Mega Pertanyakan Supersemar Asli |
X-URL:
Jakarta 4 Mei 2001
Reporter: D Sangga Buwana
detikcom - Jakarta, Sejarah Orde Baru (Orba) terusik. Wapres Megawati mempertanyakan keberadaan naskah asli Surat Perintah 11 Maret (Supersemar). Dan, Mega bersedia membantu mendapatkan kembali naskah Supersemar yang asli.
Pernyataan Mega itu disampaikan pada Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Muklis Paeni ketika Mega melakukan kunjungan kerja ke ANRI, Jl Ampera Raya, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Jumat (4/5/2001). "Ibu Mega mempertanyakan mengapa naskah asli Supersemar tidak ada di ANRI. Menurut Ibu Mega, dari jaman VOC sampai jaman sekarang, hanya satu arsip nasional yang tidak dimiliki ANRI, yaitu naskah Supersemar," papar Muklis mengutip Mega.
Dijelaskan Muklis, seluruh arsip nasional sejak jaman VOC hingga pemerintahan sekarang, semuanya masih tersimpan di ANRI. "Saya akui naskah Supersemar yang dimiliki ANRI tidak asli," kata Muklis.
Dinyatakan Muklis, ANRI punya 2 naskah Supersemar yang berbeda. Satu milik Dispen TNI AD dan kedua dari Setneg. "Keduanya diyakini palsu," tegas Muklis.
"Ibu Mega tadi menyatakan kesediaannya membantu pencarian naskah Supersemar yang asli. Karena itu, dalam waktu saya dirinya akan bertemu dengan Ibu Mega," sambung Muklis.
Putar Film
Ketika meninjau ANRI, Mega sempat disuguhi sejumlah film dokumenter. Diantaranya adalah film saat ayahanda, Ir Soekarno, tengah membaca pidato Nawaksara. Juga pidato berjudul Menyambung Lidah Rakyat. Terakhir, film pelantikan Ir Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).
Selama menyaksikan film dokumenter tersebut, Mega tak kuasa menahan air matanya. Seringkali dia mengusap air mata dengan sapu tangan.
Dalam kunjungan itu, Mega didampingi oleh Sekretaris Wapres Bambang Kesowo dan Sekretaris Negara Djohan Effendy. Menkeh dan HAM Baharuddin Lopa juga hadir. Mega juga sempat mendapat suvenir berupa foto berbingkai kayu. Foto itu adalah dirinya ketika berusia 7 tahun, tengah menari Serimpi dalam HUT RI ke-9 pada 15 Agustus 1954 di Istana Merdeka. (nrl)
-------------------------------------------------------