Megawati
Chairwoman
DPP PDI
(Perjuangan)
Jl. Diponegoro 58
Jakarta

Homepage (Websitus)

Megawati Soekarnoputri

Untuk Mbak Mega


To: [email protected]
Return-Path: 
From: [email protected] (K.Prawira)
Subject: PNI akan keluar dari PDI?

Mbak Megawati yang terhormat;

Pertama-tama saya mengharapkan Mbak selalu sehat wal afiat, agar bisa terus
maju memimpin perjuangan.

Pagi hari ini saya mendengar siaran dari BBC, di mana dikabarkan bahwa Pak
Manai Sophiaan menganjurkan agar PNI keluar dari PDI. Aberson Sihaloho
kabarnya juga mendukungnya, dengan catatan bahwa partai tsb tidak harus
memakai nama PNI;
apa saja namanya pengikut-pengikut Sukarno akan mendukungnya.

Berhubung dengan berita tersebut, bolehkah saya mendapat informasi tentang
tanggapan Mbak, baik secara pribadi maupun sebagai Pimpinan PDI,  terhadap
berita-berita tersebut diatas. Saya sebagai pengikut Sukarno, yang berada
jauh dari tanah air, sangat memerlukan informasi tersebut.

Sekian, terima kasih.
Salam reformasi:

MD Kartaprawira

Voorburg, 07.05.1998 

********************************


LSSPI - No.43(1998)
, [email protected]
**************************************

POHON KEMUNING BUNG KARNO
UNTUK MEGAWATI SUKARNOPUTRI

dari: A.M. HANAFI

Sementara orang-orang Pejuang bersemangat melontarkan seruan-
seruan menyundul-nyundul Angkasa menjadi menyala-nyala,
sementara itu sebagian kaum intelektuil yang dipandang terhormat
berkumat-kamit mulutnya: ya, ya, akor, AKSI REFORMASI,
sebaiknyalah kita pakai jalan-bocel-bocel yang dihamparkan oleh
Suharto mulai dari KUDETA SUPERSEMAR: "Konstitusi
yang anti Anti Konstitus!". Dengan Konstitusi yang Anti-Konstitusi
Suharto menanamkan Pohon bernama ORBA" dan mengangkat
dirinya sendiri menjadi DIKTATOR Despot/nespot yang korup.

Saya terkenang, ketika di tahun 1937, BUNG KARNO dan
HANAFI menanamkan dua POHON KEMUNING di muka
rumahnya di bengkulu, seraya memesankan secara "simbolik"
arti Radikalisme: ... "kalau pohon kemuning yang kau tanam itu
nanti sudah menjadi tua, tak usah lagi kau sirami air untuknya
dan rawat lagi dahan-dahan dan rantingnya yang sudah layu, tapi
kau harus cabut pohon kemuning itu dari akar-akrnya, dan kau
tanamlah yang baru untuk menggantinya: itulah dalam arti politik
namanya: HET RADIKALISME.

Sekarang, di mana AKSI REFORMASI yang bergejolak dan
menyalanyala di seluruh Nusantara tercinta ini ada pula sementara
orang, notabene Tokoh-Tokoh, yang pakai LABEL BIJAKSANA di
dadanya turut arus AKSI REFORMASI mau membawa massa-rakyat
ke jalan KONSTITUSI MADE IN Orba: Konstitusi ANTI KONSTITU-
SIONAL yang mengarah kepada Status quo ORBA dan menyelamatkan
Suharto-isme yang celaka itu. Itulah dia MENCIA-MENCIA alias PLIN-
PLAN yang sama sekali tidak Identik dengan Taktik-Politik untuk
REFORMASI.

Janganlah disirami Air-hidup dan rawat dahan dan rantingnya
Pohon ORBA yang sudah sekarat itu, tapi cabutlah sampai ke akar-akarnya,
dan ganti dengan Pohon REFORMASI yang baru (Pemerintahan KOALISI
terdiri dari ALI SADIKIN, MEGAWATI SUKARNOPUTRI, EMIL SALIM,
AMIN RAIS DAN SULTAN HAMENGKUBUWONO X yang seyogyanya
menyerapi karisma dan jiwa Patriotisme Ayahnya).
Sekian. - Terserah.

Paris, 22 Mai 1998 A.M.HANAFI

Penjelasan:
Yang dimaksud dengan "Konstitusi yang anti Konstitusi" (paragraf 1) dan
"Konsitusi made in ORBA" (paragraf 3) ialah keseluruhan perundang-undangan
yang dibuat rezim ORBA dan yang bertentangan dengan UUD'45 (Konstitusi),
misalnya a.l. UU tentang Susunan dan Kenggotaan MPR/DPR, UU tentang
Kepartaian, UU tentang Pemilu dan lain-lainnya. Perundang-undangan yg
demikian tsb. hanya mengabdi kepada status quo rezim ORBA.

