BAKERNAS
Badan Kerjasama Nasional
Kader-Kader & Simpatisan-Simpatisan
PDI Perjuangan di Mancanegara


PANDANGAN KADER & SIMPATISAN
PDI PERJUANGAN DI LUAR NEGERI



Lampiran 4
(lanjutan)

Paradigma Baru dan Demokrasi

Sebagai contoh misalnya tentang arti kata "Kekuasaan". Dalam hal ini arti kata kekuasaan selalu diberi nilai menguasai orang lain, pemberian nilai seperti itu adalah manifestasi dari pikiran yang menurut pendapat sendiri (egoisme). Dengan adanya penilaian yang demikian itulah maka dibentuknya struktur masyarakat yang bersifat herarki.

Dalam kenyataan yang kita alami misalnya didalam kekuasaan politik, militer dan juga didalam struktur dari perusahaan-perusahaan, dimana kaum pria pada umumnya selalu menempati kedudukan tingkat tinggi (atas), sedangkan wanita pada umumnya menempati kedudukan dibawah.

Contoh dibidang politik misalnya marilah kita lihat kembali ke belakang melihat bagaimana Amien Rais dkk (porostengah) termasuk Golkar menolak Megawati Sukarnoputri ( seorang wanita, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan) sebagai calon Presiden RI dan selanjutnya melakukan penjegalan lewat manipulasi politik, money politik dll. dan menjagokan Gus Dur tanpa mempertimbangkan segala apa yang akan terjadi (pokoknya asal jangan sampai seorang wanita menjadi Presiden atau terkenal dengan "Asal Bukan Mega"), padahal banyak orang sudah tahu kapasitet Gus Dur sehingga hasilnya ya seperti sekarang ini. Sayang di negeri kita sekarang ini masih mengakar dalam sekali pola pikir menurut paradigma lama, sehingga sifat egoisme dari Amien Rais dapat menguasai orang-orang yang tergabung dalam apa yang menamakan dirinya kelompok "Poros Tengah" pada waktu itu dan sampai sekarang.

Inilah fenomena patriarkhat-isme di negeri kita yang diperkuat dengan budaya agama Islam yang "mengharamkan" seorang wanita menjadi Presiden. Namun demikian ada juga kaum wanita yang tertarik pada struktur hierarki, hal itu adalah hanya untuk mempartahankan sebagian dari identitetnya, dan oleh karena itulah untuk melaksanakan perubahan definisi tentang nilai pada umumnya mengalami kesukaran.

Padahal kalau kita mau sebenarnya ada budaya lain yang dapat memberi nilai baru tentang makna dari kekuasaan, budaya baru itulah paradigma baru yang berasas pada pandangan ekologi dan pandangan tentang sistem kehidupan.

Untuk mengatassi persoalan tersebut di atas kita perlukan adanya nilai baru terhadap arti kata kekuasaan, kekuasaan jangan lagi diterima dan diberi arti yang mengandung nilai menguasai orang lain tetapi kekuasaan itu mengandung arti berpengaruh terhadap orang lain. Jadi dengan demikian kekuasaan bukan lagi mempunyai struktur secara "hierarki", tetapi kekuasaan mempunyai struktur sebagai "Network" . Inilah paradigma baru yang bersumber pada filsafat ekologi. Dengan demikian pertukaran paradigma sekaligus harus di ikuti oleh adanya pertukaran struktur organisasi sosial, yaitu dari "Hierarki" menjadi "Network".

Masyarakat kita sebagian besar adalah masyarakat beragama (mayoritas agama Islam). Saya kira untuk memahami pandangan ekologi tidak akan mengalami kesukaran, ini disebabkan oleh karena prinsip ekologi adalah prinsip adanya hubungan yang sangat erat antara fenomena-fenomena yang ada didunia ini. Hal ini penulis kira sejajar dengan pandangan agama, sebab ditinjau dari arti kata agama yang dalam bahasa latinnya disebut religion yang berasal dari kata religio juga berarti adanya hubungan yang sangat erat, dalam hal ini antara mahluk hidup dan segala yang ada di dunia ini ada hubungan yang erat dengan Tuhan.

Dengan Paradigma baru seperti yang penulis utarakan tersebut di atas, maka kita dituntut untuk mencari alternatif model baru tentang bentuk kekuasaan rakyat (Demokrasi) atau model baru bagi penampilan Demokrasi di Negeri kita.

Hal ini perlu kita renungakan secara mendalam, oleh karena Demokrsi itu adalah bisa dianggap sebagai bentuk kekuasaan rakyat, seperti yang diutarakan diatas, jadi sekarang persoalannya tinggal bagaimanakah kita akan menyajikan penampilannya.

Sambungan


Back

Lanjutan



(c) 2001 Webmaster