MEMPERINGATI HUT KE 100 BUNG KARNO



PIDATO PIDATO 17 AGUSTUS



1. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa den nasib tanah air didalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.

17 AGUSTUS 1945

2. Dalam pidatoku, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus semboyan: "Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN".

17 AGUSTUS 1946

3. Dalam pidatoku Rawe-rawe rantas, malang-malang putung kutegaskan Rawe-rawe rantas, malang-malang putung ! Kita tidak mau. Dua kita melawan! Sesudah Belanda menggempur .....mulailah ia dengan politiknya devide et impera, politiknya memecah belah .....maka kita bangsa Indonesia bersemboyan bersatu dan berkuasa.

17 AGUSTUS 1947

4. Kemerdekaan tidak menyudahi soal-soal, kemerdekaan malah membangun soal-soal, tetapi kemerdekaan juga memberi jalan untuk memecahkan soal-soal itu. Hanya ketidak-kemerdekaanlah yang tidak memberi jalan untuk memecahkan soal-soal .... Rumah kita dikepung, rumah kita hendak dihancurkan ..... Bersatulah Bhinneka Tunggal Ika. Kalau mau dipersatukan, tentulah bersatu pula.

17 AGUSTUS 1948

5. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali.

17 AGUSTUS 1949

6. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan turunnya sitiga warna. Selama masih ada ratap tangis digubuk-gubuk, belumlah pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat.

17 AGUSTUS 1950

7. Adakanlah ko-ordinasi, adakanlah simponi yang seharmonis-harmonisnya antara kepentingan sendiri dan kepentingan umum, dan janganlah kepentingan sendiri itu dimenangkan diatas kepentingan umum.

17AGUSTUS 1951

B. Kembali kepada jiwa Proklamasi .... kembali kepada sari-intinya yang sejati, yaitu pertama jiwa Merdeka Nasional ... kedua jiwa ichlas...ketiga jiwa persatuan... keempat jiwa pembangunan.

17 AGUSTUS 1952

9. Bakat persatuan, bakat "Gotong Royong" yang memang telah berurat berakar dalam jiwa Indonesia, ketambahan lagi daya penyatu yang datang dari azas PANCASILA.

17 AGUSTUS 1953

10. Dengan "Bhinneka Tunggal Ika" dan Pancasila, kita prinsipil dan dengan perbuatan, berjuang terus melawan kolonialisme dan imperialisme dimana saja.

17 AGUSTUS 1954

11. Sepuluh tahun telah kita Merdeka, tetapi masih ada saja orang-orang yang dihinggapi minderwaardigheids complexen terhadap orang asing, masih ada saja orang-orang yang lebih mengetahui dan mencintai kultur Eropa dari pada kultur sendiri. Sehatkanlah kehidupan polltik kita dengan jalan Pemilihan Umum itu. Engkau bisa, hei Rakyat, sebab engkaulah yang menjadi hakim-bukan aku, bukan Bung Hatta, bukan Angkatan Perang, bukan Kabinet.

17 AGUTUS 1955

12. Dalam pidatoku: "Berilah isi kepada kehidupanmu" kutegaskan: "Sekali kita berani bertindak revolusioner, tetap kita harus berani bertindak revolusloner .... jangan ragu-ragu, jangan mandek setengah jalan..." kita adalah "fighting nation" yang tidak mengenal "yourney's-end"

17 AGUSTUS 1956

13. Dalam pldatoku, "Satu Tahun Ketentuan "ku-kobar-kobarkan Revolusi Indonesia benar-benar Revolusi Rakyat .... Tujuan kita masyarakat adil-makmur, masyarakat Rakyat untuk Rakyat, karakteristik segenap tindak tanduk perjuangan kita harus tetap karakteristik Rakyat.demokrasi met leiderschap, demokrasi terpimpin.

17 AGUSTUS .1957

14. Dalam pidatoku, "Tahun Tantangan" kusimpulkan, "Rakyat 1958 sekarang sudah lebih sadar ....tidak lagi tak terang siapa kawan, siapa lawan, tidak lagi tak terang siapa yang setia den siapa pengkhianat ..... siapa pemimpin sejati den siapa pemimpin anteknya asing ....siapa pemimpin pengabdi Rakyat dan siapa pemimpin gadungan. Dalam masa tantangan-tantangan seperti sekarang ini, lebih dari pada dimasa-masa yang lampau kita harus menggembleng kembali Persatuan...Persatuan adalah tuntutan sejarah".

17 AGUSTUS 1958

15. Dalam pidatoku, "Penemuan Kembali Revolusi Kita" yang kemudian diperkuat oleh seluruh nasion dan disahkan sebagai Manifesto Politik Republik Indonesia kurumuskanlah "tiga segi" kerangka Revolusi kita dan 5 (lima) persoalan-persoalan pokok Revolusi Indonesia yaltu: Dasar/tujuan den kewajiban-kewajiban Revolusi Indonesia, kekuatan sosial Revolusi Indonesia, dan musuh-musuh Revolusi Indonesia.

17 AGUSTUS 1959

16. a. Dalam pidatoku. "Laksana Malaikat yang menyerbu dari langit", jalannya Revolusi kita kutandaskan perlunya dilaksanakan "Landreform", perlunya dikonsolidasikan segenap kekuatan untuk menghadapi imperialis-kolonialis.

