di rawat di RS Panti Rapih, 60 di Unit P3K
UGM, dan 2 dijahit kepalanya di RSUP Sardjito. Sedangkan versi LBH
Yogyakarta, 53 orang luka-luka.
Tiga yang rawat inap di RS Panti Rapih masing-masing Rahmat
(Fisipol UGM), Edi Hutapea (Universitas Kristen Imanuel), dan Titien
(pelajar putri dari Madrasah Aliyah Negeri-MAN Yogyakarta).
Pihak BEM UGM kepada para wartawan dalam keterangan pers-nya
menyatakan penyesalan atas tindak kekerasan ABRI karena hal itu melanggar
hak asasi manusia, dan bertentangan dengan Pancasila. BEM UGM juga
menuntut ABRI meminta maaf secara terbuka dan bertanggungjawab atas segala
macam kerugian yang ditanggung mahasiswa.
"ABRI kembali lah ke pangkuan rakyat seperti amanat Panglima Besar
Jenderal Sudirman. Kami khawatir korban-korban dari kalangan mahasiswa dan
pelajar akan terus berjatuhan. Kami imbau kepada bapak-bapak petinggi
ABRI, daripada mengorbankan kami sebagai generasi penerus, lebih baik
mengorbankan satu keluarga Cendana yang korup..," ucap seorang pengurus
BEM UGM.***
*****************************
From:
Date: Fri, 3 Apr 1998 23:59:29 -0500 (EST)
To:
Subject: KRONOLOGIS PENGGEREBEKKAN, PENCULIKAN, PENGANIAYAAN AKTIFIS FORUM PEMUDA PELAJAR MAHASISWA GARUT (FPPMG)
KRONOLOGIS PENGGEREBEKKAN, PENCULIKAN, PENGANIAYAAN AKTIFIS FORUM PEMUDA PELAJAR MAHASISWA GARUT (FPPMG)
Senin malam, 22.30 wib, tanggal 16 Pebruari 1998 telah terjadi penculikan
dan penganiyayaan terhadap 5 (lima) orang aktifis FPPMG, yakni :
1. Mahmud Yunus (FPPMG), 23 tahun, mahasiswa STAI Musadaddiyah Garut
2. Agus Rully Ardiansyah, (FPPMG), 27 tahun ,mahasiswa STP Garut
3. Cepi Kunaefi (FPPMG), 23 tahun, mahasiswa STTG Garut
4. Tanto Sugianto (GMNI), 20 tahun, mahasiswa STH Garut
5. Muhamad Iqbal (PMII), 23 tahun, mahasiswa STTG Garut
Penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kurang lebih sebanyak 50
orang Polisi Militer lengkap dengan senjata yang dipimpin oleh Pasi Idik
POM Garut, Letnan Yulius Amra, SH.
Berikut kronologisnya :
Senin, 16 Pebruari 1998
Pukul 22. 30 wib :
5 orang aktivis yang disebutkan diatas sedang berada di sekretariat FPPMG
Jl. Ahmad Yani no 98 Gg. KH. Damanhuri Rt.04/Rw.01 Koropeak Garut.Datang 5
orang petugas yang mengaku dari KODIM 0611 Garut dan langsung menyuruh
aktivis ini untuk ikut dengan mere ka, karena tidak tahu permasalahannya
maka ditanyakan apakah ada surat tugas atau surat perintah penangkapan,
aparat menjawab "ITU TIDAK PERLU!", karena tidak ada surat tugas dan surat
perintah serta penangkapan maka para aktivis FPPMG menolak untuk ti dak
ikut, namun aparat negara ini tetap memaksa aktivis FPPMG untuk tetap
ikut. Para aktifis FPPMG langsung diseret masuk kedalam truk dengan
dikawal 9 mobil.
Pukul 23.00 wib :
Setibanya di markas PM Garut dan masing masing aktivis dipisahkan dalam
ruangan yang berbeda. Mereka langsung diinterogasi dengan cara kekerasan
dan penganiayaan. berikut tuturan para Aktifis : Mahmud Yunus ( Koord
FPPMG ) :
Setelah di ruangan tersendiri para aparat bilang akan diperiksa dan
diinterogasi. Tapi malah dipukul ,ditendang ditodong dengan pistol dan
dipukul dengan gagang pistol, setelah itu dipaksa untuk membuka seluruh
pakaian (tinggal memakai celana dalam ) dilanjutkan dengan direndam dalam
kolam kurang lebih 1/2 jam sambil dipukul dan diinjak injak dengan bentakan
keras serta dipaksa untuk memakan pelor.
Agus Rully Ardiansyah ( Kord Advokasi FPPMG) :
Setelah dimasukan kedalam ruangan tersendiri yang pengap. Disuruh membuka
pakaian seluruhnya dengan paksa, setelah telanjang aparat melakukan
tindakan penganiayan dicekik dengan ikat pinggang sambil di pukul.
Cepy Kunaefy (Aktivis FPPMG) :
Dimasukan kedalam ruangan di paksa untuk membuka pakaian sampai telanjang
. Dipaksa untuk mengeluarkan pernyataan untuk mengiyakan tentang
pernyataan selebaran sambil dipukul dicekik dengan tongkat sambil
ditendang .
Tanto Sugianto ( Aktifis GMNI Garut ) :
Setelah dimasukkan kedalam ruangan tersendiri langsung ditelanjangi dan
disuruh berjalan sambil jongkok kepala diduduki, rambut dijambak sambil
dipukul, dagu ditendang, perut ditekan dengan rotan, dada diinjak sambil
perut dipukuli.
Muhamad Iqbal (Sekretaris satu PMII Garut) :
Dimasukan kedalam ruangan yang pengap, ditelanjangi dengan paksa, diinjak
-injak dipukul rambut dibakar dengan rokok.
Tindakan penganiayan ini berlangsung dari pukul 23.00 sampai pagi hari.
Selasa, 17 Pebruari 1998
Pukul 08.00 wib :
Dilakukan pemeriksaan dan integorasi yang pertanyaannya tidak diketahui
karena kesakitan akibat penganiayaan hanya MENGIYAKAN SAJA dengan
penekanan pemukulan dan ancaman.Istirahat hanya sholat dan makan
Pukul 22.00 wib:
Integorasi selesai menunggu untuk dilimpahkan ke POLRES Garut
Rabu, 18 Pebruari 1998
Pukul 02.00 wib:
Diantar ke Mapolres Garut dan diinapkan di Mapolres
Pukul 09.00 wib :
Di lakukan Integorasi oleh tim serse POLRES Garut
Pukul 16.00 wib :
Atas permintaan aktifis FPPMG dilakukan Visum di Rumah Sakit Umum dr
Selamet Garut
Kamis, 19 Pebruari 1998
Pukul 13.00 wib :
Diantar pulang oleh Polres Garut dan diberlakukan wajib lapor 1minggu 2
kali (senin, kamis)
Dari tindakan penggerebekan ,penganiayaan tersebut mengakibatkan luka
fisik lecet dan memar memar diantaranya : · Mahmud Yunus : Memar kaki
akibat tendangan, memar punggung akibat pukulan, sesak napas akibat
pukulan didada, pusing dan pendengaran terganggu. · Agus Rully Ardiansyah
:Memar dipundak belakang kiri dan kanan, hidung bengkak, pelipis mata
bengkak, lutut kiri luka, tulang kering kaki kanan luka, beberapa bagian
kepala benjol dan pusing · Tanto Sugianto : Dada sakit karena dipukul,
paha kiri dan kana memar, .pipi memar dan beberapa bagian kepala benjol
serta pusing. · Cepy Kunaefy : Punggung memar, lengan memar, rahang luka
dan kepala pusing akibat dari beberapa bagian kepala dipukul. · Muhamad
Iqbal : Tulang kering luka . punggung memar dada sakit dan kepala pusing
akibat terlalu banyak dipukuli.
Selain penggerebekkan, penculikan dan pengaiayaan Tim Polisi Militer Garut
yang dipimpin oleh PASI IDIK POM Letnan YULIUS AMRA SH juga mengambil
barang- barang, arsip buku dan kliping koran . Tanpa ijin dan tanpa surat
perintah penggeledahan dan penyitaa n adapun barang yang yang diambil
adalah :
1. Satu set komputer+stabilizer 5. Poster dinding
2. Tape compo 6. Mesin Tik
3. Televisi 7. Disket
4. Tape rekaman soni 8. Kaset rekaman
5. Poster dinding 10. Arsip-arsip dan buku-buku
Kepada yth,
Mas Pipit
di Watch Indonesia - Berlin
Bersama dengan ini kami berikan informasi terakhir dari kejadian penangkapan, penculikan dan penganiayaan terhadap 5 aktivis Forum Pemuda Pelajar dan Mahasiwa Garut pada tanggal 16 Pebruari 1998.
Bahwa dari kelima kawan kami, dua diantaranya yaitu :
1. Mahmud Yunus (Koordinator FPPMG)
2. Ruly Ardiansyah ( Koordinator Advokasi FPPMG)
Dijerat dengan pasal undang-undang subversi, mereka diduga melakukan tindak pidana kejahatan serta menggangu ketertiban umum serta penodaan terhadap bendera merah putih Republik Indonesia, dijerat dengan pasal 160 dan 154 sub a.
Namun dari keterangan yang kami himpun bahwa ini terlalu dipaksakan, karena bukti-bukti yang sangat lemah sekali dimana kawan-kawan kami tidak melakukan apapun.
Apabila kami ini akan terus dilanjutkan ada kemungkinan di gelar pra peradilan, harus diketahui bahwa mereka melakukan penculikan, penggeledahan, penangkapan serta penganiayaan tidak bisa membuktikan surat apapun (surat penangkapan dan penggeledahan).
Sampai disini dulu kami menginformasikan informasi terakhir dari FPPMG.
Terimakasi, salam untuk semua kawan di Berlin terutama Mas Pipit dari FPPMG.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Garut, 3 Maret 1998
Nissa Wargadipura
Aktivis FPPMG
------------------------------------------------------
Get free personalized email at http://eudora.iname.com
*****************************
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL: UNDANGAN AKSI
Date: Mon, 23 Mar 1998 05:11:06 PST
UNDANGAN AKSI
Kepada Yth,
Seluruh rakyat Indonesia
di-
Penjara Kecil Orde Baru
Undangan Aksi sebagai ungkapan pernyataan kawan-kawan kami yang hilang,
karena kekejaman militer pada "Tragedi Gedung Meneng Berdarah"
Aksi solidaritas dan keprihatinan sebgai tindakan perlawanan terhadap
kezholiman Rejim Orde Baru terhadap rakyat Indonesia yang mendambakan
kemerdekaan sejati dengan tumbuhnya demokrasi di negri ini.
Perlawanan ini akan terus berlanjut demi cita-cita besar rakyat
Indoensia, untuk itu kami mengharapkan dukungan dan solidaritasnya pada
aksi yang akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : 24 Maret 1998
Tempat : Kampus Berdarah Unila
Waktu : Pukul 09.00 Wib
Aksi yang sama akan dilakukan juga di Kampus Universitas Muhamamdyah
Metro Lampung Tengah
Kami sangat mengarapkan dukungan dan do'a saudara semua demi tegaknya
demokrasi di Indonesia
Komite Mahasiswa Pemuda Pelajar dan Rakyat Lampung (KMPPR-L)
SATU KOMANDO, SATU AKSI
TURUNKAN HARGA
REFORMASI ATAU MATI
----------------
Kami akan terus aksi untuk kawan-kawan kami yang hilang, karena menurut
Pangdam II Sriwijaya di Jambi menurut harian daerah Tamta Lampung ada 5
orang yang sekarang ditahan dan diletakan di Polda Lampung. Padahal
statmen terakhir Komandan Korem 043 Garuda Hitam Kolonel C. Simbolon dan
Kapolda Lampung Kolonel Gendro, mereka tidak menahan.
Pernyataan yang sangat bertentangan.antara anak buah dan Komandan, untuk
itu kami mohon bantuan saudara-saudara semua.
E-mail; Persatuan Mahasiswa Pemuda Lampung <>
*****************************
To:
Date: Tue, 24 Mar 1998 02:04:48 -0700
From: "Tulin Ninela" <>
Subject: Perjuangan Mahasiswa di Titik Kritis
Perjuangan Mahasiswa di Titik Kritis
Jengah aku melihat foto anak-anak manis berjaket kuning datang menghadap
MPR tempo hari. Apa ini pencapaian tertinggi dari gerakan mahasiswa yang
sejak beberapa bulan lalu kelihatan menggebu-gebu? Datang ke MPR, mengakui
keabsahan lakon sidang umum, sambil menyerahkan petisi yang ditandatangani
beberapa birokrat senat mahasiswa? Gerakan mahasiswa, di tahun 1974 dan
1978 selalu terpukul saat kepemimpinan diambil alih para birokrat senat
atau dewan. Mereka enak saja mengambil keputusan berunding dengan militer
dan penguasa atas nama mahasiswa, mencari keuntungan sendiri dan memukul
kawan seiring.
Itu memang masa lalu, tapi gerakan mahasiswa saat ini harus dapat menarik
pelajaran dari pengalaman itu. Gerakan mahasiswa sekarang juga harus
membayar hutang pengkhianatan terhadap rakyat yang dilakukan sejak 1966.
Jadi, bukan pekerjaan mudah, dan kita semua tahu bahwa persoalan tidak
selesai semata dengan mencela.
Aksi-aksi mahasiwa mulai marak sejak akhir tahun lalu, dan sekarang sudah
meluas di hampir semua daerah. Di Manado kita saksikan mahasiswa Unsrat
angkat suara, setelah sekian tahun berdiam diri, menikmati penghisapan
atas rakyat yang sebagian kecil pemerintah disalurkan ke kampus mereka.
Dari Yogyakarta kita dengar belasan ribu mahasiswa UGM ikut aksi massa,
membakar patung Soeharto dan memobilisasi perlawanan. Di Jakarta, sudah
banyak kampus yang terjun ke dalam kancah perjuangan, dengan berbagai isu
dan beragam aksi.
Tentu kita semua bergairah melihat perkembangan ini. "Mahasiswa sudah
turun lagi," ujar rakyat mengenang masalalu. Ada harapan tentunya, dan
adalah tugas kita semua agar harapan itu tidak ambruk dan muncul sia-sia.
Mengkritik gerakan masalalu adalah bagian dari tugas menyusun aksi di masa
sekarang.
Kampus, seperti halnya sebuah negeri, dipimpin oleh sebuah pemerintahan.
Di tingkat tertinggi ada rektor (di luar negeri disebut presiden), di
bawahnya ada pimpinan fakultas, para dekan dan pembantunya, ketua jurusan,
dosen dan staf. Semuanya tertata rapi seperti halnya birokrasi pemerintah.
Mahasiswa yang jumlahnya ribuan adalah massa, tapi seperti halnya
masyarakat di bawah rezim Orde Baru, suara mereka tidak diperhitungkan.
Untuk 'menyalurkan aspirasi' birokrasi kampus menyediakan senat mahasiswa,
yang diisi oleh orang-orang 'pilihan' (kadang dipilih, kadang ditunjuk),
BPM dan lembaga-lembaga lain.
