BAKERNAS
Badan Kerjasama Nasional
Kader-Kader & Simpatisan-Simpatisan
PDI Perjuangan di Mancanegara
PANDANGAN KADER & SIMPATISAN
PDI PERJUANGAN DI LUAR NEGERI
Lampiran 4
(lanjutan)
Paradigma Baru dan Demokrasi
Demokrasi bukanlah suatu pandangan politik yang mengandung pengertian seperti konservatisme, Liberalisme dan Sosial Demokrasi. Ia adalah bentuk kekuasaan rakyat, bagaimana kinerja politik rakyat dilaksanakan, tidak berupa keputusan-keputusan politik atau struktur masyarakat.
Di Indonesia dan di negeri-negeri bekas jajahan di Asia pada umumnya tidak ada tradisi yang mendalam tentang kehidupan demokrasi. Dampak feodalisme masih saja bertumpu dilahan hubungan sosial dan budaya. Di Indonesia pada masa orde baru berkuasa, meskipun secara formal ada kehidupan parlementarisme, namun klik militer yang mendominasi kekuasaan politik membelenggu kebebasan demokratis. Apa yang disebut dengan demokrasi Pancasila pada jamannya Orde baru adalah demokrasi semu ( plasebo demokrasi) untuk menutupi otoriterisme militer yang anti demokrasi.
Kini Suharto sudah lengser, akan tetapi selama masih ada campurtangan militer dalam kekuasaan negara, apalagi campur tangan itu masih berperan besar dan menentukan, dipandang dari segi kehidupan demokrasi, itu berarti tidak ada perubahan yang mendasar. Dalam hal ini perjuangan masih perlu diteruskan dengan pertama-tama mengembangkan kebebasan demokrasi.
Pengalaman sejarah Indonesia selama ini telah menunjukkan kepada kita adanya berbagai bentuk dalam penampilan demokrasi, masing-masing mempunyai modelnya sendiri-sendiri.
(1) Model terpimpin, yang terkenal dengan nama demokrasi terpimpin yang ditampilkan pada era pemerintahannya Bung Karno. Demokrasi terpimpin menurut pendapat penulis berkualitet sangat kritis, ada kecenderungan berat sebelah dan bisa terpelest kearah kediktatoran.
(2) Demokrasi model pancasilla, pada era pemerintahannya Suharto adalah demokrasi semu (plasebo demokrasi ) yang hakekatnya adalah bukan demokrasi, tetapi adalah kediktatoran militer.
(3) Model yang nomor tiga adalah model liberal/pluralisme demokrasi seperti yang sekarang ini sedang kita alami. Ditinjau dari tingkat kesadaran masyarakat dan juga tingkat kesadaran elit politik, maka model semacam ini ternyata membawa kekacauan, khaos dan ada kecenderungan kearah anarkisme baik dari tingkat atas maupun di tingkat bawah. Keadaan semacam itu akan membahayakan kehidupan demokrasi, karena di sini keseimbangan masyarakat tidak dapat lagi dikontrol.
Dari ketiga model tersebut, yang pernah ditampilkan di Indonesia ternyata ketiganya tidak memberikan hasil yang baik (khaos), maka rasanya sekarang ini kita didesak untuk mencari alternatif model baru , suatu model yang berasas pada paradigma baru.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa model baru yang sesuai dengan paradigma baru itu adalah model "Ekologi" . Oleh karena itu dipandang perlu untuk mendalami filsafat ekologi secara mendasar dan mendalam disamping itu juga mendalami tetang adanya pandangan tentang sistim kehidupan.
Paradigma lama dalam menampilkan demokrasi telah membawa banyak sekali kekacauan dan ketidakadilan sosial, penyelewengan-penyelewengan demokrasi, demokrasi digunakan sebagai alat untuk melindungi kepentingan diri sendiri atau kepentingan golongan dan bahkan demokrasi dipakai untuk melindungi kediktatoran militer. Ini disebabkan karena paradigma lama yang dijiwai oleh kartesianisme mekanik, salah dalam memandang dunia, salah dalam memandang manusia dan fenomena-fenomenanya.
(c) 2001 Webmaster