Megawati dilahirkan di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Kelahirannya ditandai dengan suasana yang tidak nyaman : hujan deras, atap rumah yang bocor, guntur menggelegar, kilat menyambar-nyambar, dan tanpa listrik. Proses kelahiran Mega hanya diterangi oleh lampu minyak tanah. Di tengah suasana yang tidak menguntungkan itulah, Fatmawati melahirkan Mega.
Rupanya, suasana saat kelahiran Megawati menjadi semacam pertanda untuk perjalanan hidupnya kemudian. Setelah Soekarno jatuh, Mega dan keluarga mendapat cobaan politik yang tidak kecil: terasing dari dunia ramai. Ia dan keluarganya hidup dalam kondisi yang tertekan. Itu belum lagi coba-cobaan hidup yang diterimanya. Saat mengandung anak kedua, suami pertamanya, Lettu (Penerbang) Surindro Supjarso hilang dalam kecelakaan pesawat Skyvan T-701 yang dipilotinya jatuh di Biak, Irian Jaya tahun 1970. Sampai kini Surindro tidak pernah ditemukan.
Tahun 1972 Mega menikah dengan seorang diplomat Mesir -- yang sedang bertugas di Jakarta -- Hassan Gamal Ahmad Hasan. Tetapi perkawinan itu, kemudian dibatalkan. Alasannya, Mega masih terikat perkawinan yang sah dengan Surindro. Karena belum ada kepastian mengenai nasib suaminya pertamanya itu. Soalnya, sampai saat itu Surindro belum ditemukan dan belum bisa dipastikan apakah sudah meninggal atau masih ada. Kemudian baru ada kepastian dari Angkatan Udara bahwa Surindro suaminya telah gugur dalam musibah jatuhnya pesawat itu.
|