Kita semua tahu bahwa setelah NKK-BKK peran mahasiswa dalam mengatur
kampus atau dunianya sendiri menjadi sangat kecil. Mendikbud (ketika itu)
Daoed Joesoef, secara sistematis menghapus hak-hak mahasiswa untuk
berbicara tentang politik. Setelah itu, secara bertahap ia membuntungi hak
mahasiswa untuk ikut bicara tentang kehidupan kampus. Tekanan demi tekanan
terus dilakukan, dan pada tahun 1980-an sempurnalah mekanisme kontrol yang
mengekang kita semua. Itu semua berlangsung mungkin tanpa kita sadari,
tapi jelas kita rasakan. Masih ingat aku pada awal tahun ini membantu
seorang teman yang kesulitan membayar uang kuliah. Orang tuanya miskin,
hanya penjaga pintu kereta di Jawa Tengah, yang gajinya untuk makan
sendiri pun tidak cukup. Tapi tak seorangpun birokrat (baik mahasiswa
apalagi para penguasa kampus) yang mau menangani masalah ini. Itulah
produk nyata dari kebijakan penjinakan kampus di bawah NKK-BKK, mengurus
teman yang sengsara saja tidak bisa, apalagi membantu rakyat?
Situasi itu sampai sekarang belum berubah. Secara struktural semua lembaga
mahasiswa begitu rentan, tidak punya kekuatan apapun. Dengan kata lain,
perjuangan kita sekarang masih berdasar pada keberanian dan komitmen
pribadi-pribadi, yang cepat bisa meluntur dan menghilang.
Keberanian dan komitmen memang penting. Tanpa itu tidak ada semangat di
dalam gerakan, tidak ada roh yang dapat menghidupi kumpulan massa di
kampus-kampus. Tapi itu semua belum cukup. Yang dibutuhkan adalah
organisasi, perhimpunan, perkumpulan, tempat kita dapat berunding dan
mengambil keputusan penting menyangkut gerakan. Jangan kita serahkan semua
keputusan kepada para birokrat. Ketua senat mungkin orang baik yang punya
komitmen dan keberanian, tapi sekali lagi itu tidak cukup. Ia diikat oleh
struktur yang membuatnya tidak bebas, yang memaksanya selalu berkompromi
dengan para pejabat kampus. Secara nyata saja kita lihat, kadang susah
bagi massa mahasiswa menemui 'pemimpinnya', tapi sang 'pemimpin' ini akan
tergopoh-gopoh datang kalau dipanggil dekan atau rektor.
Bukan maksudku mengatakan "jangan percaya pada ketua senat atau lembaga
resmi lainnya", tapi bersikaplah kritis. Dan sikap itu kritis itu harus
dituangkan dalam bentuk kongkret. Bentuklah organisasi mahasiswa yang
independen dari birokrasi kampus, sebuah kreasi massa mahasiswa yang
dibentuk secara demokratik, tanpa campur tangan pihak lain. Itulah senjata
kita melancarkan aksi-aksi.
Sekarang ini aku lihat aksi-aksi mahasiswa ada di titik kritis. Sebagian
kita sudah jenuh, mungkin karena sibuk kuliah atau urusan lain, atau
karena merasa aspirasinya tidak tertampung. Penggebukan dan represi
militer sudah dimulai, seperti terjadi di Kampus Unas Jakarta, UNS Solo,
dan di Bandung. Banyak aktivis yang dikejar-kejar aparat. Tapi di sisi
lain, muncul tawaran yang 'menggiurkan' (bagi birokrat kampus): berdialog
dengan pemerintah. Yang menawarkan tidak lain adalah Pangab Jenderal TNI
Wiranto. Aku terkesima melihat birokrat di kampusku berdebar-debar
menunggu dialog itu. Tiba-tiba mereka merasa begitu penting, begitu
berwibawa karena diundang pejabat militer.
Begitu lihainya Pangab kemudian menetapkan syarat-syarat, dan dapat aku
pastikan bahwa suara mayoritas massa yang berkumpul di tengah panas dan
hujan, yang jadi sasaran penggebukan dan penculikan, yang protes karena
memang membawa suara rakyat (orang tua dan sanak saudara kita sendiri),
tidak akan boleh masuk ke ruang dialog. Mereka yang pertama-tama akan
disingkirkan, dan itu mudah dilakukan oleh militer jika semua urusan kita
percayakan kepada birokrat lembaga mahasiswa.
Pertemuan dengan Pangab, jika dipenuhi, adalah awal dari bencana. Kita
bayangkan, bagaimana para birokrat mahasiswa duduk sopan santun di bawah
penjagaan, menyampaikan uneg-uneg mereka. Pangab pasti akan berlagak
telaten mendengar ocehan dan keluhan, lantas menyatakan terima kasih atas
saran 'adik-adiknya'. Setelah pertemuan itu, Pangab akan sesumbar, "saya
sudah dialog dengan mahasiswa, jadi kalau masih ada aksi-aksi, pasti saya
gebuk!" Dan siapa pemberi legitimasi itu? Tidak lain dari teman-teman
mahasiswa sendiri, para birokrat kampus yang hadir dalam pertemuan itu!
Dan kalau itu terjadi, semua langkah kita bergerak mundur.
Jadi, tindakan pertama saat ini adalah BOIKOT DIALOG DENGAN PANGAB! Kita
harus tetap menuntut dialog diadakan di kampus-kampus. Biarlah sang
Jenderal itu berkeliling Indonesia, mendengar tuntutan dan suara massa
mahasiswa. Dia punya uang cukup, punya helikopter, punya ratusan ribu
anakbuah yang setia mengantarnya pergi ke mana-mana. Itu yang harus
dilakukannya, kalau memang mau berdialog! Jika ditolak, tetaplah pada
sikap semula, menuntut dialog antara pemerintah, bukan dengan segerombolan
birokrat kampus, tapi dengan massa mahasiswa, pemilik suara dan aspirasi
yang sesungguhnya.
Tapi perlu kita ingat, dialog dengan pemerintah bukanlah penyelesaian. Itu
hanya langkah kecil dalam tugas sejarah kita yang besar. Jadi janganlah
mengerahkan seluruh enerji untuk langkah kecil itu. Tugas pokok kita
adalah mengakhiri kesengsaraan rakyat. Bagaimana caranya?
Di atas sudah kita lihat, bahwa organisasi sangat sentral perannya dalam
menggerakkan aksi-aksi. Keberanian dan komitmen individu harus diolah
menjadi keberanian dan komitmen massa. Aksi-aksi massa terus
dilangsungkan, agar kita semua merasakan kekuatan yang ada. Dengan aksi
massa kita tahu bahwa kekuatan dan kemampuan kita lebih dari sekedar
mengirim delegasi ke MPR atau berdialog dengan pemerintah. Tapi kuncinya
adalah pembentukan organisasi! Beberapa di antara kita boleh pandai, tahu
banyak tentang politik, tapi itu tidak menjamin apa-apa, karena suara
massa lah yang akan menentukan jalannya sejarah.
Kita salut dengan tekad mahasiswa IKIP Rawamangun membentuk serikat
mahasiswa yang tidak dicampuri birokrasi kampus. Dengan serikat inilah
mereka akan lebih bebas, lebih terbuka dan konsisten menjalankan
perjuangan.
Penyakit kita yang harus dibasmi adalah sektarianisme. Aku kaget mendengar
mahasiswa UGM masih gengsi bertemu mahasiswa UI, atau ITB yang merasa
menjadi pemimpin, dan tidak mau turun sebelum semua kampus lain sudah
bergerak. Aku malu melihat kampusku sendiri berdiam diri ketika aktivis
kampus tetangganya mati-matian menghadapi represi militer. Perlu kita
ingat, sektarianisme "aku Unair", "aku ITB", tidak lain adalah produk
NKK-BKK. Rezim pasti terbahak-bahak mendengar laporan intelnya tentang
situasi kampus yang sektarian. Sama seperti Belanda terbahak-bahak ketika
melihat gerakan pemuda terbagi berdasarkan asal sukubangsa di zaman dulu.
Memberantas sektarianisme adalah langkah ketiga setelah berhasil menolak
segala bentuk delegasi dan membentuk organisasi yang independen.
Sektarianisme selalu bernuansa politik, dan buat sebagian kita yang sok
tahu politik, kedengarannya hebat. Aku dengar ada teman-teman yang mau
pakai jalur alumni untuk perjuangannya, karena para alumni ini sekarang
ada yang jadi menteri. Ada lagi yang lain merasa dekat dengan alumni yang
sekarang jadi pengusaha, alias berkantong tebal untuk menyalurkan dana
aksi. Tapi bagi massa mahasiswa semua itu cuma dongeng-dongeng yang tak
berarti, apalagi bagi rakyat kebanyakan. Aku dengar juga ada yang coba
cari jalur ke jenderal ini atau perwira itu, bikin 'koalisi' dengan
militer atau pejabat. Semuanya kedengaran begitu rahasia, hebat,
terencana. Tapi, sekali lagi, apa artinya bagi rakyat?
Sektarianisme tumbuh subur di dalam lingkungan mahasiswa tanpa organisasi.
Kita dengan mudah dihasut untuk setia kepada masing-masing kampus, tanpa
sadar bahwa kesetiaan itu sudah dikhianati oleh para birokrat yang
memimpin delegasi, yang membuat rapat-rapat konspirasi, dan tindakan
anti-massa lainnya.
Sektarianisme hanya bisa diberantas melalui pertemuan massa. Di situlah
kita lihat wajah sesungguhnya dari kawan-kawan seperjuangan kita. Dalam
pertemuan massa para broker dan pelestari sektarianisme akan kelabakan,
tidak tahu lagi apa yang mau dijual. Dagangan mereka, "aku punya massa"
tidak lagi berlaku di dalam pertemuan massa. Semua orang bisa bicara satu
sama lain, tanpa perantara, tanpa kasak-kusuk, terbuka dan jernih melihat
persoalan. Tapi sekali lagi, kunci pertemuan massa adalah organisasi.
Membangun organisasi, meneruskan tradisi gerakan massa, memberantas
sektarianisme adalah langkah awal yang penting bagi sebuah GERAKAN
MAHASISWA. Hanya bermodal itulah kita bisa bicara, entah tentang reformasi
ekonomi, reformasi politik, pergantian presiden dan lain-lain. Hanya
dengan itulah kita mungkin berhubungan langsung, bersekutu dengan rakyat,
bukan hanya menggotong poster memprotes kenaikan harga tanpa pernah tahu
dan merasakan apa itu kelaparan. Hanya dengan begitu kita sadar bahwa aksi
massa bukan hanya berkumpul dengan jaket kampus dan menyanyi "Padamu
Negeri". Hanya dengan begitu kita tahu bahwa setiap aksi punya makna.
BOIKOT KONSPIRASI DENGAN PANGAB!
BENTUK ORGANISASI MAHASISWA INDEPENDEN!
TERUSKAN GERAKAN MASSA, JANGAN PERCAYA DELEGASI!
BERANTAS SEKTARIANISME!
Salamku pada kawan-kawan seperjuangan yang tercinta,
Tulin
19 Maret 1998
*****************************
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL: AKSI MAHASISWA IAIN RADEN INTAN
Date: Tue, 24 Mar 1998 04:53:15 PST
Brikut kronologi aksi yang diadakan mahasiswa di dalam kampus Institut
Agama Islam (IAIN)Raden Intan, yang diterima oleh PMPL
KRONOLOGIS MIMBAR BEBAS
DI KAMPUS HIJAU IAIN RADEN INTAN
BANDAR LAMPUNG
(Sukaraame, Selasa, 24 Maret 1998)
Dengan terjadi Krisis Nasional yang diakibatkan oleh akutnya Korupsi,
Kolusi dan Nopotisme (KKN) melahirkan berbagai penderitan yang dialami
terutama oleh RAKYAT. Hal ini menjadika KEPRIHATINAN bagi semua lapisan
rakyat, dan Mahasiwa sebagai Agent of Change juga ikut berpartisifasi
dalam keprihatinan tersebut. Sebagai wujud nyata KEPRIHATINAN tersebut
Mahasiswa menggelar berbagai AKSI. Salah satunya yang di gelar oleh
Senat Mahasiswa IAIN Raden Intan.
Pukul 9.00
Mahasiswa IAIN mempersiapkan untuk gelar Mimbar Bebas , membuat
panggung, menyiapkan pengeras suara dan lain-lain.
Pukul 10.00
Dengan terikan ALLAH HU-AKBAR dan teriakan MERDEKA dan dengan membaca
BASMALAH Mimbar Bebas di buka oleh Kolap, kemudian dilanjutkan dengan
pembacaan Ayat Suci Al Qur'an oleh salah seorang peserta Mimbar Bebas.
Massa makin mendekatkan ke Panggung Mimbar Bebas. Massa baru berkumpul
sekirar 100 orang.
Pukul 10. 10
Peserta Aksi dengan dipimpin oleh salah seorang peserta menyanyikan Lagu
Kebangsaan, Indonesia Raya.
Massa satu demi satu memasiku arena Mimbar.
Pulul 10.15
Salah seorang peserta naik panggung, dengan menirikan yel-yel
perjuangan; "Hidup Mahsiswa, Hidup Rakyat, Hidup Kebenaran". Dilanjutkan
dengan Pembacaan Puisi.
Pukul 10. 20
Dengan heroik dan penuh semangat, seorang peserta nak ke Panggung,
peserta ini memberikan Orasi tentang keberadan bangsa saat ini. Dalam
Orasi tersebut dituangkan bebrapa pemikiran kritis, diantaranya:
krisis yang dialami bangsa Indonesi saat ini adalah diakibatkan oleh
Pemerintahan yang penuh dengan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Pukul 10.25
Massa makin membludak, sekitar 200 orang mahasiwa dari empat Fakultas
di IAIN Raden Intan makin merapatkan diri kepanggung. Massa menerikan
yel-yel Perjuangan sambil mengangkat poster yang berisi tuntan peserta
Aksi.
Pukul 10. 30
Hujan rintik-rintik mengguyur Sukarame, Namun peserta Mimbar Bebas tidak
bergeming dari tempatnya.
Pukul 10. 35
Kemabali salah seorang peserta Aksi naik Panggung , membakar semangat
massa dengan orasi tetang keprihatinanya terhadap krisis nasional.
Peserta yang pasih membacakan ayat-ayat Al Qur'an dan Al-Hadits ini
mepokuskan tentang Krisis Nasional ini dengan nilai-nilai ke-Islaman.
Karena para Penguasa sudah tidak lagi memperhatikan nilai-nilai moral
yang terkandung dalam agama maka terjadilah kerusakan dimu ka bumi. .
Pukul 10. 42
Massa yang membludak dihibur degan lagu lagu perjuangan dari Iwan Fals,
Musik melalui pangeras suara kemudian diikuti oleh histerisan massa.
Lagu-lagu populer Iwan Fals seperti, Wakil Rakyat, Bento dan Bongkar,
menjadi hiburan tersendiri bagi peserta Aksi. Dan massa makin membeludak
menjadi sekita 400 orang.
Pukul 10. 58
Kembali salah seorang peserta naik panggung memberikan orasi yang
diilhami oleh lagu-lagi Iwan Fals.
Menurutnya, bahwa MPR dan DPR dalam sidangnya hanya Duduk, Dengar dan
Duit selebihnya tidur.
Karena Wakil Rakyat tersebut yang dihasilkan dari Pemilu sama sekali
tidak mewakili Rakyat, tidak membawa aspirasi Rakyat. Dan juga Wakil
Rakyat tersebut tidak melaksanakan amanahnya sebagai Pengontrol Penguasa
dan sudah sewajarnya Mahasiswa menyatakan sikapnya dan ini bisa
dipandang sebagai DPR - Jalanan. ...................
Pukul 11.09
Seorang peserta naik Mimbar, kembali ia membakar semangat massa dengan
teriakan yel-yel perjuangan.
"Hidup Rakyat, Hidup Mahsiswa, Hidup Kebenaran, Hidup Demokrasi dan
lain-lain". Yel-yel yang disambut dengan kepalan tangan dan poster
tersebut menjadikan Mimbar Bebas semakin seru.
