MEMPERINGATI HUT KE 100 BUNG KARNO

"AJARAN-AJARAN BUNG KARNO TETAP RELEVAN !!!"

Tue, 5 Jun 2001 13:46:23 +0200

(Ditulis dalam rangka Peringatan HUT KE-100 BUNG KARNO)

B esok, 6 Juni 2001, adalah Hari Ultah Ke-100 Bung Karno.

Dalam rangka memperingati HUT Ke-100 Bung Karno, di pelbagai tempat di Indonesia, telah, sedang dan masih terus diadakan peringatan dengan pelbagai cara. Juga di Belanda, pada tanggal 2 Juni y.l. sescara formal telah dimulai memperingati HUT Ke-100 Bung Karno dengan a.l. menyelenggarakan sarasehan yang dihadiri oleh hampir 200 pengunjung para warga pencinta Bung Karno dari pelbagai kalangan masyrakat Indonesia di Belanda, Jerman dan Perancis. Diantaranya juga terdapat tamu-tamu dari Indonesia, seperti Koesalah Soebagio Toer dari YPKP, Mega Suhantara dari GRI dan Hilmar Farid dari Jaringan Kerja Budaya.

Kedutaan Besar Indonesia di Belanda bukan saja telah memberikan sumbangan kongkrit untuk berlangsungnya Peringatan HUT 100 Bung Karno di Belanda, yang diselenggarakan oleh Panitia Peringatan HUT 100 Bung Karno di Belanda, tetapi juga Dubes Abdul Irsan sendiri, yang berkenan memberikan kata sambutannya, datang bersama 8 orang diplomat dan staf dari KBRI, untuk ambil bagian dalam Sarasehan tsb.

Sungguh benar, kecintaan terhadap Bung Karno masih tetap tertanam kokoh di hati sanubari para peserta Sarasehan. Selain itu pada tanggal 6 Juni besok, Koninglijke Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde (KITLV) bersama Tropen Museum di Leiden, akan meng adakan pameran foto-foto Bung Karno dengan tema ARCHITECT OF A NATION, pada kesempatan mana akan diluncurkan buku Prof. Dr. Bob Hering berjudul SUKARNO, ARCHITECT OF A NATION. Dan pada tanggal 10 Juni masayarakat Indonesia di Belanda, di Amsterdam akan mengadakan manifestasi kebudayaan untuk menyemarakkan HUT Ke-100 Bung Karno.

*

Saya kira cara yang paling baik dalam memperingati HUT - 100 Bung Karno, Bapak Nasion Indonesia ini, adalah dengan membaca kembali, menstudi kembali dan mengkhayati kembali ajaran-ajaran beliau. Ajaran-ajaran Bung Karno, mengenai membangkitan semangat dan keberanian dalam perjuangan melawan penindasan, penghisapan dan kolonialisme, ajaran beliau yang berkenaan dengan pembangunan nasion Indonesia, yang bersangkutan dengan membangkitkan rasa cinta tanah air, pidato-pidato beliau yang ditujukan untuk memperkokoh semangat juang untuk tanpa jemu-jemunya membangun dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, yang terdiri dari pemeluk berbagai agama dan berbagai keyakinan politik, khususnya aliran politik Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme, di dalam wadah negara Republik Indonesia yang berlandaskan PANCASILA, seruan-seruan beliau untuk mempertahankan dan membela keutuhan wilayah Indonesia dari segala mecam penggerowotan dalam dan luar negeri, politik luar negeri yang dianut Bung Karno dalam memperkokoh hubungan, kerjasama dan setiakawan di kalangan bangsa-bangsa dan negeri-negeri Dunia Ketiga melawan dominasi imperialisme yang dewasa ini menggunakan macam-macam selubung dan cara, serta untuk membangun DUNIA BARU, dengan berlandaskan pada THE NEW EMERGING FORCES, semua itu, masih tetap relevan dan penting untuk dikhayati dan dilaksanakan dalam kondisi kongkrit Indonesia dan dunia dewaa ini.

Dewasa ini masihlah tetap perlu menggalang dan memperkokoh kerjasama dan persatuan serta menggalang kesetiakawanan diatara negeri-negeri yang dulunya merupakan negeri-negeri kolonial, yang kemudian setelah mencapai kemerdekaan nasionalnya masing-masing, masih saja dalam keadaan miskin, terbelakang dan semakin banyak hutangya, serta secara finansil dan ekonomi tergantung pada negeri-negeri apa yang dinamakan 'Dunia Pertama', seperti Amerika Serikat, Eropah Barat, dan Jepang.

Kelirulah kiranya bila ada yang beranggapan bahwa ajaran-ajaran Bung Karno itu hanya relevan pada 'zamannya'. Apakah zaman kita sudah berubah?

Sampai saat ini, negara-negara besar yang sudah maju dan punya kekuatan ekonomi dan militer yang dominan di dunia ini, yang dulu kita kenal dengan nama negara-negara kolonialis/imperialis, masih saja dengan segala macam taktik berusaha untuk merealisasi tujuan strategisnya mendominasi dunia. Strategi mereka itu adalah untuk menjadikan negeri-negeri yang sedang berkembang, negeri-negeri Dunia Ketiga, tetap sebagai sumber bahan mentah yang murah bagi industri mereka, sebagai sumber tenaga kerja yang murah, dan sebagai limpahan barang-barang hasil industri dan manufaktur mereka, sebagai tempat penanaman modal mereka yang melimpah ruah.

Mengenai soal-soal tsb, jelas sekali, ajaran Bung Karno masih tetap relevan. Dengan sendirinya ajaran-ajaran Bung Karno itu seyogianya dituangkan dalam kondisi kongkrit dewasa ini. Dengan sendirinya diperlukan penyesuaian.

Suatu penyesuaian dan pentrapan tanpa mengubah inti pokoknya. Inti pokok ajaran Bung Karno, ialah meneruskan memperkokoh pembangunan nasion Indonesia; meneruskan dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, mempertahankan dan memperkokoh kemer dekaan dan kebebasan negeri dan bangsa dalam kemelut usaha fihak luar untuk mendominasi dunia. Memperkokoh kerjasama dan solidaritas negeri-negeri dan bangsa-bangsa yang baru tumbuh, The New Emerging Forces, untuk menciptakan suatu INDONESIA BARU, yang b ebas dari penghisapan dan dominasi luar, dan untuk membangun suatu DUNIA BARU yang adil, makmur dan damai.

Memperingati HUT Ke-100 Bung Karno seyogianya bukanlah sekadar mengenangkan kembali jasa-jasa beliau dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasion Indonesia, dll. Jelas, bukan sekadar menenangkan dan berterima kasih saja. Tetapi pertama-tama mewar isi dan mengkhayati API PATRIOTISME YANG PROGRESIF DAN REVOLUSIONER DARI BUNG KARNO. Dengan cara ini kita menunjukkan respek dan penghormatan kita pada jasa-jasa beliau sebagai Bapak Bangsa. Dengan cara ini kita menunjukkan kesetiaan kita pada bangsa dan tanah air.(Amsterdam, 5 Juni 2001)

************

Amsterdam
* * * *

Back

Forward




(c) 2000 compiled by [email protected]