URL:

‘Bom’ Gus Dur Buat Tommy (3)
Inilah Dokumen ‘Pegangan’ Gus Dur
Reporter: Suwarjono

detikcom - Jakarta, Berikut dokumen pertemuan Wiranto dan kelompoknya yang sudah tersebar di kalangan terbatas tersebut.

Pertemuan Wiranto dan Kelompoknya

Bulan Mei-Juli 2000

Sebagai langkah untuk susun barisan di militer dan penggembosan pemerintahan dan pengambilalihan kekuasaan Gus Dur. Pertemuan di Hotel Mercure, kamar 620 pada pukul 22.30 sampai pukul 02.00 tanggal 10 Mei 2000,

Peserta yang hadir, Wiranto, Djaja Suparman, Sjafrie Sjamsoeddin, Zacky A Makarim, Fuad Bawazier, Hariman Siregar, Muslim Abdurrahman, Burzah Zarnubi, Habib Rizieq, Egi Sudjana dan beberapa aktivis ormas kanan lainnya.

Hasil pertemuan : Mendorong aksi-aksi sparatis di berbagai kota di tanah air, melakukan penetrasi, penunggangan dan provokasi ke dalam gerakan mahasiswa yang menuntut adili Soeharto di Jalan Cendana agar menjadi aksi anarkhis dan mengupayakan aksi itu menyebar di seluruh ibu kota.

Memobilisasi gerakan Front Pembela Islam untuk melakukan sweeping malam dengan target memancing kerusuhan meluas, tugas utama para perwira tinggi aktif untuk melakukan aneksasi dan pembelahan dan pendeskriditan terhadap militer profesional dan anti dwifungsi.

Pertemuan di Hotel Borobudur, kamar 202 pukul 20.00 sampai 23.40 tanggal 11 Mei 2000.

Peserta pertemuan antara lain Djaja Suparman, Zacky A Makarim, Fuad Bawazier, Ucu Kambing, Egi Sudjana, Habib Ali, Amir Daulay, Beathor Surjadi dan beberapa aktivis muda lainnya dari kelompok HAMMAS.

Hasil Pertemuan antara lain : Lakukan penetrasi dan provokasi kembali pada gerakan mahasiswa pada peringatan 12 Mei dan aksi di Jalan Cendana, sebarkan gosip yang menyebar di beberapa aktivis mahasiswa. Suplay senjata pada Komando Jihad yang berangkat ke Maluku, lakukan benturan dan kontak senjata kepada Komando Jihad yang berangkat ke Maluku, lakukan benturan dan kontak senjata antara pihak sipil, antara militer dan polisi, adu domba kelompok pemimpin agama diseluruh tanah air sehingga kondisi tanah air terus mencekam, dukung semua kekuatan yang berupaya melakukan disintegrasi bangsa dan ciptakan kerusuhan mulai Irian sampai Aceh.

Lakukan operasi intelejen untuk mendeskriditkan gerakan mahasiswa sebagai gerakan komunis.

Pertemuan di RS Baruna Central Cikini, ruangan Hariman Siregar, waktu pukul 18.30 sampai 01.30 tanggal 17 Mei 2000.

Peserta pertemuan antara lain, Wiranto, Sjafrie Sjamsoeddin, Adam Damiri, Achmad Sumargono, Hariman Siregar, Panda Nababan, Beathor Surjadi, Saan (HMI).

Hasil Pertemuan : Menciptakan ruang konflik di tubuh TNI dan Polri sehingga saling hantam. Rebut dukungan dewan dan lakukan pembelahan suara pendukung Gus Dur. Penyebaran dan Pencetakan uang palsu harus tetap dilaksanakan untuk menambah runyam kondisi ekonomi negara dan keuntungan untuk mendanai gerakan provokasi.

Pertemuan di Hotel Sangrilla, kamar 612 pukul 23.00-03.00 tanggal 26 Mei 2000.

Peserta yang hadir : Wiranto, S. Bambang Yudoyono, Djaja Suparman, Zacky A Makarim, Sulaiman (Bais), Hariman, Fuad Bawazier, Egie Sudjana dan Achmad Sumargono.

Hasil pertemuan yang membahas peta politik elit TNI antara lain : Kelompok pro Wiranto tetap dibawah komando Djaja Suparman, kelompok Tyasno lebih condong bermain dua kaki, kelompok Widodo dan kelompok profesional militer/pro Gus Dur.

Kelompok militer pro Gus Dur akan segera digusur akibat memperlambat gerakan kelompok Djaja dengan issue-issue bermacam, kelompok Djaja merasa mampu menguasai medan di Jakarta dengan mendapat bantuan aktivis mahasiswa dan LSM.