Pukul 11.16
Kembali beberapa orang peserta naik Mimbar dan membacakan Puisi yang
penuh Kritik dan Saran yang penuh ke-ke-ikhlasan.
Pukul 11. 33
Peserta Mmbar Bebas mulai lelah, maka naiklan salah seorang untu kembali
membakar semangat. Dengan orasi Tuntutan tetang REPORMASI EKONOMI dan
REFORMASI POLITIK.
Pukul 11. 40
Peserta bangkit kembali semangatnya, dan salah seorang dari peserta
naik Panggung mebirakan orasi Penyadaran. Dan sekali gus menutup MIMBAR
BEBAS
Salam Perjuangan dan Sampai Jumpa pada MIMBAR BEBAS dan AKSI besok!
Senat Mahasiswa IAIN Raden Intan Bandarlampung
--------------
PERSATUAN MAHASISWA PEMUDA LAMPUNG (PMPL)
*****************************
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL: SERUAN AKSI IAIN RADEN INTAN
Date: Tue, 24 Mar 1998 04:54:25 PST
SERUAN MIMBAR BEBAS DAN AKSI
Republik Tercinta
Telah Diambang Kehancuran.
Suara-suara yang terlontar
dari Pengemudi Bangsa
Untuk memperbaiki Bangsa dan Negara hanya KAMUFLASE.
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
Merajalela
Wajah Republik Tercinta telah dinodai
dengan Prilaku-Prilaku yang bertentangan
Dengan Semangat
PANCASILA DAN UUD 1945
Kawan-kawan Mahasiswa
Hampir diseluruh sudut Republik
yang menyuarakan tuntutannya
untuk sebuah REFORMASI
telah diinjak-injak Hak Azasinya
Dari KAMIS BERDARAH (Kamis, 19/3/98) di UNILA
begitu mudah terjadi.
HARUSKAH KITA BIARKAN
SEMUA KEMUNGKINAN INI ?
Sudah saatnya Kita bangkit !
MARI !
KITA SUARAKAN ISI
HATI NURANI
Melalui :
MIMBAR BEBAS dan AKSI
SOLIDARITAS MAHASISWA UNTUK
REFORMASI DAN TEGAKNYA Hak Azasi Manusia (HAM)
Di Kampus Sukarame
IAIN Raden Intan Bandarlampung,
24, 25 dan 26 Maret 1998
*SM IAIN Raden Intan*
*Catatan:
Hari terakhir Long March ke DPR & POLDA
--------------
PERSATUAN MAHASISWA PEMUDA LAMPUNG (PMPL)
*****************************
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL:Intel ditangkap Mahasiswa
Date: Tue, 24 Mar 1998 04:56:31 PST
KRONOLOGI AKSI "MENUNTUT REFORMASI EKONOMI DAN POLITIK"
Aksi mimbar bebas ini terbesar setelah : KAMIS 19 MARET 1998 yang di
ikuti ribuan massa. Temapun tak bergeser dan tetap tegas. Bahkan tampak
diwajah para peserta aksi kesiapan untuk konsisten dalam barisan :
REFORMASI atau MATI !!!. Siagapun selalu tampak dan setiap ada peserta
yang bertingkah beda maka langsung di tanyakan indentitas dan punya
teman siapa. Inilah kronologi selengkapnya:
PUKUL 09.30 WIB
Aksi mimbar bebas ini di buka di depan gedung Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik (FISIP) UNILA dengan ditandai dengan Bunyi Sirine dan di pimpin
oleh Kolap TAMBA. Lagu Indonesia Raya tak lupa mereka lantangkan dengan
penuh semangat. Aksi Keluarga Mahasiswa Pemuda Pelajar Rakyat Lampung
(KMP2RL) ini semula diikuti oleh puluhan mahasiswa, pemuda, pelajar
dengan tema: tetap menuntut Reformasi Ekonomi -Politik plus Turunkan
Soeharto. Spanduk "Reformasi atau Mati" dan puluhan poster bertuliskan
tuntutan Rformasi Ekonomi-Politik secar mendasar negeri ini serta
ditambah dengan sebuah Keranda yang bertuliskan " KEMATIAN ORDE BARU".
Yel-yelpun bertambah : terus melawan, Mundur berarti penghianatan. Tak
hentinya kolap meneriakan Hidup Rakyat!! dan Lagu Darah Juang
berkemumandang.
Sementara di depan musium Lampung (ditapas batas kampus UNILA), Pasukan
Anti Huru-Hara berjaga-jaga dan yang berbeda dari biasanya adalah 2
(dua) Mobil pemadam kebakaran telah disiapkan yang biasanya mobil ini
hadirkan belakangan.
PUKUL 10.08 WIB
Seorang Alumni Fakultas Hukum UNILA, GUNAWAN memberikan orasi politik
dan menyerukan para dosen untuk berpartisipasi dalam setiap aksi
mahasiswa karena persoalan mereka dan rakyat adalah sama, secara ekonomi
mereka dihisap dan secara politik mereka dipasung.
PUKUL 10. 20 WIB
Seorang peserta kasi mengintruksikan untuk merapatkan Barisan dan
Bersiap-siap untuk melakukan longmach sambil menyanyikan lagu "KITAKAN
MENANG" dan kolap minta agar aparat berpakaian preman untuk keluar dari
kampus dan peserta aksi tak menjamin keselamatannya. Peserta aksi
semakin bertambah menjadi Ratusan sambil tak henti-hentiya meneriakkan
TURUNKAN HARGA!!!, REFORMASI ATAU MATI !!! dan diselilingi dengan
TURUNKAN SOEHARTO. Setelah didepan Fakultas FKIP massa meneriakkan:
RAKYAT BERGABUNG, TAKKAN TERKALAHKAN !!!.
PUKUL 11.00 WIB
Didepan Bundaran massa yang berjumlah tidak kurang dari 700 bergerak
keluar jalan. Namun terhadang dengan teriakkan INTEL dan Barisanpun
terpecah. Pemburuan terhadap orang yang diduga intelpun melibatkan massa
ribuan. Namun sekitar 200 massa tetap terkonsentrasi untuk melanjutkan
aksi dan lagu GUGUR BUNGA dan dipimpin oleh komandan lapangan. Mimbar
bebas jalan terus: Orasi politik, pembacaan Kronologi "GEDONG MENENG
BERDARAH" dan kolap mengintuksikan massa untuk ke Lokasi MOGOK MAKAN
didepan REKTORAT UNILA. Massa semakin bersemangat meneriakkan Turunkan
Harga dan turunkan Soeharto !!! serta lagu HALO-HALO BANDUNG.
PUKUL 11.20 WIB
Barisan massa AKSI sampai di depan GEDUNG REKTORAT UNILA dan langsung
MENGGELAR MIMBAR BEBAS dengan Menyanyikan Indonesia raya yang di Ikuti
Ribuan massa dengan bentuk melingkar menggelilingi KERANDA KEMATIAN ORDE
BARU. Orasi politik, Dua buah Sajak--satu sajak berjudul "SINGKONG"
dibacakan oleh CEPY yang disambut dengan tepukkan dan Lagu-lagu
perjuangan sekali lagi berkumandang. Dan sekali lagi massa menemukan
seorang Intel dan langsung dieksekusi oleh massa setelah menemukan kartu
ANGGOTA ABRI didalam dompetnya. Aksi ini ter besar setelah kejadian
Kamis 19 Maret 1998.
PUKUL 12.00 WIB
Sambil mengurus korban pukulan, Komandan Lapangan menutup acara dengan
membacakan Tuntutan dan "Do'a". Namun massa tetap marah, dan tampak
sekali kejadian Kamis 19/3 (GEDONG MENENG BERDARAH) tetap membekas
dihati massa, "dimana peserta aksi diseret, ditonjok dan ditendang oleh
Intel yang semula menyamar sebagai peserta aksi ". Sampai waktu ini
telah tertangkap tiga orang Intel dengan satu Handy Talky (HT) dan kartu
anggota ABRI dan satunya bahkan berkembang dikalangan massa adalah
anggota Badan Intelijen ABRI (BIA) yang kemudian diselamatkan, karena
dari Bank BALI menyatakan korban adalah karyawan BANK tersebut. Unik
(kejanggalannya)memang, mana mungkin seorang karyawan bank masih
menyempatkan diri menonton, mencatat serta mengikuti jalannya aksi
dengan cermat.
**sampai knologi ini di buat, keadaan masih tampak panas dan setiap
perkembangan di lapangan akan di beritakan menyusul.
--------------
PERSATUAN MAHASISWA PEMUDA LAMPUNG (PMPL)
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL:SERUAN AKSI UNTUK RAKYAT
Date: Tue, 24 Mar 1998 05:00:11 PST
SERUAN AKSI
Untuk Rakyat
Pemerintahan Orde Baru yang telah berlumuran darah manusia, kembali
merenggut nyawa manusia. Pada tgl 19/3/98 Kampus Unila sedang melakukan
aksi unjuk rasa tentang Sembilan bahan pokok dan penolakan Soeharto
menjadi Presiden. Aksi yang diikuti oleh Mahasiswa se-lampung, Pemuda,
rakyat, pelajar yang berjalan damai sekitar pukul 12.13 dibantai oleh
militer peliharaan Rejim Orde Baru. Pemukulan, penyabetan, pelemparan
dan penginjak-injakan oleh militer terhadap peserta kasi membuat 121
korban, 72 orang ditahan dengan sekujur beadan lembab kebiru-biruan.
ratusan memar-memar, ratusan lainya luka-luka, dan sampai hari ini 34
orang belum diketemukan. Sisa yang hilang sampai kni tidak diketemukan,
bahkan informasi dari berbagai sumber 4 orang tewas dalam pembantaian
"GEDONG MENENG BERDARAH". Ini kegilaan rejim Diktator Soeharto, semua
orang yang ikut aksi megalami cacat mental maupun fisik. Rejim ini telah
menyiapkan pembunuhan massal secara sistematis mulai dari penembakan,
penyembelihan, pembakaran, pembuangan mayat kelaut, pemenjaraan,
penyiksaan dll. INGAT kasus Tanjung Priuk, Lampung, Sampang, Aceh,
Timor Leste, bahkan Ujung Panjang berdarah. Pembubuhan lainya dengan
melakukan korupsi-kolusi, pemerkosaan hak-hak rakyat, Penimbunan
kekayaan. Sekarang jelas penyebab krisis ekonomi maupun politik adalah
rejim yang pimpin oleh Diktator Soeharto. Semua Rakyat telah muak
melihat perangai bengis Diktator militer Orde Baru, mereka tega
membantai rakyat demi mempertahan kekuasaanya. Kematian bagi kta adalah
hal yang sakral, darah rakyat yang menetes diatas tanah adalah darah
kita, pedih, nyeri, semua kita yang merasakan. Kematian bagi satu orang
rakyat yang membela kebenaran berarti KEWAJIBAN seluruh rakyat untuk
mematikan kekuasaan yang membunuh !!! Tidak ada kata menyerah dalam
penegakan kebenaran dan demokrasi di Indonesia Mari bergabung untuk
menuntut korban-korban kekerasan militer diKampus Unila, mahaiswa,
Pemuda, pelajar, rakyat umumnya, mari kita menuntut hak kita pada hari:
Hari/tgl: Selasa/Rabu 24/25 Maret 1998
Tempat: Kampus UNILA
Waktu dimulai : 09.00 Wib
Sebar luaskan Seruan Aksi ni, dan ajak sebanyak mungkin kawan, saudara,
pacar, orang tua, anak, istri untuk melawan setiap kejahatan yang
terorganisisr dengan kebaikan terorganisir, bersatu dalah kunci
kemenggan rakyat menuju perdamaian abadi
SATU KOMANDO, SATU AKSI
TURUNKAN HARGA
REFORMASI ATAU MATI
KELUARGA MAHASISWA
UNILA, UTB, UBL, U-MALAHAYATI, UMM, A2L, STIE LAMPUNG
--------------
PERSATUAN MAHASISWA PEMUDA LAMPUNG (PMPL)
*****************************
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL: DAFTAR ORANG HILANG yang diterima pada tgl 24/3/98
Date: Tue, 24 Mar 1998 05:24:26 PST
Daftar Nama Orang hilang yang diterima dari posko Keprihatinan Unila,
pada pukul 19.00 wib oleh Tim Advokasi PMPL;
1. Warso FKIP Unila
2. Ari Wibowo Fakultas Hukum Unila
3. Hendri FH Unila
4. Okyanti FKIP Unila
5. Umi FKIP Unila
6. Utami FKIP Unila
7. Ananda B FKIP Unila
8. Sutikno FKIP Unila
9. Bahrul Alam FKIP Unila
10. M. Arif Mahyudin Universitas Tulang Bawang (aksi mimbar bebas
di UTB)
11. Yudi. S FH Unila
12. Diah Otarina FH Unila
Indikasi adanya orang hialng atau meninggal dunia sedang dilakukan
invertigasi oleh Tim Advokasi.
--------
Mohon Dukungan dan Do'a
Persatuan Mahasiswa Pemuda Lampung (PMPL)
*****************************
PRO-KONTRA USULAN DIALOG ABRI-MAHASISWA
JAKARTA (SiaR, 24/3/98), Usulan Menhankam/Pangab ABRI Jenderal TNI
Wiranto agar diadakan dialog antara ABRI dengan mahasiswa melahirkan sejumlah
pro-kontra. Terutama yang berasal dari kalangan akademisi kampus, termasuk
mahasiswa sendiri, kalangan intelektual dan politisi. Ketua Umum PB HMI
Aminuddin Syam, Senin (23/3) kemarin kepada wartawan bahkan menyatakan pihaknya
-- PB HMI -- hingga kini belum memikirkan untuk menerima tawaran Pangab
Wiranto.
"Kalau ABRI, seperti pernyataan Menhankam/Pangab Wiranto selama ini,
peduli dan mengerti apa keinginan mahasiswa, maka seharusnya sejak Sidang Umum
MPR yang lalu ABRI memaksa Fraksi ABRI untuk benar-benar melaksanakan
fungsinya, yakni melakukan kontrol kepada pemerintah," ucapnya.
Menurut mahasiswa pasca sarjana UI itu, kolusi, korupsi dan nepotisme
terjadi karena DPR RI tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Lagipula di dalam
DPR RI itu ada ABRI, yaitu Fraksi ABRI. Dan itu berarti, lanjutnya, ABRI punya
andil atas krisis moneter ini. "Seharusnya ABRI bahu-membahu dengan mahasiswa
untuk mendesak DPR RI melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya," kata
Aminuddin yang mantan Ketua SMPT Universitas Hasanudin Ujungpandang itu.
Ia menilai format dialog yang terjadi, jika nantinya ada dialog
ABRI-mahasiswa, akan menjadi monolog jika para mahasiswa tidak mencermati
tawaran Menhankam/Pangab Wiranto tersebut.
"Dialog itu akan berlangsung monolog, menggurui, pemerintah tetap
benar, dan ujung-ujungnya tidak akan menyelesaikan masalah. ABRI itu bukan
lembaga yang tepat untuk menerima, menyerap, menampung, dan menyalurkan lalu
melaksanakan aspirasi mahasiswa dan rakyat," ujarnya.
Senada dengan Aminuddin, budayawan Mohamad Sobary mempertanyakan
tentang niat ABRI untuk berdialog dengan mahasiswa guna menyelesaikan
langkah-langkah yang tepat mencari solusi permasalahan krisis yang kini melanda
negara ini. "Apa mungkin sebuah institusi yang berurat berakar hanya mengenal
wacana monolog berupa instruksi dan perintah itu, tiba-tiba menyodorkan suatu
wacana dialog sebagai metode penyelesaian masalah," kata Sobary yang juga
peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu.
