x-URL :
Bangsa Indonesia Terjebak Skenario Disintegrasi Bangsa
>Rabu, 06 Juni 2001, 10:17 WIB
Jakarta, KCM
Laporan:
B angsa Indonesia telah terjebak dalam skenario disintegrasi bangsa, bahkan ada upaya-upaya sekelompok orang yang mengulang tragedi tahun 1965 untuk melakukan kudeta kepada pimpinan yang sah atas nama konstitusi dan demokrasi.
Demikian hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Rachmawati Soekarnoputri saat membuka Peringatan 100 Tahun Bung Karno dan Dies Natalis Universitas Bung Karno di Jakarta Convention Center, Rabu (6/6). Padahal Bung Karno pernah berkata, kalau mau menangkap tikus yang menggerogoti, jangan membakar rumahnya, ujar Rachmawati di depan undangan dan mahasiswa Universitas Bung Karno, yang juga dihadiri oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
Rachmawati memaparkan, generasi muda saat ini telah mengalami set back, di mana telah begitu langkanya nilai gotong royong, bahkan justru sebaliknya mereka mengalami gambaran pertikaian elit politik. Justru sebaliknya, gontok-gontokan elit politik seolah-olah kita lupakan jati diri sebagai bangsa dan negara yang mempunyai dasar Pancasila dan UUD 1945, ungkapnya.
Ia menegaskan, selama 32 tahun pemerintahan rezim Orba, telah terjadi upaya sistematis untuk mengikis ajaran Bung Karno dengan cara memanipulasi dan memelintirnya. Ajaran Bung Karno yang dimanipulasi banyak muncul, bahkan banyak yang menerima sejarah dan ajaran Bung Karno yang dipelintir, tandas Rachmawati.
Namun demikian, lanjut Rachmawati, sekalipun terjadi upaya tersebut, nama Bung Karno masih dapat menggerakkan massa, terbukti dengan partai politik yang mengenakan nama dan atribut Bung Karno berhasil mendapatkan suara terbanyak dalam pemilu lalu.
Ia menambahkan, pemasangan gambar Bung Karno sama sekali tidak menjamin tegaknya ajaran Bung Karno di Indonesia. Bisa saja orang yang memasang Bung Karno tidak tahu ajaran Bung Karno atau lebih sedih lagi mereka ikut sebarkan ajaran Bung Karno yang dimanipulasi, paparnya.
Oleh karena itu, ketika pernah disodori berbagai ajaran Bung Karno berdasarkan berbagai tafsiran, dirinya menolak karena Rachmawati mengaku memiliki pemahaman yang murni tentang ajaran Bung Karno, sehingga melalui yayasan pendidikan yang dimilikinya, ia menegaskan akan membawa misi dan menjalankan ajaran Bung Karno di Indonesia. (ima)