BAKERNAS
Badan Kerjasama Nasional
Kader-Kader & Simpatisan-Simpatisan
PDI Perjuangan di Mancanegara
PANDANGAN KADER & SIMPATISAN
PDI PERJUANGAN DI LUAR NEGERI
Lampiran 2
(lanjutan)
PEMBANGUNAN EKONOMI, KRISIS DAN REFORMASI DI INDONESIA
Praktek monopoli ini juga terjadi pada produksi baja yang dipegang oleh PT. Karakatau Steel bersama PT. Cold Rolling Mill Indonesia (CMRI) milik grup Salim yang menguasai dan memonopoli pengadaan baja lembaran. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang dikuasai oleh beberapa perusahaan konglomerat mendapat hak monopoli untuk memproduksi dan mengedarkan semen di Indonesia, yang sekaligus mempunyai kekuasaan menentukan harga semen dipasaran.
Praktek Kartel
Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) yang dikuasai oleh Bob Hasan berfungsi sebagai kartel penjualan kayu dan pemegang hak tunggal pemberian lisensi ekspor kayu lapis di Indonesia. Diluar negeri mereka juga mendirikan perusahaan importir dan distributor tunggal. Apkindo menarik pungutan US $ 10 untuk beaya promosi, US$ 5 untuk agen Apkindo, US $ 2 untuk Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan US $ 2 beaya sertifikat Mutu untuk setiap meter kubik kayu.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) yang berfungsi sebagai kartel 17 produsen kertas, berkuasa menetapkan harga kertas di Indonesia, dalam keadaan dimana impor dibatasi oleh pemerintah.
Proteksi Khusus
Proteksi khusus dinikmati oleh PT Chandra Asri Petrochemical Center (CAPC), industri petrokimia yang memproduksi etylene dan propylene yang menjadi bahan baku industri hilir antara lain plastik. Pemerintah mengenakan bea masuk 25% untuk melindungi PT CAPC yang sebenarnya merugikan industri hilir, karena ia harus membeli bahan baku dengan harga lebih tinggi 25 % dari harga pasar dunia. PT CAPC juga membangun industri hilir yang mendapatkan harga bahan baku lebih rendah dari induk perusahaannya sehingga sangat merugikan industri hilir lainnya yang sudah lama berdiri.
Proteksi khusus lainnya, berupa pembebasan pajak pendapatan bagi perusahaan-perusahaan konglomerat seperti PT. Kiani milik Bob Hasan, PT Chandra Asri milik Prayogo Pangestu, PT. Timor milik Tommy Suharto dan beberapa perusahan besar lainnya.
Penjarahan kekayaan negara telah menyebabkan hampir semua BUMN menderita kerugian dan meninggalkan hutang yang cukup besar pada negara maupun kepada debitor asing.
Pertumbuhan Ekonomi Yang Dibangun Atas Hutang Luarnegeri (Faktor Eksternal)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama orde baru telah terperangkap dalam fenomena "debt-led growth" (pertumbuhan yang terjadi karena menggenjot hutang) yang tercermin dari kuatnya korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan hutang luarnegeri baik yang merupakan hutang pemerintah, maupun hutang pihak swasta. Hutang luarnegeri tersebut tidak mampu mendorong investasi dalam negeri yang menghasilkan barang-barang dan jasa yang bisa diekspor karena sebagian digunakan untuk tujuan pembangunan yang kurang mempunyai nilai ekonomi, sebagian lagi karena
(c) 2001 Webmaster