Seperti Aminuddin, Sobary juga menyarankan jika pun mahasiswa menerima
tawaran tersebut, format dialog mesti disetujui bersama lebih dahulu. "Jangan
dialog itu berubah menjadi monolog," ujarnya. Ia malah mengusulkan agar ABRI
memperhatikan kembali hasil penelitian LIPI belum lama ini tentang peran
sosial-politik ABRI. Dari situ, lanjutnya, ABRI bisa menilai apakah selama ini
mereka telah memposisikan diri sebagaimana yang dijargonkan mereka, bahwa "apa
yang terbaik bagi rakyat, terbaik bagi ABRI".
Begitu juga tanggapan politisi PDI Perjuangan Abersom Marle Siaholo
terhadap usulan dialog itu. Dirinya tidak sependapat dengan pernyataan para
pejabat pemerintah seperti Mendikbud Prof Dr Wiranto Arismunandar dan Pangab
Wiranto, bahwa seolah-olah mahasiswa mesti punya solusi pemikiran berupa konsep
untuk menyelesaikan krisis ekonomi, politik, budaya, hukum, dan sosial yang
kini terjadi di Indonesia.
"Kalau begitu apa bedanya para mahasiswa itu dengan para menteri dan
seluruh jajaran aparat birokrasi. Fungsi dan tugas moral mahasiswa adalah
menyuarakan keprihatinan rakyat yang ada di sekitar mereka. Tugas pemerintah
lah untuk mengakomodasi suara keprihatinan tersebut untuk kemudian memper-
baikinya. Jika itu tidak dilakukan pemerintah, ya, serahkan kembali pemerin-
tahan itu kepada pemberi mandat, yaitu rakyat," tegas Aberson yang kini sedang
menunggu putusan pengadilan tinggi soal kasus penghinaan Presiden Soeharto itu.
Ia lalu mengilustrasikan dengan sebuah cerita tentang seorang buta yang
tidur di suatu pemukiman pasar tradisional. Pada suatu malam, kata Aberson,
pasar itu terbakar. "Sudah tentu si orang buta yang memiliki handicap kebutaan
itu hanya bisa berteriak-teriak minta pertolongan. Segeralah para pedagang dan
satpam pasar yang mendengar teriakan si buta bahu-membahu memadamkan api,"
katanya bercerita. "Nah, para mahasiswa itu diibaratkan si orang buta. Si buta
tidak mampu memadamkan api karena handicapnya, tapi kan ia menyelamatkan
seluruh isi pasar karena teriakan minta tolongnya," lanjut Aberson.
Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto sendiri kini mulai mundur dari
pernyataannya semula. Dalam berbagai kesempatan kepada para wartawan, ia
menyatakan tidak perlu harus dirinya yang berdialog ke kampus-kampus dengan
mahasiswa. "Kan sudah ada aparat teritorial. Mereka lah yang berdialog dengan
para mahasiswa di masing-masing wilayah," kata Menhankam/Pangab. Menurut
seorang narasumber mantan aktivis mahasiswa 1970-an yang dekat dengan Mabes
ABRI, sebenarnya Menhankam/Pangab ragu-ragu menerima undangan dialog ke
kampus-kampus, karena takut dipermalukan dalam adu argumentasi dengan para
mahasiswa yang kritis.
"Ya semua orang tahu bagaimana bobroknya pemerintahan Orde Baru ini.
Menhankam/Pangab tahu itu, sehingga ia mengurungkan niat untuk menerima
undangan dialog mahasiswa sebagai jawaban tawaran Pangab sebelumnya," katanya.
Hingga sekarang telah tiga senat mahasiswa mengundang Menhankam/Pangab
untuk berdialog yakni SM UI, SM ITB, dan SM Unpad. Tapi, belum ada jawaban dari
Menhankam/Pangab Wiranto terhadap undangan tersebut. Terakhir, pada akhir pekan
lalu, Menhankam/Pangab Wiranto tidak memberi jawaban terhadap undangan diskusi
pihak Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sehingga pihak PMII
menyesalkan tiadanya jawaban Menhankam/Pangab hingga terselenggaranya diskusi
tersebut. ***
Sender:
Precedence: bulk
*****************************
Subject: Selamat berjuang Bung !!!
Date: Tue, 24 Mar 1998 09:07:57 -0800
From: "sriwijaya" <>
To:
Kepada : Rakyat Indonesia,
Assalamu'alaikum, Wr, Wb ...
Salam Sejahtera
Merdeka Merdeka Merdeka ...
Bung, dalam hal perjuangan ini kita mesti saling percaya dan
membagi Peran serta Posisi diantara kita dan tidak mengkecilkan arti
perjuangan sahabat-sahabat yang lain. Dan kita semua selalu ingat dalam
perjuangan ini sekecil apapun baik itu sekeci l kerikil ataupun sehalus
debu yang namanya perjuangan itu sangatlah berarti. Kita harus ingat,
dalam perjuangan dan perlawanan ini janganlah ada kesan heroik dan
kesombongan diri maupun kelompok terjadi pada kita sebab ini semua akan
membuat lemah dan g agalnya perjuangan dan perlawanan kita terhadap rezim
yang dholim ini.
Saat ini juga mungkin kita meski mengingat dan juga harus kita
sampaikan pada sahabat-sahabat yang lain ada satu Hadist Rasul SAW yang
berbunyi :"KESEMPATAN ITU DATANGNYA HANYA SEKALI". Mungkin disini kita
bisa mengingatkan kembali pada diri kit a dan juga sahabat-sahabat yang
lain apabila kita menginginkan perubahan inilah saatnya (momentum). Sebab
Momentum atau Kesempatan itu datangnya tidaklah berkali-kali. Dan Juga ada
pepatah dari seorang pejuang Irlandia Utara yang mengatakan : "LEBIH BAI K
BERBUAT DAN KALAH, DARIPADA TIDAK SAMA SEKALI". Dan juga ada satu ayat,
yang berbunyi ; 'TELAH DIIZINKAN (BERPERANG) BAGI ORANG-ORANG YANG
DIPERANGI, KARENA SESUNGGUHNYA MEREKA TELAH DIANIANYA ..." (QS. Al-Hajj,
22 : 39). Serta juga ada satu Hadist Rasu l SAW yang berbunyi ; "TELAH
DIHALALKAN BAGIKU MEMERANGI MEREKA, KARENA MEREKA ITU ORANG-ORANG YANG
DZALIM".
Mengenai situasi Politik saat ini, tidak jauh beda dengan Situasi
politik pada saat tahun 1965, yang pasti isu kebobrokan sistem dari rezim
ini akan mereka belokkan dengan isue nasionalime/anti IMF dan barat. Saat
ini rezim soeharto dalam politik luar negerinya akan memainkan politik adu
domba terhadap negara-negara lain, sebab soeharto tahu bahwa krisis yang
melanda Indonesia saat ini akan mempunyai dampak terhadap negara-negara di
Asia (terutama Asia Tenggara) dan Australia (sampai saat Amerika
Serikatpun sebebarnya takut). Untuk itulah Soeharto saat ini coba
mendekati negara-negara Islam (OKI) dan gejala-gejala tersebut sudah
nampak dan bisa kita lihat. Dan soeharto juga tahu bahwa negara-negara
kapitalis (terutama anggota IMF dan Bank Dunia)) sedang menunggu untuk
mendapat konsensi ekonomi (dari hasil bumi) Indonesia (itu semua telah
menjadi watak asli dari kapitalis). Dan untuk perpolitikan dalam negeri
juga ada taktik yang akan dijalankan oleh rezim soeharto mel! alui militer
dengan taktik dialog atau berunding dengan semua elemen, yang kalau kita
analisa semua itu hanyalah untuk meredam perjuangan dan perlawanan rakyat
serta meng-alihkan persoalan yang mendasar ke persoalan sekunder. Kita
semua telah tahu bahwa h asil dan keputusan yang akan diambil oleh mereka
yang berdialog atau berunding tersebut. Sebab orang-orang yang (akan) ikut
berdialog atau berundingan tersebut tidaklah bisa memenuhi tuntutan rakyat
(memuaskan), karena mereka baik dari Pangab sampai Babin sa-pun pada saat
ini tidak akan bisa berbuat apa-apa dan juga ngak bisa mengambil keputusan
yang menjadi tuntutan rakyat. Dan juga harus selalu kita waspadai tawaran
dialog atau berunding ini bisa menjebak kita (rakyat) dalam situasi
politik yang ada saa t ini. Kita semua tahu rezim saat ini dalam kondisi
ketakutan dan hilang kepercayaan baik dari rakyat maupun dari dunia
internasional.
Pada saat ini banyak mereka yang dari kelas menengah ataupun para
ovunturir yang pemahaman politiknya minim atau tidak bisa membaca
gejala-gejala zaman dan keresahan rakyat, serta tidak mengetahui dan
menganalisa situasi politik saat ini dan juga yang malas turun ke rakyat,
sangat percaya bahwa rakyat hanya mungkin terbebaskan melalui pertolongan
orang lain. Orang-orang begini lebih menaruh kepercayaan pada
kekuatan-kekuatan asing. Mereka percaya bahwa hanya bantuan
internasionallah yang cukup unt uk mengakhiri kediktatoran.
Pandangan bahwa mereka yang tertindas tidak mampu bertindak tepat,
untuk waktu tertentu, ada benarnya. Mereka yang tertindas tidak bersedia
dan pada kala tertentu tidak berdaya untuk melawan karena mereka tidak
percaya atas kemampuan mereka mengh adapi diktator yang keji ini, tambahan
lagi dan mereka tidak paham cara-cara menyelamatkan diri. Karenanya mudah
dimengerti jika banyak orang meletakkan harapan akan pembebasan diri
kepada pihak luar.
Skenario menunggu juru-selamat kedengarannya menyenangkan. Namun
menyandarkan diri pada penyelamat dari luar juga mengandung masalah besar.
Karena, umumnya penyelamat asing tidak pernah datang, dan jikapun sebuah
negeri asing melakukan campur tang an, barangkali kita tidak harus percaya
sepenuhnya. Sebab kita semua tahu bahwa negeri asing akan bertindak
melawan kediktatoran hanya untuk memperoleh kendali ekonomi, politik dan
militer atau lebih jelasnya untuk kepentingan dan keuntungan negara mereka
saja.
Dialog atau perundingan adalah sarana yang ampuh untuk memecahkan
isu-isu tertentu dalam konflik, dan sarana ini tidak boleh disepelekan
atau disingkirkan manakala dia cocok. Sepanjang tidak menyangkut isu yang
mendasar, dialog atau perundingan da pat menjadi sarana pencapaian tujuan
kita. Akan tetapi kita harus bisa melihat dan juga bisa memisahkan cara
dialog dalam penyelesaian konflik buruh dengan serikat buruh legal adalah
isu yang sama sekali berbeda dengan konflik antara kediktatoran kejam ya
ng ingin terus berkuasa atau dengan kebebasan politik.
Jika isu yang kita dialogkan atau rundingkan adalah isu masalah
yang mendasar tidak boleh ada tawar menawar. Hanya perubahan kekuasaan
yang berpihak ke kaum demokrat yang bisa menjamin terlindungnya isu-isu
mendasar yang kita miliki. Peralihan ken dali kekuasaan tersebut hanya
dapat dicapai melalui perlawanan bukan perundingan atau dialog, sekali
lagi aku tegaskan harus melalui perlawanan. Sebab kita semua tahu bahwa
kemerdekaan bangsa inipun dulu dengan cara perlawanan dan perebutan dari
tangan p enjajah. Dan untuk sebuah menegakkan demokrasipun harus dengan
jalan melawan dan merebutnya. Bukan berarti bahwa dialog tidak boleh
dipakai. Tetapi dialog atau berunding bukanlah jalan yang realitis untuk
mengakhiri diktator yang berdiri kokoh ditengah t iadanya oposisi demokrat
yang kuat dan tangguh.
Yang mungkin harus kita ketahui kediktatoran kuat yang merasa
terusik oleh perlawanan yang lemah, akan mengajak pihak oposisi berunding
atau berdialog agar menyerah dengan selubung "perdamaian". Mereka akan
menyiarkan seruan dialog yang sangat men yentuh, tapi bencana bisa
sewaktu-waktu datang diruang dialog. Dan sebaliknya bila oposisi sangat
kuat dan gigih, dan diktator benar-benar sangat terancam, maka diktator
akan mengupayakan perundingan atau dialog untuk menyelamatkan sebanyak
mungkin kekuas aan dan kekayaannya. Dalam dua kondisi ini kita tidak
seharusnya menolong diktator mencapai tujuannya. Dan dalam konflik semacam
ini, saat paling tepat untuk melakukan dialog atau perundingan adalah pada
akhir perjuangan yang menentukan, ketika kekuasaan diktator sudah
dilucuti, ketika mereka mencari jaminan keselamatan untuk melarikan diri
menuju kepengasingan/keluar negeri.
Dan kita juga harus tahu bahwa saat ini banyak lapisan elite
sedang dalam mengambil sikap "Lihat dan Tunggu". Namun kita tidak hanya
melihat dan menunggu apa yang akan terjadi. Bermain-main dengan militer
atau berkoalisi/beraliansi dengan militer serta ada pikiran untuk kudeta
militer nampaknya merupakan jalan paling mudah dan cepat untuk mendongkel
rezim yang kejam. Akan tetapi, cara ini mengandung satu masalah serius.
Terutama karena cara ini mengabaikan adanya ketimpangan pembagian
kekuasaan a ntara rakyat kebanyakan dan kelompok elite dalam mengendalikan
pemerintah beserta kekuatan militer.
Penyingkiran tokoh dan klik tertentu dari posisi memerintah hanya
akan membuka jalan bagi kelompok lain mengambil alih kekuasaan. Secara
teoritis, kelompok ini akan bersikap lebih lunak dan hanya terbuka dengan
cara-cara terbatas untuk menuju refo rmasi demokratik. Namun yang biasanya
terjadi adalah hal sebaliknya.
Biasanya setelah mengkonsolidasikan kekuasaannya, klik baru ini
akan berbalik menjadi kejam dan rakus kekuasaan ketimbang penguasa
sebelumnya. Selanjutnya, klik baru tersebut -- yang dahulu mungkin pernah
menjadi tumpuan harapan -- akan bertindak apa saja yang dikehendaki tanpa
memperdulikan demokrasi atau hak-hak asasi manusia. Maka, kudeta bukanlah
jawaban terhadap masalah bangsa kita saat ini. Satu-satunya lapisan kelas
menengah yang dapat kita percayai saat ini adalah mahasiswa dan kaum
intele njensia.
Bung, sekalipun diantara kita masing-masing memiliki sendiri
program yang indipenden, kita tidak dapat melakukannya sendiri. Itulah
sebabnya kita mesti bekerja dengan kelompok-kelompok lain untuk membangun
sebuah koalisi. Kita percaya bahwa rakyat sekarang telah mampu
mengorganisasikan dirinya sendiri, dan memilih kepemimpinan bagi dirinya
sendiri, mungkin kita semua harus mengingat kembali bahwa rakyat saat ini
lebih tahu keadaannya daripada kita. Maka untuk itu struktur perlawanan
dan basis-basi s massa yang selama ini kita bangun, pada saat-saat seperti
ini marilah kita gunakan.
