URL:
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (2)
Dokumen 'Pegangan' Pro Gus Dur
Reporter: Suwarjono
detikcom - Jakarta, Di sela-sela kesibukan berbagai pihak menyingkap kasus bom di BEJ, beredar dokumen adanya pertemuan-pertemuan dari kelompok Wiranto dan para pendukungnya. Dokumen ini berisi pertemuan penting yang diikuti oleh Wiranto dan kawan-kawan.
Dokumen inilah yang barangkali disebut-sebut oleh Effendie Choirie sebagai mempunyai kaitan dengan aksi-aksi peledakkan bom belakangan ini. "Terlepas dari apakah isi dokumen itu benar atau salah, namun realitas di lapangan yang terjadi saat ini sesuai dengan konsep dalam dokumen tersebut," kata anggota DPR dari Fraksi PKB tersebut.
Menurut Rodjil Ghufron, dari Fraksi PKB DPR, dokumen itu mungkin saja benar, mengingat nama-nama yang muncul di dokumen tersebut adalah para (mantan) pejabat yang tidak dipakai Gus Dur lagi. Maksudnya, wajar jika orang yang kecewa sama Gus Dur kini berusaha menjatuhkan Gus Dur. "Mereka itu barisan sakit hati," tegasnya.
Beberapa nama yang tercantum dalam dokumen tersebut adalah mantan Pangab Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Pangkostrad Letjen Djaja Suparman, mantan Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Ka BIA Letjen (Purn)Zacky A Makarim.
Ada juga eksponen 66 Hariman Siregar, tokoh Poros Tengah Fuad Bawazier, aktivis HMI Burzah Zarnubi, orang PBB Egi Sudjana, anggota DPR dari Golkar Priyo Budi Santoso, Amir Husein Daulay, Betor Surjadi, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq, dan beberapa nama lain yang cukup dikenal masyarakat.
Dokumen tersebut beredar di kalangan terbatas. detikcom mendapatkan dokumen itu dari salah seorang ustadz yang menjadi pengurus FPI. Pihaknya memperoleh dokumen dari Kedubes Malaysia yang dikirim sejak lama. "Kedubes Malaysia ingin mengklarifikasi ke FPI karena sesama negara Islam. Maka dokumen tersebut dikirim ke sini," katanya.
Menurut pengakuannya, FPI menerima dokumen itu setelah terjadi ledakan bom di kediaman dubes Filipina. Sebab, Kedubes Malaysia termasuk daftar yang akan dipasang bom, di samping tempat-tempat vital lainnya.
Ternyata isi dokumen mendekati kenyataan setelah beberapa waktu kemudian, Kedubes Malaysia dipasang granat dan bom yang tidak sempat meledak. Ledakan berikutnya benar-benar terjadi di Gedung BEJ. "Kedua tempat itu masuk dokumen yang akan dipasang bom," kata ustadz muda lulusan perguruan tinggi Islam di Yogyakarta.
Ketua Umum FPI Habib Rizieq membenarkan bahwa pihaknya menerima dokumen tersebut dari Kedubes Malaysia. "Saya menduga yang membuat selebaran itulah yang menjadi pelaku peledakan," kata Habib yang merasa difitnah namanya dicantumkan dalam dokumen tersebut.
Beberapa nama yang sempat dikonfirmasi detikcom membantah kebenaran isi dokumen tersebut. Priyo Budi Santoso yang namanya juga dicantumkan mengaku malas menanggapi. "Sejak dulu saya tidak pernah berhubungan dengan Wiranto. Apalagi pertemuan sampai menyusun untuk meledakkan bom segala. Pembuatan dokumen sengaja menjelek-jelekkan saya," kata Priyo, anggota DPR dari FPG.
Demikian juga Ketua Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PMII) Egi Sudjana, mengaku tidak tahu menahu adanya dokumen tersebut. Bahkan sampai sekarang dirinya juga belum membaca dan belum pernah diberitahu adanya dokumen. "Kami tidak suka kekerasan, apalagi pakai bom segala," kata Egi Sudjana.
Dalam dokumen tersebut, pertemuan dilangsungkan pada bulan Mei sampai Juli 2000 menjelang dilangsungkan Sidang Tahunan MPR. Tempat berpindah-pindah, dari Hotel Borobudur, Shangri-La sampai ke Hotel Novus Bogor.
Nah, yang mengerikan adalah hasil pertemuan tersebut. Banyak agenda yang disusun untuk menjatuhkan pemerintahan Gus Dur. Dari pengerahan massa, melakukan gerakan politik pada ST MPR 2000 sampai ke teror. Dan pada akhir dokumen tersebut menyebutkan akan melakukan aksi peletakan bom di beberapa tempat strategis.
Sasaran yang dituju Hotel Indonesia, BEJ, Masjid Istiqlal, kawasan Blok-M, Kejaksaan Agung, Gereja Katedral, Bina Graha, Stasiun KA Gambir, Universitas Atmajaya, Universitas Trisakti, Pusat Perbelanjaan Sarinah, Kedubes AS, Kedubes Australia, Kedubes Malaysia dan gedung-gedung di sekitar Monas.
Untuk membuat rusuh, sejumlah 2.000 provokator disiapkan bom molotov untuk membakar gedung-gedung di sekitar Jakarta. Daerah yang disiapkan untuk meletus kerusuhan adalah Ujung Pandang, Purwokerto, Pekalongan, Cianjur, Surabaya, Ambon, Tasikmalaya, Garut, Medan, Palembang, Lampung, Yogyakarta, Bali, Bandung dan Semarang.
Laporan Terkait:
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (1)
Gus Dur Menantang Cendana
Bom Gus Dur Buat Tommy (3)
Inilah Dokumen Pegangan Gus Dur
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (4)
Pembela Cendana Kena Getahnya
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (5)
Menyorot Kinerja Buruk Polisi
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (6)
Mengkaji Tanggung Jawab Polisi
'Bom' Gus Dur buat Tommy (7)
Baagil Tekan Gus Dur dengan FPI
Back
Forward