17 AGUSTUS 1960

b. Atau hendakkah kamu menjadi bangsa yang ngglenggem"? Bangsa yang zelfgenoegzaam? Bangsa yang angler memeteli burung perkutut dan minum teh nastelgi ? Bangsa yang demikian itu pasti hancur lebur terhimpit dalam desak mendesaknya bangsa-bangsa lain yang berebut rebutan hidup! "verpletterd in het gedrang van mensen en volken, dievechten om het bestaan".

17 AGUSTUS 1960

17. Dalam pidatoku Resopim kutegaskan perlunya meresapkan adilnya Amanat Penderitaan Rakyat, agar meresapkan pula tanggung-jawab terhadapnya serta mustahilnya perjuangan besar kita berhasil tanpa Tri Tunggal Revolusi, Ideologi Nasional progressive dan pimpinan Nasional.

17 AGUSTUS 1961

18. Dalam pidatoku, Tahun Kemenangan" kulancarkan gagasan: "maju atas dasar kemajuan dan mekar atas dasar kemekaran" "selfpropelling growth".

17AGUSTUS 1961

19. a. Sesuatu bangsa yang tidak mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri tidak dapat berdiri langsung. A nation without faith cannot stand.

17AGUSTUS 1963

b. Kita mau menjadi satu Bangsa yang bebas Merdeka, berdaulat penuh, bermasyarakat adil makmur, satu Bangsa Besar yang Hanyakrawati, gemah ripah loh jinawi, tata tentram kertaraharja, otot kawat balung wesi, ora tedas tapak palune pande, ora tedas gurindo.

17AGUSTUS 1963

c. Kita bangsa Indonesia, kita pemimpin-pemimpin Indonesia, tidak boleh berhenti, tidak boleh duduk diam tersenyum simpul diatas damparnya kemasyhuran dan damparnya jasa-jasa dimasa. lampau. Kita tidak boleh "teren op oud roem", tidak boleh hidup dari kemasyhuran yang lewat, oleh karena jika kita "teren op oud roem" kita nanti akan menjadi satu Bangsa yang "ngglenggem" satu bangsa yang gila kemuktian, satu bangsa yang berkarat.

17AGUSTUS 1963

d. Terserahlah sejarah nanti menonjolkan atau tidak jasa-jasa atau kemasyhuran-kemasyhuran itu.

17 AGUSTUS 1963

20. a. Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi pula gitamu: "Innallaha la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim" "Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu merobah nasibnya.

17AGUSTUS 1964

b. Berjuanglah, berusahalah, membanting tulang, memeras keringat, mengulur-ngulurkan tenaga, aktip, dinamis, meraung, menggeledek, mengguntur, dan selalu sungguh-sungguh, tanpa kemunafikan, ichlas berkorban untuk cita-cita yang tinggi.

17AGUSTUS 1964

c. Karena itu hai Bangsa Indonesia, janganlah kita mencari kepeloporan mental pada orang lain. Carilah kepeloporan mental itu pada diri sendiri. Carilah sendiri konsepsi-konsepsimu sendiri. Freedom to be free ! Freedom to be free !

17AGUSTUS 1964

21. Asal kita setia kepada hukum sejarah dan asal kita bersatu dan memiliki tekad baja, kita bisa memindahkan gunung Semeru atau gunung Kinibalu sekalipun.

17AGUSTUS 1965

22. a. Abraham Lincoln, berkata: "one cannot escape history, orang tak dapat meninggalkan sejarah", tetapi saya tambah : "Never leave history". inilah sejarah perjuangan, inilah sejarah historymu. Peganglah teguh sejarahmu itu, never leave your own history! Peganglah yang telah kita miliki sekarang, yang adalah AKUMULASI dari pada hasil SEMUA perjuangan kita dimasa lampau. Jikalau engkau meninggalkan sejarah, engkau akan berdiri diatas vacuum, engkau akan berdiri diatas kekosongan dan lantas engkau menjadi bingung, dan akan berupa amuk, amuk belaka. Amuk, seperti kera kejepit di dalam gelap.

17AGUSTUS 1966

b. Memberikan Selfrespect kepada Bangsa sendiri, memberikan selfconfidence kepada diri Bangsa sendiri, memberikan kesanggupan untuk Berdikari, adalah mutlak perlu bagi tiap-tiap bangsa, disudut dunia manapun, dibawah kolong langit manapun.

17AGUSTUS 1966

c. Janganlah melihat ke masa depan dengan Mata Buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca-mata benggalanya dari pada masa yang akan datang.

17AGUSTL'S 1966

d. Karena itu segenap jiwa ragaku berseru kepada bangsaku Indonesia : "Terlepas dari perbedaan apapun, jagalah Persatuan, jagalah Kesatuan, jagalah Keutuhan! Kita sekalian adalah machluk Allah! Dalam menginjak waktu yang akan datang, kita ini se-olah-olah adalah buta.

17AGUSTUS 1966

e. Apakah kelemahan kita : "Kelemahan jiwa kita ialah, kita kurang percaya kepada diri kita sendiri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, pada hal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong.

17 AGUSTUS 1966

Back

Forward


(c) 2000 compiled by [email protected]