Kalau kita lihat proses ini sangat rumit. Kita telah terlibat
dalam koalisi-koalisi lokal yang mempersatukan kaum miskin kota,
mahasiswa, buruh, dan para pendukung Megawati disejumlah kota. Kini kita
sedang memfokuskan pada sebuah kampanye massa u ntuk mendukung Megawati
dan Amien Rais dalam mengulingkan Soeharto. Yang pasti saat ini kita
sedang (dan juga harus) mengharapkan demonstrasi-demonstrasi yang lebih
besar. Peran kita adalah bukan untuk merekayasa keresahan sosial --
keresahan itu sudah ad a dengan sendirinya -- namun untuk menajamkannya,
menjadikannya lebih politis, dengan mengorganisasikan aksi-aksi,
corat-coret, rapat akbar, dan membagi-bagikan selebaran. Dalam situasi
refresif seperti saat ini, pertanyaannya adalah bukan hanya bagaimana
memajukan kekuatan-kekuatan kita, namun bagaimana menyatukan kembali
kekuatan-kekuatan itu.
Perjuangan demi demokrasi bukan sesuatu yang dapat dicapai dalam
semalam. Biarpun Soeharto telah diangkat kembali menjadi Presiden dan
kabinetnya telah terbentuk, krisis ekonomi akan tetap berlanjut dan bahkan
memburuk. Rezim soeharto akan harus m enghadapi keresahan sosial yang
lebih dalam. Kondisi-kondisi semacam ini merupakan faktor-faktor bagi
kejatuhan kediktatoran di seluruh dunia.
Selamat berjuang bung !!!
Wassalamu'alaikum Wr, wb.
Merdeka Merdeka Merdeka
Hidup Demokrasi, hidup Rakyat ....
*****************************
From:
Date: Wed, 25 Mar 1998 16:56:38 +0100 (MET)
To:
Subject: Pernyataan mengecam tindakan kekerasan MILITER dibawah rejim
$UHARTO atas "GEDONG MENENG BERDARAH"
GPDI____________GERAKAN PENDUKUNG DEMOKRATISASI DI INDONESIA
SUPPORTING MOVEMENT FOR DEMOCRATISATION IN INDONESIA
E-mail :
Website: http://www.xs4all.nl/~peace______________________________________
MENDUKUNG PROTES MAHASISWA DAN MENGECAM ATAS TINDAKAN KEKERASAN MILITER
DIBAWAH REJIM SUHARTO
Gerakan Pendukung Demokratisasi di Indonesia(GPDI), Nederlands, mendukung
sepenuhnya aksi unjuk rasa mahasiswa Lampung yang merupakan aksi kelanjutan
daripada protes aksi dari berbagai kampus di Indonesia sebelumnya untuk
menolak Sidang Umum MPR atas pencalonan kembali presiden Suharto.
Ketidak percayaan terhadap pemerintahan rejim Suharto setelah berkuasa lebih
dari 30-tahun semakin diperkuat dengan adanya krisis kepercayaan dari
kepentingan ekonomi Internasional.
Krisis kepercayaan, dilihat sebagai bukti bahwa ketidak puasan dari rakyat
Indonesia yang selama ini sangat dirugikan dan menunjukan kehilangan
kesabaran dari semua lapisan masyarakat terhadap semakin meluasnya hidup
kelaparan yang ditanggung oleh sebagian besar rakyat membangkitan aspirasi
perlawanan bersama untuk perubahan Politik-Ekonomi di Indonesia.
GPDI juga mendukung sepenuhnya terhadap aksi solidaritas atas peristiwa
"GEDONG MENENG BERDARAH" diberbagai Universitas dengan tujuan untuk
merapatkan barisannya mencapai tingkatan membangun kekuatan rakyat (people
power) yang dimana secara jelas membuktikan kesadaran bangkitnya kekuatan
perlawanan penolakan terhadap ' pencalonan Suharto dan pembentukan kabinet
baru'. Dukungan dan solidaritas kami dari GPDI terutama dalam perjuangan
rakyat untuk demokrasi dan kemerdekaan rakyat Indonesia dengan mendukung
tuntutan:
1. Mengecam tindakan kekerasan militer yang brutal terhadap aksi damai
Mahasiswa Lampung yang dimana mengakibatkan ratusan orang dalam keadaan luka
berat, penangkapan, penyiksaan, meninggal dunia dan hilang.
2. Menuntut dan mengajukan Suharto, keluarganya dan para pendukungnya ke
pengadilan untuk bertanggung jawab atas segala kejahatan yang dilakukannya
dari awal proses pengambilan kekuassan 1965/66 sampai memerintah selama
lebih dari 30 tahun.
3. Menuntut penolakan pembayaran hutang dan segala campur tangan
IMF/Worldbank yang secara jelas adalah instansi dari wakil kepentingan
Internasional Ekonomi dan berkolaborasi dengan keluarga beserta klik '
Suharto'.
4. Menuntut kembalikan segala kekayaan Suharto serta para pendukungnya
ketangan rakyat karena penimbunan kekayaannya adalah hasil dari penjualan
dan perampasan kekayaan alam dan keringat tenaga kerja rakyat.
5.Menuntut :
a. Hapus 'Dwifungsi ABRI dan Cabut 5 UU politik 1985'
b. Bebaskan semua Tahanan Politik
d. Penarikan pasukan dan segala pembiayaan Militer dari Timor-Timur, serta
mengadakan referendum untuk kemerdekaan Rakyat Maubere.
Amsterdam, 25 Maret 1998
============================================
GPDI/CSVI
Support the People's Resistance in INDONESIA
for Justice & Democracy!
e-mail:
web-site: www.xs4all.nl/~peace
============================================
*****************************
LAPORAN AKHIR MAHASISWA DAN PEMUDA YANG BELUM DITEMUKAN
SETELAH PERISTIWA BERDARAH DI KAMPUS UNILA 19 MARET 1998
Indikasi terdapatnya pelanggaran HAM dalam peristiwa bentrok
phisik antara mahasiswa dan aparat keamanan di kampus UNILA
semakin nyata.
1. Terdapat pelanggaran dimana orang ditangkap
tanpa prosedur hukum, tanpa diberitahu kepada keluarga, tanpa
didampingi oleh pengacara dalam pemeriksaan. Korbannya adalah
5 orang pemuda yang ditangkap dan diperiksa disuatu tempat
oleh aparat militer (Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung
menyatakan tidak ada lagi yang ditahan). Tetapi Pangdam II
Sriwijaya Mayjen. TNI. Saudi Atma di Jambi (Tamtama, 23/3/98)
menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan 5 orang non maha-
siswa dalam peristiwa berdarah 19 Maret 1998.
2. Pelanggaran dimana orang mengalami penyiksaan pada saat
ditangkap dan diperiksa. Korban yang cukup parah adalah :
- Subhan, Mahasiswa FH. UNILA.
- Rifko, Mahasiswa FE. UNILA.
- Firman, Mahasiswa FH.UNILA.
- Faisol, Mahaiswa FT.UNILA.
- Ridwan, Mahasiswa.
Sedangkan sampai saat ini nama-nama mahasiswa dinyatakan belum
ditemukan adalah :
1. Galang, Mahasiswa FH.UNILA
2. Andi Gembul, pemuda
3. Ananda, B. pemuda/mahasiswa (?)
4. Bahrul Alam, Mahasiswa.
5. Hisbullah, Mahasiswa FT.UNILA.
6. Hendri, Pemuda/mahasisw (?)
7. Musa, Buruh.
8. Okiyanti. FKIP.UNILA. 9. Perwita Agus, Mahasiswa FISIP. 10. Sutikno,
Mahasiswa.
11. Ummy. FKIP.UNILA.
12. Utami. FKIP.UNILA
13. Warso, FKIP.UNILA.
14. Wahyu Efendi, FISIP.UNILA
15. Yudi. FH.UNILA.
Upaya untuk menemukan mahasiswa yang hilang terus dilakukan.
YPBHI meminta kepada KOMNAS HAM dan lembaga yang bergerak bidang HAM dan
kemanusiaan lainnya untuk melakukan urgent Action dalam rangka membantu
menemukan mereka yang hilang tersebut.
Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
Bandar Lampung, 24 Maret 1998.
Yayasan Pendidikan dan Bantuan Hukum Indonesia (YPBHI)
Dedy Mawardi
Ketua Harian
Sender:
Precedence: bulk
Date: Thu, 26 Mar 1998 10:07:10 +0700 (JAVT)
From: Noviar <>
To:
Subject: Siaran Pers KM-UMM
Rusaknya fundamental ekonomi nasional akibat hantaman krisis
moneter membuat rakyat Indonesia harus berhadapan dengan problem-problem
krusial yang semakin akut. Melonjaknya harga-harga barang,
ketidakberdayaan pemerintah mengintervensi atau merasionalisasipasar,
instabilitas politik akibat pecahnya kerusuhan di beberapa daerah sebagai
pelampiasan frustasi rakyat dan sebagainya adalah beberapa deret pokok
problem-problem aktual-krusial yang sekarang menghantui rakyat.
Sementara rakyat tetap percaya bahwa pada sistem dan struktur
ekonomi politik nasional masih banyak diwarnai oleh tindakan
penyelewengan atau arogansi kekuasaan. Bahkan pelbagai bentuk patologi
politik semacam korupsi, kolusi, konspirasi penguasa dan pengusaha untuk
mengakumulasikan ambisi ekonomik dengan cara pngeleminiran hak-hak buruh,
pelarian kapital serta pelibatan aparat militer kedalam konflik-konflik
kelas terasa kian mengganas. Ini semua merupakan bukti nyata
kebersikukuhna rezim Orde Baru untuk mengefektifkan segenap perangkat
aparat represi negara ketika gelombang protes masyarakat yang menuntut
secepatnya diberlangsungkan reformasi ekonomi politik semakin kuat dan
meluas. Sehingga seolah-olah sejarah masyarakat, bangsa dan negara
indonesia kini benar-benar telah masuk dalam perangkat lingkaran setan
persoalan yang tidak akan pernah berakhir.
Kiranya tidak ada jalan lain untuk meretas masyarakat Indonesia
dari jeratan situasi krisis selain untuk secepatnya melakukan reformasi di
bidang ekonomi politik.
Untuk mensikapi semuafenomena yang memprihatinkan seluruh bangsa
Indonesia ini, kami KOMITE MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
menuntut:
1. Dilaksanakannya Reformasi di bidang politik, antara lain:
- Tegakkan kedaulatan rakyat
- Kembalikan ABRI pada rakyat
- Cabut Paket 5 UU politik dan Dwifungsi ABRI
- Tolak pendekatan keamanan (Security Approach)
- Tolak hasil Sidang Umum MPR 1998, dan
- Tegakkan kemandirian Pers.
2. Dilaksanakannya Reformasi di bidang ekonomi, antara lain:
- Berantas monopoli, korupsi, kolusi dan nepotisme
- Turunkan harga-harga barang
- Tolak kenaikan BBM
- Penyediaan bahan pangan
- Penyediaan lapangan pekerjaan
- Turunkan biaya pendidikan
- Penjadwalan utang luar negeri
- Transparansi kekayaan pejabat, dan
- Sita kekayaan konglomerat bermasalah.
Dan sebagai rangkaian aksi perlawanan, KOMITE MAHASISWA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG kali ini menggelar AKSI MOGOK MAKAN yang
dilakukan oleh:
1. Achmad Sonhaji (FISIP)
2. M. Rizal (FISIP)
3. Taufan Y. R. (FISIP)
4. Febri Erfinanto (FISIP)
5. Nanang Budi Pamungkas (FISIP)
6. Panji Prasetyo (FISIP)
7. Dwi Fajar R. (FISIP)
8. Pungky S. W. (FISIP)
9. Harry Soraya (F. Teknik)
10. Anita Mulyanti (F. Teknik)
11. Edi Widodo (F. Peternakan)
12. Muhammadun (F. Psikologi)
Malang, 26 Maret 1998
KOMITE MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(KM-UMM)
*****************************
From: "petrus petrus" <>
To:
Subject: PMPL: KORBAN PENANGKAPAN DI PANGGIL POLISI
Date: Wed, 25 Mar 1998 20:39:09 PST
Berita sangat memprihatinkan bagi mahaiswa yang telah tertangkap dan
dilepaskan, yakni 72 orang kembali akan meringkuk dalam Bui Orde Baru.
Penjara orde baru semakin membuka ruang untuk mereka yang cinta
demokrasi.
Pada tanggal 24 maret 1998, semua yang tertangkap mendapat surat
panggilan oleh Kepolisian Kota Bandar Lampung yang ditandatangani oleh
Kapten Hartono. untuk dijadikan saksi, sedangkan samapi saat ini
tersangaknya belum ditentukan.
Bukti nyata mereka telah panik menghadapi aksi-aksi mahasiwa yang
semakin terbuka untuk menetang rejim Orde baru yang menindas. Mereka
para penguasa semakin panik dengan gempuran mahasiswa yang terus menerus
melakukan aksi, setiap hari harinya.
Semua kawan-kawan yang telah ditangkap diharuskan mengadap denga surat
panggilan oleh
POLISI DAERAH LAMPUNG RESORT KOTA BANDAR LAMPUNG yang bernomor surat
No. Pol:II/ /III/1998/SERSE untuk menghadap ke Polresta bandar lampung
surat yang ditanda tangani oleh Kapten Pol. NRP. 65100571
pada tanggal 24 Maret 1998.
Kawan-kawan yang tertangkap diharuskan menghadap pada ke Polres ta
bagian Serse Polresta Bandar Lampung Jl. M.T Haryono No. 9 Tanjung Krang
pada hari Jum'at tanggal 27 Maret 1998 Jam 09.00 Wib untuk didengarkan
semua kwan-kawan dijadikan skasi dalam perkara pidana Menghasut supaya
melakukan perbuatan yang dapat dihukum yakni pasal 160 KUHP. demikian
kira-kira isi surat panggilan tersebut
kawan-kawan dipanggila menjadi sakasitetapi sekarhg terdakwanya tidaka
ada, artinya dari kesaksian tersebut mereka akan menjerat untuk
dijadikan terdakwa.
langkah yang akan kami lakukan adalah mengadukan kasus ini, untuk
mendapatkan kuasa hukum melalui LBH Bandar Lampung atau YLBHI yang bagi
kami akan siap untuk membantu dalam perjuangan demokrasi
-------------------------
Mohon Do'a dan Dukungan
Persatuan Mahasiswa Pemuda Lampung (PMPL)
Tampaknya mereka mulai menggunkan strategi atas untuk memukul gerakan
mahasiswa rakyat untuk menentang rejim ini.
*****************************
Date: Thu, 26 Mar 1998 12:21:28 +0700
To:
From: Persatuan Mahasiswa Pemuda Lampung <>
Subject: PMPL: AKSI MAHASISWA LAMPUNG III
KRONOLOGI AKSI MAHASISWA UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG UNTUK PERUBAHAN SISTEM
EKONOMI POLITIK
RABO 12 MARET 1998
Aksi Lampung Ke III
Menuntut Reformasi Politik dan Reformasi Ekonomi di Kampus Universitas
Bandar Lampung.Aksi simpatik seperti hari kemarin ternyata menjadi perhatian
masyarakat yang berlalu-lalang di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam yang
merupakan jalan pusat Kota Bandar Lampung.Aksi simpatik kepada rakyat untuk
bersatu melawan rejim Orde Baru seperti kemarin massa sepat didukung oleh
seorang ibu-ibu yang membagikan buah semangka kepada peserta aksi. Kampus
UBL yang juga menjadi pusat aksi ke III setelah Unila dan pada saat yang
sama di Kampus Institut Agama Islam (IAIN) Raden Intan juga sedang melakukan
aksi penetang penindasan terhadap rakyat oleh rejim Orde Baru. pada saat ini
pasukan anti Huru hara tidak sebanyak seperti hari kemarin tanggal 11 Maret
1998, karena PHH terpaksa dipecah ke Kampus IAIN.Tapi hari ini tampaknya PHH
atau militer tampak sangat garang dan bengis tampak pada siang hari terjemur
panas matahari, karena PHH dan militer yang bertebaran disekitar kampus
telah menyiapakn senjata api berlaras panjang yang mengarah langsung
kehadapan peserta aksi.