Membuat setiap aksi demonstrasi menjadi aksi yang anarkhis sehingga agar Gus Dur dan aparat keamanan jatuh di mata rakyat.

Pertemuan di Hotel Sahid, kamar 406, pukul 21.00 sampai pukul 23.30, tanggal 31 Mei 2000.

Peserta pertemuan : Djaja Suparman, Sjafrie Sjamsoeddin, Adam Damiri, Priyo Budi Santoso, Reza Pahlevi (FPI), Saan (HMI), Burzah dan aktivis HMI lain.

Pertemuan yang membahas tentang situasi politik yang mulai memanas yang ditandai dengan terangkatnya kasus Bulog dan skandal Brunai. Djaja memberikan bantuan kepada Saan dan Reza untuk melakukan penetrasi ke pers untuk semakin menggencarkan opini sehingga dapat terjadi bentrok di berbagai kubu pendukung Gus Dur.

Menyiapkan teror dan bom di berbagai kota khususnya di Jakarta. Mendorong kubu-kubu FPI, Laskar Jihad untuk melakukan tindakan rasia maksiat di ibukota dan seolah-olah dekat dan mendukung Gus Dur, sehingga pendukung Gus Dur lengah.

Pertemuan di Hotel Novous, Bogor, kamar 203, pukul 22.00 sampai pukul 24.00 tanggal 5 Juni 2000.

Peserta pertemuan : Wiranto, Zacky A Makarim, Fuad Bawazier, Sulaiman (Bais), Egi Sudjana, Saan, Fadlizon dan berbagai aktivis kanan.

Hasil pertemuan yang membahas setiap gerakan ke depan antara lain: Gus Dur harus tetap lebih goyah sehingga lebih gampang mengobok-obok posisi militer dan kabinet tidak terkoordinasi, pecah kekuatan mahasiswa garis keras anti Orde Baru (Soeharto, Habibie, Wiranto). Gencarkan operasi yang bersandi politik no Islam yes, di kalangan Laskar Jihad, FPI, Ahlusunnah Wal Jamaah, Front Hisbullah dan Gerakan Pemuda Ka'bah untuk memerangi kafir-kafir yang berkedok Islam dan politik kerakyatan itu, tebarkan isu terhadap mereka (mahasiswa dan parapendukung Gus Dur) bahwa mereka reinkarnasikomunis. Untuk menjaga gerakan kelompok Islam di Jakarta tetap dengan militansi memerangi maksiat dan narkoba untuk menutupi operasi politik yang dijalankan.

Tempat Gang Awi Apus No.19 RT.3 Cidaun, Bogor (tempat aktivis Front Pembela Islam) pukul 19.30 sampai 22.00, tanggal 8 Juni 2000.

Peserta pertemuan : Djaja Suparman, Zacky Makarim, Sjafrie Sjamsoeddin, Sulaiman (Bais), Fuad Bawazier, Achmad Sumargono, Priyo Budi Santoso, Habib Rizieq, Burzah Zarnubi dan beberapa anggota FPI lain.

Hasil rapat itu adalah membahas konkretisasi dalam rangka penggulingan Gus Dur. Memprakondisikan mutasi pimpinan TNI, menyiapkan kader TNI yang akan ditempatkan. Mempresurre Panglima TNI, melalui bargaining kelompok Wiranto masih kuat dalam TNI. Jatuhkan Gus Dur dengan mem-follow up kasus bulog dan Brunaigate tekan dan pengaruhi pendukung Amien (poros tengah) dan Akbar Tanjung (Golkar) untuk bantu kelompok Wiranto.

Mainkan isu dan opini di kalangan anggota DPR tentang isu ABG (asal bukan Gus Dur). Buat jumlah kerusuhan semakin banyak dan melebar di berbagai daerah. Isu potensi tetap pada isu agama.

Tempat Wisma DPR Puncak Bogor, pukul 21.00 sampai 24.00, tanggal 12 Juni 2000.

Peserta pertemuan, Sjafrie Sjamsoeddin, Adam Damiri, Sulaiman, Burzah Zarnubi, Egie Sudjana, Achmad Sumargono, Eki Syahruddin. Hasil Pertemuan : Kelompok Burzah dan Egi sudah mulai main di Jakarta, Jawa barat, Yogya, Lampung.

Kelompok Wiranto sudah selesai mensosialisasikan ide penggusuran Gus Dur ke kelompok Islam garis keras (fundamentalis) dengan kompromi bahwa Gus Dur itu dilingkupi oleh kafir-kafir dan komunis. Mendukung isu interpelasi yang dilakukan anggota dewan di parlemen. Mendorong isu interpelasi ini menjadi ajang pembantaian kredibilitas Gus Dur dan jatuh.

