URL:


'Bom' Gus Dur Buat Tommy
Gus Dur Menantang Cendana
Reporter: Suwarjono

detikcom - Jakarta, Peledakan bom di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) Rabu (13/9/2000) lalu menambah daftar panjang rentetan kasus bom, pada masa paska Soeharto ini. Dan celakanya, semuanya nyaris tak terungkap siapa pelakunya.

Mulai dari kasus ATM BCA Senen, Masjid Istiqlal, gedung Kejaksaan Agung, rumah Kedubes Filipina sampai bis Koantas Bima di dekat arena persidangan kasus Soeharto. Belum lagi beberapa kasus beruntun di Medan dan kota-kota lain di luar Jakarta.

Tak hanya kualitas bom yang kian meningkat, ledakan itu pun juga sudah menelan korban jiwa. Masyarakat mulai resah, rasa was-was menghantui setiap orang. Bisa jadi, bom dan teror ini akan terus saja terjadi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Ledakan bom di BEJ (Kamis, 13/9/2000) menelan 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka berat dan ringan. Selain itu, puluhan mobil terbakar dan sebagian gedung di lantai dasar rusak. Lebih parah lagi, ledakan tersebut melumpuhkan perdagangan saham, salah satu pusat perekonomian. Rupiah pun jatuh.

Presiden Gus Dur paling geram dengan ulah teror bom yang tidak pernah terlacak tersebut. Dua hari setelah kejadian BEJ meledak, setelah sholat Jumat (15/9/2000) di Masjid Al Musyawarah, Kelapa Gading, Jakut, Gus Dur menyebut nama Tommy Soeharto dan Habib Ali Baagil. "Saya telah perintahkan Kapolda untuk menangkap Tommy Soeharto. Selain itu tangkap Habib Ali Baagil," kata Gus Dur.

Ucapan Gus Dur terang saja membuat kalang kabut pihak Polda Metro Jaya. Pasalnya, pihaknya sedang berupaya keras mengumpulkan bukti dan keterangan dari Tempat Kejadian Peristiwa (TKP). Pihak Puslabfor dibantu petugas kepolisian lainnya masih pontang-panting mencari serpihan bom yang tergenang air di lantai P2 tempat ledakan bom terjadi.

Temuan sementara, polisi menduga bom jenis C4 atau C3. Beratnya kurang lebih 15 kg. Menurut penuturan Kadispen Polda Superintendent Nur Usman, kekuatannya di bawah bom yang meledak di depan rumah Kedubes Filipina. "Bom yang meledak termasuk high explosive," kata Nur Usman.

Kaditserse Polda Metro Jaya, Senior Superintendent Harry Montolalu mengatakan, polisi sedang memburu seorang laki-laki yang diduga meletakkan bom di bawah mobil Toyota Mark II yang sedang di parkir di lantai P2. Ia mengendarai mobil Toyota Kijang lalu memarkir mobilnya dalam posisi melintang di depan Toyota Mark II.

"Ada seorang saksi yang melihat laki-laki meletakkan benda di dekat mobil, lalu pergi tergesa-gesa," kata Harry.

Nah, pada saat polisi sibuk mengungkap pelaku, langkah lebih maju sudah dilakukan Gus Dur. Ia menuduh Tommy Soeharto putra bungsu mantan Presiden Soeharto berada di balik peledakan tersebut. Selain itu, Gus Dur juga menyebut nama seorang aktivis Front Pembela Islam (FPI), Habib Al Baagil.

Menurut Gus Dur, meskipun belum ada bukti-bukti, penangkapan perlu segera dilakukan, guna menghindarkan terulangnya kejadian seperti di BEJ. "Kasihan rakyat kecil juga yang menjadi korban," tegasnya.

Karuan Habib Ali Baagil dibuat sibuk oleh tuduhan tersebut. Meskipun dia merasa tak asing dengan perilaku Gus Dur yang memang suka bikin kaget. Habib Ali Baagil menilai tudingan Gus Dur sama sekali tidak berdasar. "Saya tidak kaget karena saya tahu sifat Gus Dur," kata Habib Baagil, menantu Habib Abdurahman Al Habsyi dari Kwitang, Jakpus, ini.