Dalam pemberitaan di harian daerah Lampung post dan harian Tamtama, saat
aksi berlangsung Komandan Kodim Bandar Lampung, Kapolres dan Walikota Bandar
lampung datang mengintip aksi secara mengendap-endap dan mereka mengecam
aksi mahasiswa.
Aksi pada hari ini tanggal 12 Maret 1998 diKampus UBL yang telah dihimpun
oleh tim advokasi dari Persatuan Mahasiswa Pemuda Lampung (PMPL)dalam
kronologi aksi sementara:
07.30 Wib
Panitia aksi yang dikoordinir oleh Habiburrahman ketua Persatuan Mahasiswa
Pemuda Lampung (PMPL)pagi-pagi telah membagi-bagikan undangan seruan aksi
atas nama KM Unila didalam kampus Unila dan UBL.
08.00 wib
Dua kampus Unila dan UBL telah bertebaran intel-intel karena banyaknya
undangan aksi atas nama KM Unila. Setiap pojok dan kantin kampus intel-intel
hanya memperhatikan panitia aksi yang membagikan undangan aksi secara terbuka.
9.30 wib
Aksi "Turunkan Soeharto dimulai dalam kampus Universitas Bandar Lampung UBL
dengan diiringi sirine megaphone yang di pimpin oleh kolap Cahya dari UBL.
Kolap yang kemudian memberikan orasi mengenai reformasi politik, ekonomi
dan perubahan sistem pemerintahan yang sangat tidak memihak rakyat orasi
yang sangat antusias. Kemudian ia memimpin peserta aksi untuk menyanyikan
lagu padamu rakyat. saat yang sama telah tiba pengawal sejati pada setiap
aksi rakyat yakni PASUKAN ANTI HURU-HARA (PHH). Di depan kampus Unila
tepatnya di parkiran Museum Lampung telah diletakan 4 truk dengan
persenjataan lengkap laras panjang
dua mobil Polisi Militer (PM) Puluhan pasukan bermotor dari UPS dan URC
ditambah dengan reserse yang memakai baret merah mirip kopassus.
9.45 wib
Massa aksi semakin bertampak, kemudian tampak salah seorang peserta aksi
membacakan sebuah puisi "sajak Garuda" setelah itu massa aksi menyanyikan
lagu Darah Juang masa kian bertambah hingga mencapai ratusan dan terus
semakin membengkak.terikan yel-yel "Turunkan Harga", Reformasi atau mati",
"Turunkan Soeharto", "Demokrasi sekarang", "Perubahan sekarang", "Hidup
rakyat", "cabut paket 5 uu politik" dll.
10.00 wib
massa makin banyak bergabung sambil meneriakan yel-yel sehingga massa aksi
kian bersemangat, lalu seorang peserta aksi memberikan orasi mengapa
kemiskinan struktural melanda indonesia 30 th lebih, dan tidak lain
penyebabnya adalah Jendral Soeharto, disambut dengan yel-yel masa "TURUNKAN
SOEHARTO SEKARANG"
10.15 WIB
masa semakin banyak hinga mencapai lebih dari 300 orang, dan tampak pelajar
banyak yang bergabung mengenakan seragam SMU. Kemudian Ketua SMPT UBL
memberikan orasi, mengapa harus turun demontrasi untuk menuntut perubahan
karena tidak ada cara lain yang dapat dilakukan rakyat untuk menuntut
hak-hak mereka, dan disambut rakyat dengan yel-yel HIDUP RAKYAT
berulang-ulang kali. dan tampak para intel berkeliaran hampir disetiap sudut
kampus UBL mengawasi jalannya aksi ini, tidak kurang 30 intel berpakaian
preman yang mengawasi, Seorang pelajar Nurul Hidayat kemudian membacakan
puisi dibuka dengan "Untuk Rakyat Tertindas"dengan suara lantang dan
bergetar. setelah membacakan puisi ia mendapat sambutan meriah dari peserta
aksi dan menerikan yel-yel " TURUNKAN SOEHARTO" yang sangat
membahana.Suasana kasi semakin memanas dan PHH telah mebentuk barisan, tepat
didepan kampus ditengah-tengah (median) jalan Zainal Abidin Pagar Alam,
dengansenjata api laras panjang yang telah siap mengarah kepeserta aksi.
10.30 wib
Massa aksi bertambah banyak dan semakin bersemangat meneriakkan yel-yel
" Turunkan Soeharto","Turunkan Harga","Reformasi atau Mati"dan "Hidup
Rakyat" yang dipimpin oleh Ketua PMPL Habibburahman.Kemudian seorang peserta
aksi Heri,Mahasiswa UBL membacakan puisi "Andai Saya Jadi Presiden",sambil
diiringi yel-yel dan tepukan dari peserta aksi maupun yang menyaksikan aksi
ini.Ketika puisi dibacakan seorang peserta aksi lainnya mengambil sebuah
kursi lalu kursi itu diletakkan di samping orator setelah ditempel poster
dengan tulisan "Presiden RI Ketiga Kosong".Selesai pembacaan puisi,seorang
peserta aksi Ricky,mahasiswa FH UNILA mengajak massa untuk meneriakkan
yel-yel "Turunkan Soeharto,Reformasi atau Mati"dan "Demokrasi Sekarang
Perubahan Sekarang" secara bersahutan serta "Hidup Rakyat".Setelah itu
mengajak massa untuk menyanyikan lagu "Indonesia Tanah Air Siapa".
10.45 WIB
Ketua SMPT UBL,Fuad kembali memberikan orasi politik dan meneriakkan yel-yel
perjuangan yang diselingi dengan yel-yel "Intel Orasi" dan "Dosen orasi".
Kemudian massa dipimpin untuk melakukan Long March keliling UBL untuk
mengajak dan menyerukan kepada kawan-kawan yang lain untuk bergabung.Situasi
kian memanas setelah para peserta aksi meneriakkan yel"Turun ke
jalan".Akhirnya massa turun ke jalan,dengan diikuti puluhan intel yang
tampaknya bersiap untuk melakukan provokasi ke barisan aksi yang telah
dibatasi dengan tali.
10.50 WIB
Setelah turun ke jalan di depan UBL sejauh 30 m,Kolap menginstruksikan agar
massa berhenti.Tampak ratusan aparat militer : PHH Korem 043/Gatam, Brimob,
Reserse dan Polantas bersiap-siap untuk memblokir dan memukul barisan aksi.
terjadi ketegangan antara massa aksi dengan aparat sehingga nyaris terjadi
dorong mendorang antara peserta aksi dan pasukan anti huru-hara, kemudian
massa aksi berbelok kedepan gedung baru UBL. Peserta aksi berteriak mengejek
polisi anti huru-hara dan militer karena mereka hanya berani kepada rakyat
yang terindas dan tidak mempunyai senjata.Pasukan yang telah siap tembak
tidak membuat peserta aksi mundur tapi semakin maju dan hampir terjadi
bentrok fisik.
11,00 wib
SEKUM SMPT UBL Trias Saputra membacakan pernyataan sikap bahwa jika tidak
ada perubahan maka akan terus menggelar aksi-aksi dan disambut oleh massa
aksi dengan meneriakan yel-yel "HIDUP RAKYAT", "HIDUP DEMOKRASI", "TURUNKAN
SOEHARTO" barisan aksi massa kian memanas , yel-yel yang penuh semangat dan
menggambarkan bahwa mereka sangat menolak atas terpilihnya kembali soeharto
sebagai presiden sehingga mereka menuntut turunkan Soeharto dengan kekuatan
rakyat, karena dinegara ini rakyatlah yang harus berdaulat.
11.20 wib
aksi ditutup dengan membacakan Sumpah Rakyat oleh cahya dan kemudian diikuti
oleh massa aksi dengan penuh semangat dan diakhiri dengan do'a oleh idhan
dari UNILA.
-------------------
Aksi akan dilanjutkan kembali pada hari Senin tanggal 16 Maret 1998 dikampus
Unila.
KAMI MOHON DUKUNGAN DAN DO'A .......
kamis, 12 Maret 1998 pukul 13.00 wib.
dibuat oleh tim advokasi dari
Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Lampung ( PMPL )
*****************************
From: "Erwin" <>
To:
Subject: AKSI KEPRIHATINAN UNPAR, 26 MARET 1998: SEMPAT TIMBUL KETEGANGAN (ParaHyangan Stop Press)
Date: Thu, 26 Mar 1998 23:12:56 +0700
===================
ParaHyangan Stop Press
===================
Edisi 27 Maret 1998
-------------------------------------
AKSI KEPRIHATINAN UNPAR, 26 MARET 1998:
SEMPAT TIMBUL KETEGANGAN
----------------------------------------------------------------------------
"Sekelompok aktivis Unpar menggelar aksi keprihatinan berupa pementasan
jeprut dan pembacaan puisi di plaza GSG. Aksi ini berlangsung singkat di
bawah pengawalan ketat anggota Menwa (Resimen Mahasiswa) dan Satpam (Satuan
Pengamanan). Sempat pula ada instruksi dari PR III Unpar, Budiwidodo
Pangarso, agar aksi ini dibubarkan.
----------------------------------------------------------------------------
Karena alasan teknis acara ini baru dimulai pukul 14.30 atau molor satu
setengah jam. Beberapa mahasiswa dari STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia)
dan Stema-ITB (Studi Teater Mahasiswa) ikut berpartisipasi dalam bentuk
pementasan jeprut. Tema yang diangkat dalam pementasan jeprut: krisis.
Dengan dada terbuka, hanya mengenakan sarung, dan mulut diplester, para
jepruter tampil memukau di hadapan sekitar 200 mahasiswa. Di dada mereka
terpampang poster bertuliskan: Hancurkan Saya, Jangan Bicara, Bungkam Saya,
dsb. Ada juga seorang yang bertelanjang dada dan hanya memakai sarung
berkeliling sambil membawa terung, pisang dan mentimun. Bak seorang
pedagang sayur keliling, ia menawarkan barang dagangannya. "Pisang cuma 500
ribu, pete 700 ribu. Ngga ambil untung, bener, deh," katanya.
Sempat timbul ketegangan antara Henry Ismail (mahasiswa Unpar yang
beberapa waktu lalu menggelar aksi mogok makan) dengan salah seorang
anggota Satpam. "Anda diminta menghadap PR III, sekarang," ujar Satpam
tersebut sembari memperlihatkan secarik surat dari PR III. "Kalau ingin
bicara, ya, di sini saja," jawab Henry. Beberapa mahasiswa lain setuju. "Di
sini saja, biar semua dengar," ujar mereka. Namun, dialog ini tak kunjung
terlaksana.
Dalam suratnya, PR III meminta aksi ini dibubarkan saja karena tanpa ijin
rektor, dan Henry diminta bertanggung jawab atas acara ini. Memang,
beberapa minggu lalu sempat keluar peraturan agar setiap kegiatan di kampus
harus seijin rektor. Namun, Henry mengatakan sehari sebelum acara, dirinya
telah memberitahu PR III. "Waktu itu PR III tidak setuju. Beliau mau acara
ini atas nama lembaga kemahasiswaan. Padahal kita semua tahu, lembaga kan
mandul," kata seorang mahasiswa lain yang turut mendampingi Henry saat
menghadap PR III.
Tak lama kemudian, salah seorang mahasiswa tampil membacakan puisi
berjudul "Puisi Gemetar". "Berikan kepalamu. Berikan untuk negeri ini.
Berikan darah keringatmu. Berikan untuk negeri ini. Kacaukan langit
kerakusan. Kacaukan penindasan. Hapuskan semua ragu untuk mencintai
kekerasan," demikian penggalan puisi tersebut. Seusai membacakan puisi,
mahasiswa tersebut sempat diperiksa KTM-nya oleh Satpam.
Di bagian akhir acara, seorang mahasiswa lain tampil membacakan pernyataan
sikap Kelompok Tanah Air-Universitas Katolik Parahyangan. "Aksi ini bukan
politik praktis dan bukan politik amatiran, melainkan aksi koreksi dan
menyuarakan nurani rakyat," katanya.
Dalam pernyataan sikapnya, mereka menentang segala bentuk monopoli dan
menyatakan rakyat berhak mengetahui kekayaan pejabat tinggi negara sebagai
suatu manifestasi kontrol sosial terhadap pemerintah. Mereka juga prihatin
atas perlakuan keras aparat keamanan terhadap aksi-aksi keprihatinan
mahasiswa di berbagai kampus di seluruh Indonesia. Selain itu, mereka
menuntut ketegasan pemerintah dalam mengatasi krisis yang terjadi di
Indonesia secara konsisten, jelas dan transparan.
Seusai acara (pukul 15.00), Henry menyatakan kekecewaannya terhadap sikap
rektorat. "Inilah bukti tidak ada kebebasan mengeluarkan aspirasi di kampus
ini," katanya. Ia juga menolak pendapat yang mengatakan aksi ini
berlangsung singkat karena ada intervensi rektorat. "Emang cuma segitu
acaranya," ujar Henry. (Paulus Winarto)
----------------------------------------------------------------------------
ParaHyangan Stop Press diterbitkan oleh:
ParaHyangan - Komunikasi Intelektualitas Mahasiswa
*****************************
To:
Date: Fri, 27 Mar 1998 03:55:36 -0700
From: "Dian Abraham" <>
Subject: statement STF Driyarkara
MEMBELA AKAL SEHAT,
MENJUNJUNG HATI NURANI
Pernyataan Sikap Senat Mahasiswa STF Driyarkara
Pernyataan sikap ini kami buat karena kami yakin bahwa kehidupan berbangsa
dan bernegara kita akhir-akhir ini cenderung diatur secara irasional dan
membahayakan hak-hak dasar manusia. Maka kami sangat prihatin dan
terdorong untuk membela akal sehat dan hati nurani melalui pernyataan
sikap ini sekaligus tindak lanjut yang akan kami galang bersama seluruh
kekuatan masyarakat sipil yang berkeprihatinan sama. Pernyataan sikap ini
juga merupakan tanggapan kami atas kerinduan Presiden Soeharto untuk
mendapatkan kritik serta masukan dari segenap rakyat.
Masalah-masalah Dasar
Kami berkeyakinan bahwa seluruh krisis nasional kita saat ini berakar pada
masalah-masalah fundamental, sbb:
1. Penyelenggaraan negara selama rezim ini dilakukan dengan cara yang
mengandung berbagai kelemahan fundamental:
Rezim ini terlalu lama berkuasa, karena tidak ada pembatasan masa jabatan
presiden. Sistem seperti ini mempunyai kelemahan mendasar karena tidak
memberi kesempatan bagi orang lain untuk membarui berbagai kekurangan yang
ada pada rezim itu secara signifikan sehingga kekurangan-kekurangan ini
semakin terakumulasi, menghasilkan struktur-struktur politik-ekonomi yang
buruk dan akan meledak setiap saat seperti krisis saat ini.
· Rezim ini juga telah melakukan pembodohan, kooptasi, hegemoni kesadaran
terhadap rakyat sehingga selama ini kebanyakan rakyat tidak menyadari
kelemahan-kelemahan mendasar itu. Akibatnya, tidak terbentuk civil society
yang kuat yang sebenarnya merupakan unsur hakiki dalam penyelenggaraan
negara yang rasional dan berhati-nurani. Bahkan ada kecenderungan kuat
bahwa civil society justru ditindas dan dibatasi oleh kehadiran militer
yang begitu dominan. · Ideologi "pembangunanisme" (developmentalism) yang
dianut oleh rezim ini telah menciptakan kesadaran palsu, misalnya bahwa
korban rakyat untuk pembangunan itu sudah selayaknya, bahwa pembangunan
ini akan menyejahterakan seluruh rakyat dalam jangka panjang, dll. Selama
tiga puluh tahun ini terbukti bahwa kesadaran seperti ini benar-benar
palsu, lebih-lebih saat kita terpuruk begitu mendalam secara ekonomis.