Untuk link ke luar negeri digunakan link kelompok Habibie Centre yang sudah kokoh di Jerman dan kelompok Islam luar negeri yang menjadi tanggungjawab KISDI.

Tempat Cilangkap, pukul 13.00 sampai 15.30, tanggal 16 Juni 2000.

Peserta yang hadir, Wiranto, Sjafrie Sjamsoeddin, Zacky A. Makarim, Fuad Bawazier, Eki Sjahruddin, Reza Pahlevi (FPI), Saan (HMI). Hasil pertemuan yang membahas agenda ke depan antara lain :

Menyiapkan tim untuk melakukan operasi politik dalam rangka memperkuat dukungan terhadap interpelasi, pengaruh opini lewat pers, pidato politik, dan ceramah keagamaan.

Terus menggandeng Widodo untuk melanggengkan udaha kelompok Wiranto menganeksasi para Jenderal pro Gus Dur dan menaikkan orang-orang kelompok Wiranto dalam berbagai posisi di jajaran TNI terutama angkatan darat. Menyiapkan pelatihan aksi demonstrasi dan taktik, teknik sabotase di Bogor dan Sukabumi sebagai bagian kesiapan menopang aksi-aksi anarkhie.

Tempat pertemuan, Gang Awi Apus No.19 RT.3 Cidaun, Bogor (tempat aktivis Front Pembela Islam) pukul 21.00 sampai 23.30, tanggal 17 Juni 2000.

Peserta yang hadir : Djaja Suparman, Zacky A. Makarim, Adam Damiri, Fuad Bawazier, Ahmad Sumargono, Sulaiman, Resa Pahlevi dan Saan.

Hasil pertemuan yang mengagendakan program mutasi dan setting gerakan ke depan antara lain: Hasil pertemuan yang mengagendakan program mutasi dan setting gerakan kedepan antara lain: Kelompok Wiranto berupaya menekan Tyasno ahar digusur dari Kasad dan Djaja naik jadi Kasad.

Ahmad Sumargono melakukan lobbie ke luar negeri untuk mempengaruhi para petinggi negara Islam terutama negara Islam garis keras (Libya) agar mendukung penggusuran Gus Dur dengan alasan bahwa Gus Dur di dukung oleh komunis-komunis dari China dan Rusia. Agar negara Islam itu mengirimkan agen-agen teroris ke Indonesia untuk melakukan pembuatan master plan kerusuhan.

Zacky Makarim secara khusus mendapatkan tugas untuk menyiapkan operasi intelejen sabotase berbagai hal-hal pokok yang dibutuhkan masyarakat, BBM, beras dan listrik padam.

Tempat di Jl. Guntur, tempat kost Saan, pukul 20.30 sampai 24.00 tanggal 5 Juli 2000

Yang hadir: Burzah Zarnubi, Egi Sudjana, Beathor Surjadi, Saan, dan Resa Pahlevi.

Agenda pertemuan dan hasil: Mendorong aksi-aksi mahasiswa mulai kencang dan isu taktis bubarkan Golkar. Melakukan intens pelatihan aksi dan sabotase setiap minggu berikut evaluasi hasil pelatihan. Menyaipak bom molotop sebanyak-banyaknya.

Menggiring setiap aksi mahasiswa tetapkeras dan anarkhis sehingga timbul banyak korban dan menyebar di seluruh Jakarta, ini akan makin membuat terpuruknya TNI dan Polri terutama kelompok Widodo.

Tempat, Pondok Cibogo, Bogor, pukul 20.30 sampai 24.000 tanggal 18 Juli 2000

Peserta yang hadir: Wiranto, Djaja Suparman, Sjafrie Sjamsoeddin, Zacky A. Makarim, Adam Damiri, Hari Sabarno, Tayo Tarmadi, Sulaiman, Fuad Bawazier, Eki Syahruddin, Priyo Budi santoso, Burzah Zarnubi, Egi Sudjana dan Saan.

Hasil pertemuan yang dibahas yakni poin-poin untuk memperkuat dukungan semua pihakdi anggota dewan melalui kerjasama fraksi partai Golkar, fraksi TNI/Polri dan fraksi reformasi dan kelompok kanan lain (lewat Amin Rais).

Mendorong massa kelompok kanan untuk bergerak pada saat onterpelasi terhadap Gus Dur agar Gus Dur marah dan hilang legitimasinya dimata rakyat. Setting kelompok kanan adalah hantam mahasiswa dan Gus Dur.

Pertemuan di Hotel Cipayung, Bogor, pukul 19.00 sampai 24.00, tanggal 24 Juli 2000

Peserta pertemuan, Wiranto, Djaja Suparman, Hari Sabarno, Safrie Sjamsoeddin, Priyo Budi Santoso, Panda Nababan, Burzah Zarnubi dan Egi Sudjana.