Tuduhan lebih serius diarahkan Gus Dur ke Tommy Soeharto. Menurut Gus Dur, pihaknya sudah mempunyai banyak bukti untuk menangkap Tommy. Namun pihak Polda belum berani menangkap meski Tommy sempat datang ke Polda Metro Jaya, Sabtu (16/9/2000) lalu. "Belum cukup bukti," kata Harry Montolalu.

Tuduhan Gus Dur kepada Tommy dan Habib Baagil --yang selama ini dikenal dekat dengan keluarga Cendana-- agaknya membenarkan sinyalemen yang beredar di tengah-tengah masyarakat selama ini. Bahwa, bom-bom itu diledakkan oleh para pendukung Soeharto yang tidak terima mantan Presiden tersebut diadili.

Maklum, setiap kali Soeharto hendak dikenai tindakan hukum ---mulai mau diperiksa, dikenai tahanan rumah, dijadikan tersangka dan diajukan ke meja hijau-- selalu saja didahului atau diikuti bom maupun kerusuhan.

Memang kata-kata Gus Dur tidak bisa dipegang selamanya. Bisa saja ia nanti berubah. Namun penyebutan Tommy dan Habib Baagil kali ini seakan menunjukkan bahwa Gus Dur mulai tak toleran lagi dengan Soeharto dan anak-anaknya. Gus Dur mulau berani menghadapi Cendana. Padahal sebelumnya, ia yang ngotot untuk berbaik-baik pada keluarga mantan presiden ini. Ya, misalnya ia akan mengampuni Soeharto.

Toh, di luar Cendana masih ada kelompok lain yang diduga jadi pelaku peledakkan bom tersebut. Kemungkinan lain, pelakunya adalah kelompok yang anti-Gus Dur. Kekuatan ini menurut Effendie Choirie, anggota DPR RI dari FKB, merupakan mantan pejabat yang tersingkir dari kekuasaan.

"Bisa saja sipil bekerja sama dengan oknum militer yang tersingkir. Sebab hanya militer yang mempunyai kemampuan secanggih ini," kata Choirie.

Di sinilah para pendukung Gus Dur percaya pada sebuah 'dokumen' yang berisi serangkai pertemuan sejumlah tokoh yang merencanakan penggulingan Gus Dur. "Realitas di lapangan yang terjadi saat ini sesuai dengan konsep dalam dokumen tersebut," kata Effendie

Muncul juga tuduhan klasik, bahwa pelakunya adalah kelompok fundamentalis Islam seperti Negara Islam Indonesia (NII) dan sebagainya. Tuduhan ini masih jadi pegangan sementara kalangan, mengingat peristiwa pengeboman sebelumnya yang terungkap, yakni pengeboman BCA di Jl Gadjah mada dilakukan oleh kelompok AMIN (Angkatan Mujahidin Indonesia).

Bom BEJ juga menghadirkan spekulasi, bahwa ada konspirasi internasional untuk menjatuhkan nilai rupiah. Para pengusaha internasional melakukan konspirasi dengan meminjam pihak lain untuk membuat rupiah jatuh. Dengan demikian, mereka bisa mencaplok aset negara yang cukup besar.

Berbagai dugaan dan spekulasi itu memang beredar luas. Dan ini tentu saja semakin menambah kebingungan masyarakat. Ya, lagi-lagi karena dari sekian rangkain bom, polisi tak berhasil menemukan pelakunya. Dan Kapolri Jenderal Rusdihardjo pun jatuh.(diks)

Laporan Terkait:

'Bom' Gus Dur Buat Tommy (2)
Dokumen 'Pegangan' Pro Gus Dur
‘Bom’ Gus Dur Buat Tommy (3)
Inilah Dokumen ‘Pegangan’ Gus Dur
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (4)
Pembela Cendana Kena Getahnya
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (5)
Menyorot Kinerja Buruk Polisi
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (6)
Mengkaji Tanggung Jawab Polisi
'Bom' Gus Dur buat Tommy (7)
Baagil Tekan Gus Dur dengan FPI



Back

Forward





(c) 2000 megawati.forpresident.org