2. Kini terbukti bahwa penyelenggaraan semacam itu mengakibatkan atau
memperburuk krisis ekonomi, politik, dan sosial kita. Kami yakin bahwa
krisis ini dilandasi juga oleh "krisis kepercayaan" terhadap kredibilitas
penyelenggara negara. Maka kami berpendapat bahwa pemulihan krisis ini
niscaya harus didahului oleh pemulihan kepercayaan rakyat dan dunia
internasional terhadap penyelenggara negara kita. Bagamanapun kepercayaan
adalah fundamen yang paling menentukan keberhasilan pengatasan krisis ini.
Maka kami mengecam tindakan penyelenggara negara yang tidak responsif
terhadap tuntutan kepercayaan ini, misalnya dengan munculnya beberapa
orang yang tidak kredibel dalam jajaran kabinet sekarang. Seluruh
kebijakan kabinet terancam tidak efektif karena tidak dipercaya oleh
rakyat.
3. Prinsip moral dasar yang sebenarnya menjadi ciri yang mutlak dari
manusia selama ini telah diabaikan. Dilibasnya batas-batas prinsip moral
dasar secara kasar benar-benar mengabaikan kemanusiaan manusia.
Konkretnya, pasal-pasal Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia tidak pernah
dilaksanakan meski kita telah mempunyai terjemahannya ke dalam bahasa
Indonesia. Korbannya, sebagaimana kita tahu, rakyat banyak.
Tuntutan Praktis
Mengingat berbagai persoalan mendasar tersebut, berikut ini kami
menyerukan berbagai tuntutan praktis dalam kehidupan bernegara kita.
1. Mengenai penyelenggara dan penyelenggaraan negara. Kami sangat
menyesalkan minimnya "sense of crisis" di kalangan para penyelenggara
negara. Hal ini sangat merugikan rakyat banyak karena rakyat menginginkan
tindakan yang cepat yang bisa mengakhirir kesengsaraan mereka. Apalagi
akhir-akhir ini sudah mulai kelihatan adanya inkonsistensi di antara para
menteri itu. Hal-hal seperti ini akan sangat mengurangi kepercayaan rakyat
dan dunia internasional. Maka kami menuntut agar kabinet ini bertindak
cepat, transparan, dan konsisten. Kami tidak bisa menerima
kebijakan-kebijakan "kosmetis" yang sangat tidak berpengaruh pada
pemulihan krisis ini. Yang menurut kami sangat mendasar adalah komitmen
kita dengan IMF. Kami menuntut agar masalah ini dituntaskan. Kalau memang
kabinet ini tidak mampu menunjukkan kemajuan, kam menuntut perubahan
susunan kabinet.
2. Kami menuntut tindakan strategis dari MPR/DPR. Kalau dalam jangka waktu
tertentu pemerintah terbukti tidak bisa memperbaiki keadaan, MPR mengemban
amanat rakyat untuk mengadakan sidang istimewa guna menuntut
pertanggungjawaban mandataris. Jangan lupa, ini adalah amanat UUD 1945!
Menurut kami, batas waktu enam bulan adalah realistis mengingat dalam
waktu itu kehancuran ekonomi kita tidak bisa dibalikkan lagi jika tanpa
ada pembaruan yang signifikan. 3. Kami juga menyerukan kepada segenap
masyarakat (mahasiswa, kaum profesional kelas menengah, masyarakat akar
rumput, dan masyarakat yang tersingkir, korban-korban, dll) untuk bersatu
hati dan tenaga, menggunakan akal sehat dan hati nurani untuk berjuang
mengatasi seluruh kemelut ini. Kami yakin bahwa seluruh kekuatan bangsa
ini harus disatukanj. Untuk itu, kita harus membangun asosiasi-asosiasi
dan jaringan yang independen. 4. Kami menolak setiap usaha dominasi
(penguasaan) ruang publik (public space) yang biasanya datang dari
militer. Dominasi ini jelas-jelas merugikan rakyat karena
pertemuan-pertemuan rakyat sendiri yang dijamin UUD 1945 (pasal 28)
dilecehkan. Apalagi tidak jarang pihak militer menggunakan tindakan
-tindakan yang tidak manusiawi dalam menguasai ruang publik itu. 5. Kami
menyerukan agar seluruh kekuatan rakyat in tidak menggunakan cara-cara
kekerasan. Kami menjunjung tinggi prinsip non-violence. Maka kami juga
mengecam setiap tindakan violence yang dilakukan pihak-pihak manapun,
termasuk militer.
Mari kita berjuang! Merdeka!
Jakarta, 27 Maret 1998
Senat Mahasiswa STF Driyarkara
(ttd)
Henry Thomas Simarmata
Ketua
*****************************
Date: Fri, 27 Mar 1998 05:07:03 -0800 (PST)
From: Bersih Korupsi <>
Subject: LAMUNAN SEORANG PEDAGANG KAKI LIMA (1) - MENJADI PENGUASA UNTUK MENGATASI KRISIS
To:
LAMUNAN SEORANG PEDAGANG KAKI LIMA
" AH...SEANDAINYA AKU SEORANG PENGUASA DI NEGERI INI,MAKA UNTUK
MENGATASI KRISIS MONETER-EKONOMI , SERTA KRISIS KEPERCAYAAN INI
SECEPATNYA, AKU AKAN : "
1) Kumpulkan sebagian besar dari uang TABUNGAN pribadiku,
anak2ku,saudara2ku,anak2 buahku, teman2ku,teman2 pengusahaku, teman2
luar negeriku, dan lainnya yang aku percaya dan mempercayai aku. Aku
akan himpun dana dalam US dollar sebanyak mungkin (minim US$ 35 M s/d
40M , lebih banyak lebih baik...). Selanjutnya aku akan minta orang2
kepercayaanku untuk menjual dollar dan membeli rupiah dipasar valas
baik itu dari dalam maupun luar negeri SECARA BERTAHAP DAN NAIK TURUN,
agar Rupiah terus menguat sampai mendekati nilai Rp.5000 - Rp 5500 /
US$.
2) Sementara orang2ku bermain di pasar valas, orang2ku yang mengurus
masalah bank dan uang akan kuminta untuk menarik dana masyarakat
sebanyak mungkin dengan berbagai cara seperti misalnya deposito
berbunga tinggi,yang berguna untuk mengurangi spekulan, menahan
inflasi dan lain sebagainya untuk keperluan moneter/ekonomi jangka
pendek.
Orang2ku yang lainnya akan kuminta untuk tetap berunding dengan baik
dan benar dengan lembaga2 keuangan dunia, agar tidak terjadi lagi
konflik2 dan agar mengembalikan kepercayaan baik dari dalam maupun
luar negeri. Juga masalah yang sangat penting, yaitu utang swasta,
akan kuminta orang2ku untuk mempersiapkan suatu sistem yang mendukung
secara keseluruhan rencanaku selanjutnya. Masalah penting lainnya
yaitu SEMBAKO, OBAT2AN dan lainnya, akan aku tetap subsidi agar
rakyatku tidak susah.
3) Setelah semua berjalan lancar, dan siap (tentu tidak bisa 100%
),dan ketika banyak pihak lengah (terutama para spekulan), aku akan
menetapkan dan mengumumkan (tentu saja lewat orang2ku), bahwa nilai
tukar adalah FIXED. Bisa Rp.4500/US$, bisa Rp.5000, bisa Rp. 5500,
pokoknya yang terbaik dari pengamatan pasar dan usulan orang2 pintarku
yang ngurus masalah itu.
4) Dengan adanya penurunan secara bertahap ke suatu nilai fixed, maka
kemungkinan rush saat nilai tukar difixed, aku yakin akan berkurang.
Dengan fixed apalagi yang akan dispekulasi??? Spekulasi akan timbul
bila perkiraan dana cadangan devisa tipis...serta indikator moneter
lainnya mendukung untuk spekulasi.Memang mungkin indikator menunjukkan
bisa dispekulasi tapi....DANA TABUNGAN/DT ku ditambah cadangan devisa
resmi aku kan sudah besar....dan siap dipakai untuk perang....bila ada
spekulan yang mencoba menyerang ...akan kulawan terus....
5) Sekarang masalah utang swasta, terutama yang mendesak dan jatuh
tempo, dengan cadangan devisa ditambah DT, maka aku siap untuk menjual
dollarku.Tapi aku yakin dengan bantuan Tuhan yang Maha Esa dan
masyarakat,masalah utang swasta ini aku dapat atasi. Selain jatuh
temponya yang tidak serentak, juga dengan adanya negosiasi dari
orang2ku dengan pihak pengutang, maka pasti akan ada roll over.Juga
aku selalu ingat bahwa utang2 itu selama ini mau masuk karena mereka
percaya akan potensi yang ada dinegeri ini (misalnya sumber daya alam
serta pasar yang besar).Sehingga mereka akan bernegoisasi dengan baik,
paling2 piutang mereka akan diswap menjadi equity.Yah....sebenarnya
hal ini membuat aku sedih juga....mengingat banyak dari pihak
pengusaha yang baik yang telah membangun usahanya dengan susah payah
sekian lama, tapi karena ikut dengan arus mengutang besar2an dan
keluar dari jalur inti pekerjaan mereka(terutama untuk masuk keusaha
properti),akhirnya akan menjadi minoritas di perusahaannya. Tapi
inilah resiko dagang, harus ada untung dan rugi, dan harus dapat
menerima kekalahan dalam pertempuran (jangan kalah di perangnya).
5 ) Setelah nilai tukar tetap(fixed), aku yakin ekonomi dan
perdagangan akan mulai bergerak, dan keadaan akan kembali kearah yang
normal kembali. Kepercayaan, baik itu dari dalam negeri maupun luar
negeri juga akan kembali.....
6 ) Tetapi aku juga sadar , bahwa setelah bertindak berani untuk
mengatasi krisis ini, aku masih akan dihadapkan oleh tugas yang maha
sulit, dan ini aku sadar betul.Aku (sebagai manusia ) akan belajar
dari kesalahan2ku selama ini, terutama yang makin transparan ketika
krisis terjadi. Aku akan MENJAGA MOMENTUM yang baik dari pergerakan
kearah positif ekonomi dan perdagangan, untuk meningkatkan
kepercayaan, baik itu dalam ekonomi ,politik, sosial serta
hankamnas.Untuk itu aku akan bertindak seperti dibawah ini (seperti
masukan yang telah aku terima dari segala lapisan mayarakat):
a) Berusaha lebih keras untuk membasmi korupsi,kolusi,nepotisme dan
monopoli.Walaupun untuk menghilangkan secara 100% sangat sulit dan
mustahil (mana ada didunia ini negara yang 100% bebas dari hal2
tersebut...), dan juga memakan waktu lama, aku akan tancap gas ,
tetapi tetap hati2, untuk sebanyak mungkin menguranginya. Aku akan
mengajak seluruh masyarakat untuk perang terhadap hal2 tersebut, dan
aku akan tetap KONSISTEN walaupun pasti akan ada usaha2 yang mencoba
menggangguku baik itu dari orang2 yang tidak kukenal maupun orang2
dekatku.
b) Untuk waktu yang dekat ini aku harus tetap memperhatikan masalah
penting di masyarakat, seperti SEMBAKO,OBAT2AN,BBM,LISTRIK,AIR dan
lain keperluan dasar rakyatku.
c)Secepatnya aku harus membenahi PERBANKAN dan INSTITUSI2 KEUANGAN
lainnya, yang menurut aku menjadi biang keladi dari krisis ini, baik
di negeri ini maupun di negeri Asia lainnya.
d) Aku akan membentuk tim khusus yang akan memantau secara terus
menerus masalah moneter terutama PASAR UANG,karena aku yakin gangguan
pasar uang akan kembali terjadi, bisa bersumber dari CINA (devaluasi),
bisa dari RUSIA, bisa juga dari BRAZIL atau negara2 lainnya. Dan aku
sadar bahwa krisis di Asia ini membuat banyak pemikir dunia yang
bingung dan harus mencari solusi2 baru untuk mengatasinya (dan ini
belum ada serta terus diperdebatkan).
e ) Secepatnya aku harus MEMIKIRKAN ADANYA KENAIKAN, baik itu bertahap
atau dengan cara lainnya (biar aku memilih yang terbaik usulan2 dari
orang2ku yang pintar2) untuk :
- menaikkan harga dasar gabah & produk pertanian lainnya
- UMR
- gaji pegawai negeri / ABRI , terutama yang berada ditingkatan bawah.
f ) Mengadakan penghematan disegala sektor terutama hal2 yang tidak
penting seperti upacara peresmian yang berlebihan dsb.
g ) Lebih transparan dalam segala hal yang menyangkut rakyat dan negara
h ) Menegakkan dan menjalankan HUKUM
i ) Meningkatkan pengawasaan, mungkin dari pihak yang independen
j ) Meningkatkan SDM , ilmu maupun agama
k ) Mengefisienkan BUMN
l ) Meninjau dan melihat kembali arah usaha industri dan perdagangan
kita, untuk mengarahkan ke arah yang lebih baik dan benar, seperti
misalnya agrobisnis, sehingga dapat meningkatkan eksport dan tidak
terlalu tergantung dari import.
m ) Melaksanakan pendekatan yang baru ke bidang politik yang sesuai
dengan waktu dan keadaan.
n ) Pengawasan terhada SARA, untuk tetap mempertahankan PERSATUAN dan
KESATUAN
o ) Keadilan Sosial, kemakmuran yang merata (adil...adil...adil)
p ) dan lainnya yang diperlukan untuk peningkatan dan perbaikan dari
kesalahan2 yang selama ini terjadi.
Tentu saja semua ini harus aku lakukan sesuai dengan UUD45 dan
Pancasila.
7 ) Setelah semua itu aku lakukan dengan secepatnya, aku tentu akan
memerintah dengan tenang kembali untuk pembangunan dan kesejahteraan
rakyat yang adil dan makmur....
8 ) OH...YA.... bagaimana dengan masalah TABUNGAN ku dan tabungan
orang2 yang kupercaya, yang kupakai sebagai DANA TABUNGAN/DT untuk
menguatkan Rupiah dan mengatasi krisis?????
Tenang saja.....tidak terjadi apa2....toh uang itu tidak kemana-mana,
hanya berubah menjadi Rupiah saja.Hanya bila sangat diperlukan aku
akan mengizinkan orang2ku untuk kembali membeli dollar, itupun harus
nanti pada saat ekonomi mulai membaik dan secara bertahap.WAH...tapi
dengan tindakanku yang berani ini, aku rupanya UNTUNG juga
ya.....Dengan kurs nilai tukar yang sudah fixed dan lebih rendah dari
pada saat aku menjual dollarku,,,,,mestinya sekarang aku bisa beli
dollar lebih banyak dong...tapi yah mungkin saja dalam perjalanan
menguatkan Rupiah dan mengatasi krisis ada saja hal2 yang dapat
membuat kerugian, tapi yang pasti dana pokok tabungan itu tidak
terganggu.
Kalau rugi...yah ini kan untuk rakyatku juga....kalau untung....aku
kasih aja keuntungan tersebut ke rakyat yang memerlukannya dengan
berbagai cara....