Hasil pertemuan :Kelompok kanantetap membuat teror bom, memprovokasi aksi-aksi 27 Juli oleh massa PDI Perjuangan sehingga menjadimomentum warming up aksi-aksi massa menuju agenda Sidang Umum tahun 2000 menjadi lebih besar.

Tekan Amien Rais dan Akbar Tanjung melalui bargaining kelompok Wiranto dan Habibie serta sisa pendukung Soeharto untuk berbuat lebih keras apabila Sidang Umum nanti tidak diarahkan menjadi ajang Sidang Istimewa menggusur Gus Dur.

Menyiapkan barisan pendukung dari daerah terutama massa dari pinggir Jakarta untuk mengepung Jakarta (menggunakan massa FPI, Front Hisbullah dan para Laskar Jihad yang kembali dari Maluku). Isu yang dibangun pada SU tahun nanti bahwa Gus Dur akan tetap mencabut Tap MPRS tahun 66 tentang pelarangan PKI, jadi Gus Dur sekarang berada dalam genggaman komunis yang ingin menanamkan kembali paham itu.

Provokasi katong-kantong massa kelompok kanan di wilayah Jakarta, Tanggerang, bekasi, Bogor dan Kerawang agar tergiring ke Jakarta. Tugas untuk melakukan penetrasi dan aneksasi ada pihak keamanan pro pemerintah Gus Dur menjadi tugas kelompok Wiranto, melalui operatot Djaja Suparman, Safrie Sjamsoeddin dan Zacky Makarim.

Rekruitmen sniper dan pembuat bom telah dilakukan berjumlah 500 orang personel, pasukan Pam SU 4000 orang yang dibawah komando. Pasukan sniper telah melakukan latihan di berbagai tempat di luar daerah. Tasik dan Sukabumi menggunakan standar militer dan Polri.

Pertemuan di Cilangkap, pukul 16.00 sampai 19.00, tanggal 29 Juli 2000

Peserta pertemuan : Djaja Suparman, Sjafrie Sjamsoeddin, Hari Sabarno, Fuad Bawazier, Eki Syahruddin, Habib Rizieq, Hariman Siregar, Egi Sudjana, Beathor Surjadi dan Saan.

Pada pertemuan itu dibahas program ke depan dan evaluasi antara lain : Anggota Dewan dikondisi untuk mempertajam hak dewan untuk hak angket, sehingga dapat terbangun komitmen berkiutnya pada saat SU tahunan yakni SI untuk menggusur Gus Dur.

Konsolidasi kesepakatan antar fraksi TNI/Polri, Golkar, PDI-P, Poros Tengah.

Kelompok Wiranto dan Habibie akan memberikan informasi yang salah kepada Gus Dur sehingga Gus Dur dapat salah langkah, misalnya soal keamanan, intelejen dan stabilitas politik. Membuat opini untuk menghantam kelompok kanan yang seolah-olah dilakukan oleh Gus Dur. Titik-titik gerakan dan eskalasi massa: Blok-M, HI, LBH, Cendana, Matraman, Manggarai, Senen, Tanjung Priok, Kota, DPR-MPR, Monas (istana), Senayan dan BI.

Peletakan Bom waktu sasaran, HI, BEJ, Istiglal, Blok-M, Kejaksaan, Gereja Katedral, Bina Graha, Stasiun Gambir, Atmajaya, Trisakti, Sarinah, Kedubes AS, Kedubes Australia, Kedubes Malaysia dan gedung-gedung di sekitar Monas, standar bom milik AD.

Sejumlah 2000 provokator disiapkan bom molotov untuk membakar gedung-gedung disekitar Jakarta. Daerah yang disiapkan untuk meletus kerusuhan, Ujung Pandang, Purwokerto, Pekalongan, Ciajur, Surabaya, Ambon, Tasikmalaya, Garut, Medan, Palembang, Lampung, Yogyakarta, Bali, Bandung dan Semarang.

Laporan Terkait:

'Bom' Gus Dur Buat Tommy (1)
Gus Dur Menantang Cendana
‘Bom’ Gus Dur Buat Tommy (2)
Dokumen ‘Pegangan’ Gus Dur
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (4)
Pembela Cendana Kena Getahnya
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (5)
Menyorot Kinerja Buruk Polisi
'Bom' Gus Dur Buat Tommy (6)
Mengkaji Tanggung Jawab Polisi
'Bom' Gus Dur buat Tommy (7)
Baagil Tekan Gus Dur dengan FPI




Back

Forward





(c) 2000 megawati.forpresident.org