Kita Tolak Penindasan Itu .............
Ratusan tahun, negeri ini ditindas dan dinistakan di dalam alam penjajahan oleh bangsa lain. Bahkan 32 tahun terakhir pun kita masih tertindas oleh kekuasan tirani yang mengatasnamakan pembangunan. Itu semua bukan keadaan yang dikehendaki oleh para pendiri negara sewaktu mereka memerdekakan bangsa ini. Dan buku ini, mencoba mengingatkan kita semua akan jati diri sebagai bangsa yang beradab dan terhormat, suatu bangsa yang berlandaskan Pancasila.
PDI Perjuangan sebagai "salah satu" partainya kaum kebangsaan, sebagai partai pemenang pemilu, tentu berkewajiban untuk membumikan kembali paham tersebut dan menjadikan dirinya sebagai jantung bagi mengalirnya darah segar Pancasila ke seluruh tubuh bangsa Indonesia. Dari partai ini kita berangkat untuk menghindarkan masyarakat dari penindasan, dan jangan kita ulangi kezaliman masa yang penuh penindasan dengan lebih mendengarkan suara Arus Bawah.
Harus kita akhiri adanya exploitation oleh pemimpin terhadap massanya, oleh atasan terhadap bawahannya, oleh struktur di atas terhadap struktur di bawahnya, oleh kader di tingkat Pusat terhadap kader di Daerah, oleh yang kaya terhadap yang miskin, oleh yang pandai terhadap yang tidak sempat mengenyam pendidikan, oleh pemilik kekuasaan terhadap rakyatnya, dan seterusnya. Itu semua harus segera diakhiri yang dimotori oleh PDI Perjuangan, dan dimulai dari saat ini juga. Yaitu dalam Komgres PDI Perjuangan Tahun 2000, di Semarang.
Semoga buku ini bisa menggugah keinginan kita untuk memperbaiki negeri ini melalui jalan introspeksi, khususnya bagi para pemimpin. Selamat merenungi nasehat orang tua dari buku ini dan bisikan aspirasi Arus Bawah di dalam hati nurani sendiri.
A/n Komite Peduli Aspirasi Arus Bawah (KPA2B),
Penasehat,
Ttd
Roch Basoeki Mangoenpoerojo
Kader PDI Perjuangan
|