SEDANGKAN TABUNGANKU.....YAH...NANTI DULU DEH...DIPIKIRIN LAGI....UDAH
CAPAI NIH MELAMUN...
KOK GAMPANG YA?????NAMANYA JUGA LAMUNAN DAN BER-ANDAI2,
TIDAK USAH DIPIKIR SECARA SERIUS....TERUTAMA SOAL TABUNGAN
ITU....APAKAH AKU PUNYA TABUNGAN SEBESAR ITU???
DARI
Pedagang Kaki Lima yang sering ngelamun untung tetap survive dan dapat
untung sedikit agar hidup terus...tapi selalu berusaha untuk bertindak
adil...
note : Tunggu lamunan2 berikutnya (pembaca boleh kasih bahan input
untuk jadi lamunan)
ORANG TUA DEMONSTRAN DIINTIMIDASI
SOLO (SiaR, 27/3/98), Beberapa orang tua mahasiswa di Solo yang anaknya
selama ini aktif berdemonstrasi menolak hasil Sidang Umum MPR diintimidasi oleh
ABRI dan pejabat kampus. Mereka didatangi satu-persatu dan diminta agar
mencegah anak-anaknya ikut berdemonstrasi. Sebelumnya ABRI terang-terangan
menuduh demonstran di Solo sudah disusupi PRD dan PKI.
Beberapa sumber SiaR yang kebetulan anaknya kuliah di Universitas
Sebelas Maret dan selama ini ikut berdemonstrasi, mengaku didatangi intel di
rumahnya pukul 03.00 dini hari. Di antara yang datang, ada yang mengaku
sebagai staf UNS utusan Rektor.
Ketika dikonfirmasi Rektor UNS, Prof Drs Haris Mudjiman MA PhD mengelak
bahwa pihaknya mendatangi rumah-rumah orang tua mahasiswa pada dini hari. Tapi
ia mengaku bahwa pihak kampus memang berusaha menjelaskan kepada orang tua
mahasiswa mengenai krisis yang sedang terjadi.
Para staf UNS itu kepada orang tua mahasiswa juga minta tolong
membe-ritahukan kepada anaknya supaya cooling down. "Beberapa orang tua
mahasiswa bahkan didatangi langasung oleh Pembantu dkean III fakultas di mana
anaknya kuliah," kata sumber SiaR.
Menurut sumber ini, kehadiran staf universitas ke rumah-rumah orang tua
tersebut atas tekanan militer kepada kampus. Kampus, menurutnya sekarang sedang
dipojokkan untuk berhadapan dengan mahasiswanya. "Ini cara ABRI memecah
soliditas para demonstran," katanya.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Kepolisian Wilayah Suarakarta dan
Dandim setempat menuduh para demonstran telah ditunggangi PKI dan PRD. Tapi
tuduhan itu terang-terangan dibantah oleh koordinator Solidaritas Mahasiswa
Peduli Rakyat (SMPR ), Edi Suseno.
Menurut Edi, tudingan tunggang-menunggangi yang dilontarkan oleh aparat
keamanan merupakan lagu lama yang selalu diulang-ulang. Menurutnya pernyataan
tersbeut keluar karena aparat sudah kehabisan akal dalam menangani protes-
protes rakyat yang semakin hari semakin marak. "Itu bentuk intimidasi yang saya
pikir tidak akan berhasil. Karena rakyat berteriak karena lapar," kata salah
seorang demonstran.
Sudah beberapa minggu ini, sejak sebelum Sidang Umum, di Solo hampir
setiap hari terjadi demonstrasi. Mahasiswa di sana mengadakan aksi di kampus
masing-masing. Lebih dari dua kali terjadi bentrokan fisik antara aparat
keamanan dengan para demonstran. Tapi aksi-aksi terus berlanjut, tidak pernah
surut.
Hari ini (27/3) mereka kembali menggelar aksi keprihatinan di kampus
UNS. Mereka menolak hasil SU-MPR, termasuk terbentuknya kabinet. Juga memprotes
perlakuan aparat keamanan yang represif. ***
Sender:
Precedence: bulk
*****************************
To:
Subject: SENIN 30 MARET 1998 AKSI BERSAMA MAHASISWA SE- JAKARTA
Date: Fri, 27 Mar 1998
HARI SENIN, 30 MARET 1998 AKSI BERSAMA MAHASISWA SE-JAKARTA
Melalui , kami "Panitia Aksi Bersama Mahasiswa
Jakarta" menyampaikan kembali rekan-rekan mahasiswa yang tergabung dalam
FORUM MAHASISWA ANGKATAN 98 tentang rencana aksi unjuk rasa bersama
kampus-kampus PTN/PTS se Jakarta yang akan kita adakan pada; Senin 30
April 1998, pukul 09.00 WIB, tempat berkumpul di Kampus UI Salemba.
Di sampaikan juga, sejumlah guru besar (maksudnya dari ILUNI UI)
seperti Bp. Mahar Marjono, Bp. Hariadi Dharmawan, Bp. Hariman Siregar,
Bp. Judil Hery, Bp. Dipo Alam, Bp. Hermawan Sulistyio, dan Bp, Sri-Edi
Swasono, sudah menyatakan kesediaannya.
Pembicara lainnya dari kalangan akademisi dan pengamat juga telah
menyatakan kesiapannya. Mereka antara lain Bp. Adi Sasono, Bp. Permadi,
Bp. Dahlan Ranuwijaya, Bp. Soebadio Sastrosatmo, dan kemungkinan besar
juga Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDI Perjuangan.
Beberapa guru besar lainnya dari berbagai universitas di Jakarta dan
kemungkinan juga Bp. Adi Anjoyo Sucipto (Tri Sakti) akan ikut, juga
bapak-bapak dosen dari IKIP. UNAS, ISTN, PANCASILA, MOETOPO, UPN, dan
berbagai universitas yang tidak dapat kami sebutkan di sini.
Itu saja yang kami sampaikan. Semoga aksi keprihatinan ini berlangsung
damai tanpa ada provokasi dari pihak lain.
Terima kasih, selamat berjuang, mudah-mudahan tidak ada halangan. Bravo
mahasiswa Indonesia.
Merdeka!
tertanda
"FORUM MAHASISWA ANGKATAN 98"
(KOMISARIAT UNIVERSITAS INDONESIA)
*****************************
Date: Sat, 28 Mar 1998 08:13:25 -0800 (PST)
From: Tikus Kantor <>
Subject: Tanggal mulai mogok kuliah diseluruh Indonesia
To:
Dengan ini kami mahasiswa yang peduli akan situasi krisis moneter dan
krisis politik yang di alami Indonesia, akan mengadakan " MOGOK KULIAH
".
Mogok kuliah akan dimulai tanggal 1 April 1998 dan akan selesai jika
keadaan di Indonesia benar2 baik dan stabil.
Tujuan Mogok Kuliah adalah :
1. Agar harga Sembako turun.
2. Barang2 yang tidak termasuk juga diturunkan.
3. Meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia.
4. Tidak mengakui hasil Sidang Umum MPR 1998.
5. Tidak mengakui Presiden Suharto sebagai Presiden RI
masa bakti 1998-2003.
6. Meminta Presiden baru yang mampu mengatasi masalah
Indonesia.
7. Memusnahkan segala bentuk korupsi, kolusi dan
sejenisnya.
8. Menghapuskan semua monopoli terhadap kebutuhan
rakyat.
9. Membentuk Kabinet Baru.
10. Memberi hukuman yang setimpal kepada penganiaya
mahasiswa.
11. Meminta pergantian ketua MPR
12. Tidak mengakui Harmoko sebagai ketua MPR.
Kepada seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia, marilah kita semua
mengadakan MOGOK KULIAH untuk membela Rakyat Indonesia,
saudara-saudara kita yang kelaparan, yang menderita, yang diperbuat
oleh oknum-oknum kelas atas.
MOGOK KULIAH ini akan berakhir sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,
yang mana ditandai dengan adanya perubahan situasi di Indonesia
seperti yang dituntut dalam 12 butir diatas.
Kepada Seluruh Mahasiswa di seluruh Indonesia, agar melaksanakan MOGOK
KULIAH ini, untuk membela rakyat Indonesia yang tertindas.
Terima Kasih
Mahasiswa Bersuara Rakyat
*****************************
Via Kabar dari PIJAR
From: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia []
Sent: Minggu, 29 Maret 1998 1:20
Subject: Undangan Terbuka dari KABUT
UNDANGAN TERBUKA
30 Maret 1998
Kepada: Individu / Lembaga penegak keadilan
Salam DEMOKRASI .......!!!
Demokrasi, keadilan dan kebenaran harus diperjuangkan. Kita tidak bisa
menunggu.
Harus kita rebut !!!
Untuk itu, kami mengundang anda datang, dan berpartisipasi pada:
Senin, 30 Maret 1998
09.30 wib - selesai
di
Gedung Pengadilan Negeri Jombang
(Jl. K.H. Wachid Hasyim , Jombang)
dalam acara
- Aksi Reformasi Hukum "Kolonial"
- Pembacaan Vonis Terhadap 3 Aktivis KSBM-Jombang
Semangat perjuangan, komitmen dan partisipasi anda akan menjadi lembaran
sejarah
di Republik tercinta, Indonesia.
Salam.
Jombang, 26 Maret 1998
Keluarga Solidaritas Penegak Hukum Indonesia:
Forum Mahasiswa Tebuireng (FORMAT)
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jombang
Masyarakat Anti Kekerasan (MAK) Jombang
Komite Solidaritas untul Buruh CV Maska Perkasa (KSBM)
Kaum Buruh Tertindas (KABUT) Jombang
Informasi lebih lanjut hubungi sekretariat KABUT Jombang:
Telp. 0321 -860633
----------------------------------------------------------------------
KRONOLOGI PENGADILAN 3 AKTIVIS KSBM
16 & 17 Oktober 1995
Aksi buruh CV Maska Perkasa (CV MP) -pabrik sepatu yang berada di kota
Jombang--, 2.600 orang, menuntut hak-hak normatif. Buruh menduduki kantor
Depnaker Jombang selama 2 hari dan berakhir dengan pembubaran paksa oleh
pasukan berseragam polisi dan tentara saat adzan maghrib berkumandang.
Pembubaran disertai tindak kekerasan dan pelecehan seksual. + 500 buruh
mengalami luka fisik dan psikis, diantaranya 38 orang dilarikan ke RSU
Jombang. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan "Tragedi Maghrib Berdarah".
18, 20 & 23 Oktober 1995
Aksi solidaritas dilakukan oleh para mahasiswa dari berbagai kelompok (HMI,
PMII, Senat, dll), santri/pelajar dan pemuda yang tergabung dalam Komite
Solidaritas untuk Buruh CV Maska Perkasa (KSBM) beserta buruh dan
keluarganya, 1.500 - 3.500 orang. Aksi keprihatinan ini merespon terjadinya
peristiwa tsb. diatas dengan mendatangi gedung DPRD II & kantor Bupati KDH
Tk II Jombang dan tuntutannya:
Protes kerasa atas intervensi militer dalam proses penyelesaian
perselisihan perburuhan
Menuntut kepada pihak Bupati, Komandan Kodim dan Kapolres mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas peristiwa
tsb.
Nopember 1995 - Januari 1996
Teror dan intimidasi secara sistematis dilakukan aparat (polisi, tentara
dan petugas Pamong Praja/pegawai Pemda hingga struktur paling bawah yaitu
ketua RT) kepada aktivis KSBM, buruh dan keluarganya. 5 orang mahasiswa
dinyatakan sebagai target operasi (TO), dituduh sebagai dalang aksi-aksi
yang terjadi.
9 Januari 1996
3 aktivis KSBM dinyatakan resmi sebagai tersangka dari 14 orang mahasiswa
dan lebih dari seratus buruh yang diperiksa/diinterogasi sebagai saksi.
Ketiga orang tsb: Syamsunar (mhs. FH Univ. Darul Ulum), Romly Izaque (mhs.
Ikaha-Tebu Ireng), dan Misbachul Zakaria (mhs. Faperta Undar).
Pebruari - September 1996
Para buruh yang tergabung dalam KABUT (organisasi buruh CV MP) terus
melakukan aksi menuntut hak-haknya baik di Jombang, Surabaya dan Jakarta.
Begitupula, pada momen tertentu, aksi solidaritas juga dilakukan berbagai
kelompok mahasiswa.
12 September 1996
Digelar sidang pertama di PN Jombang. 3 terdakwa dituduh telah melakukan
tindak pidana penghinaan, pelecehan dan menyebar rasa permusuhan terhadap
pemerintah dengan dakwaan: primair, melanggar psl 154 jo. psl 55 (1) jo.
psl 64 (1) KUHP; sekunder, melanggar psl 155 (1) jo. psl 55 (1) jo. psl 64
(1) KUHP; lebih subsider, melanggar psl 207 jo. psl 55 (1) KUHP. Diancam
maksimal kurungan penjara 16 tahun. Terdakwa didampingi 21 pengacara: DR.
Adnan buyung Nasution, Tri Mulja D. Suryadi SH, Indro Sugiantoro SH, Anam
Anis SH, Joko Sumarsono SH, Munir SH, serta pengacara lain dari YLBHI, LBH
Surabaya dan Ikadin Surabaya.
September 1996 - Nopember 1997
Selama acara persidangan, rekayasa demi kepentingan penguasa nampak dominan
seperti saksi-saksi yang mayoritas dari pegawai Pemda untuk memberatkan
bagi terdakwa. Sedangkan jatah saksi dari buruh banyak dikurangi. Sementara
itu saksi pelapor (Bupati, Ketua DPRD II dan Dandim Jombang) tidak mau
memberikan kesaksiannya secara langsung hadir di persidangan.
Dari semua saksi buruh terungkap bahwa benar terjadi tindak kekerasan oleh
aparat keamanan saat aksi buruh (17/10/95) dan paska aksi banyak terjadi
intimidasi, seperti pembuatan BAP di balai desa. Buruh-buruh dikumpulkan
oleh Lurah, dipaksa mengatakan dan menanda tangani bahwa tidak ada
kekerasan. Jika buruh idak mau diancam tidak akan diberi KTP dan SKKB.
12 Desember 1997
Dibacakan kesaksian 3 saksi pelapor -Kol. (Inf.) Soewoto Adiwibowo
(Bupati), Letkol. Drs. Husni Abdul Majid (Ketua DPRD II), Letkol. (Inf)
Subi Raharjo (Dandim 0814)-- oleh Jaksa dengan alasan saksi sibuk
menjalankan tugas negara. 3 terdakwa dan penasehat hukum protes keras dan
walk out dari ruang persidangan.
12 Maret 1998
Jaksa menjatuhkan tuntutan kepada 3 terdakwa dengan hukuman penjara 5 bulan
dengan dalih melanggar tindak pidana psl. 207 jo, psl 55 KUHP. Sedangkan
tuntutan awal untuk psl 154 dan 155 tidak terbukti.
19 Maret 1998
Pembacaan pledoi dari 3 terdakwa dan penasehat hukum. Persidangan
berlangsung sejak pukul 09.00 wib, berakhir 20.00 wib.
23 Maret 1998
Pembacaan Replik oleh Jaksa Penuntut Umum.
26 Maret 1998
Pembacaan Duplik oleh terdakwa dan penasehat hukum.
30 Maret 1998
Jadwal acara peridangan: pembacaan vonis oleh hakim PN Jombang terhadap 3
aktivis KSBM, setelah persidangan berlangsung selama 18 bulan lebih dan
diajukan 121 saksi memberatkan oleh Jaksa Penuntut Umum.
*****************************
*****************************
*****************************
*****************************
*****************************
*****************************
*****************************
Back to Welcomesite (Kembali ke halaman pembuka)