------------------------------------------------------------
LABORATORIUM STUDI SOSIAL POLITIK INDONESIA (LSSPI)
------------------------------------------------------------
Merdeka!!! Tegakkan Pancasila, UUD'45, Demokrasi dan HAM!!!
------------------------------------------------------------
****************************************


From:   IDA 
To:       [email protected]
 Copies:
 Re:
 Date:   Thu, 28 May 1998 16:21:24 +0700

             

 Ass. ww, Mbak Mega,

 Nama saya Ida biasa dipanggil. Saya berasal dari Blitar tepatnya di
 Lodoyo. Ayah Saya bernama Tjuk Joeseno dan punya sepupu yang waktu
 kecilnya diasuh oleh kel. Ibu Wardojo Alm. bernama Joko Oetojo.
 kabar terakhir yang saya terima dari Ibu saya di Lodoyo bahwa dia di
 Jakarta untuk ngembani Mbak Mega. saya dapat E-mail address mbak mega
 dari internet. Barang kali memang ini E-mail Address nya Mbak Megawati
 Soekarno mohon disampaikan ke Pakde Toyo ( Joko Oetojo) bahwa saya
 keponakannya tinggal di Jakarta sudah kurang lebih. 5 tahun dan sekarang
 bekerja di bagian keuangan di PT. Takeda Indonesia ( Pharmaceutical
 Company - PMA Japan) di Jakarta, sesudah saya lulus dari Universitas
 Brawijaya Malang tahun 1992.

 Sedangkan Alamat saya adalah :

 Rumah : Pondok Pekayon Indah Blok BB2A No.2
 Bekasi Selatan 17148
 Phone : 8206190

 Kantor : Plaza Mashill Lt. 15
 Jl. Jend. Sudirman Jakarta
 Phone : 5267656

 Sudilah kiranya mbak mega untuk sampaikan E-mail ini ke beliau dan saya
 nitip salam hormat saya kepada beliau. Kalau tidak keberatan saya minta
 alamatnya di Jakarta supaya saya bisa menyambung tali silaturahmi yang
 selama ini putus. Sampaikan ke Pakde tojo bahwa saya adalah cucu dari
 EyangMarmukat & Robbani . di Lodoyo keluarga saya tinggal di Jl. Raya
 Barat No. 60 dekat kawedanan Lodoyo Timur , No. telp. 0342-441159 
 Apabila ini bukan address E-mail mbak mega yang sebenarnya, mohon
 direpply ke saya lagi.
 Atas bantuan Mbak mega saya haturkan Jazakumullah Khairan katsiron
 semoga ALlah SWT membalasnya.

 Wassalamualaikum ww.

 Hidayati Husna
 Takeda Indonesia

****************************
From: Pusat Informasi Rakyat To: [email protected] Copies: Re: Perkenalan Date: Tue, 2 Jun 1998 09:55:03 +0700 (JAVT) Kepada Yth Mbak Mega Pimpinan PDI Pro demokrasi di Jakarta Dengan hormat, Saya adalah satu satu wakil Ketua PDI Pro Mega di NTT. Untuk melancarkan komunikasi dengan DPD NTT, informasi-informasi konstelasi politik di Tingkat Nasional dapat dikirimkan kepada kami melalui : Lery Mboeik [email protected] Sekian dan terimakasih Hormat kami, Lery Mboeik Direktris ***************************************
From: B Mooney To: [email protected] Copies: Re.: Permohonan untuk menjadi anggota Partai! Date: Thu, 04 Jun 1998 15:47:45 +0930 Adelaide, 4 Juni 1998 Kepada Yth. Ibu Megawati Sukarnoputri di Tempat Dengan hormat Bersamaan dengan surat ini saya secara pribadi menyampaikan dukungan kepada perjuangan yang Ibu lakukan selama ini dan perlu dilakukan terus sampai tercapainya amanat yang pernah disampaikan oleh Bung Karno. Saya adalah salah seorang suami dari Pelajar Indonesia, yang sedang menjalani Training Singkat di Australia sekalian menemani isteri yang mendapat Bea-Siswa dari Pemerintah Australia. Dan sekarang ini saya mempunyai maksud untuk menanyakan beberapa hal tentang Keanggotaan Partai, prosedur dan tata cara bagaimana caranya untuk menjadi anggota Partai? Tempat tinggal saya adalah di Yogyakarta dan alamat disini adalah: Prambudi Harinto, ST 15/45 Avenue Road, HIGHGATE, SA 5063 ADELAIDE email: [email protected] Saya untuk sementara waktu akan berada di Australia hingga Maret 2000, seusai pendidikan Postgraduate isteri saya di University of Adelaide. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas perhatian Ibu. Dan saya akan menunggu balasan dari Ibu sesegera mungkin. Wassalam, Prambudi. ******************************
To:
Date: Mon, 08 Dec 1997 05:50:30 -0700
From: "Felix S" <>
Subject: Buat Mbak Mega

Rintihan rakyat buat Mbak Mega....

Seorang wanita anggun telah lahir dibumi persada,
Berhati mulia, bersih dan bijaksana.
Berkharisma kuat serta mandiri,
Berpribadi sederhana dan bermental baja.

Dia tegar saat dicaci,
Dia tersenyum saat difitnah,
Dia tertawa saat dihina,
Dia menangis karna rakyat tertindas.

Mbak Mega .................
Lihatlah kini rakyat menderita,
Tiada tempat untuk berlindung,
Tiada tempat untuk mengadu,
Tiada tempat untuk mengharap,
Kami tak tahan menanggung derita.

Mbak Mega .................
Sekalipun badai menghempas dan bumi berguncang,
Sekalipun darah kami merah menggenang,
Dari Sabang ke Merauke kan .... membelamu,
Berbicaralah mbak ...... jangan biarkan kami sendiri.