Megawati
Chairwoman
DPP PDI Perjuangan
Jl. Lenteng Agung Raya 99
Jakarta - Selatan

























MANAI SOPHIAAN



DAFTAR ISI

DARI PENERBIT

KATA PENGANTAR

BAB I AWAL SEBUAH TRAGEDI

BAB II BAB II INSPIRASI DARI ALJAZAIR

BAB III PUTUSAN DEWAN HARIAN POLITBIRO

BAB IV APEL LEWAT TENGAH MALAM

BAB V BUNG KARNO MENOLAK MEMBERIKAN DUKUNGAN

BAB VI CAMPUR TANGAN CIA DAN KGB

BAB VII SURAT PERINTAH "MUKJIZAT"

BAB VIII LANDASAN YANG RAPUH

BAB IX "SUKARNOISME" DAN "DE-SUKARNOISME"

BAB X PNI YANG MALANG

BAB XI CATATAN AKHIR: SEBERKAS TEKA-TEKI


KEPADA

  • Mereka yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran.
  • Keluarga besar Manai Sophiaan yang memperingati 80 tahun usia saya, 5 September 1994


DARI PENERBIT

YAYASAN "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" merasa perlu menerbitkan buku ini, karena isinya mengungkapkan satu faset sejarah bangsa kita yang amat perlu di ketahui, meski pun peristiwanya sudah melewati masa perjalanan seperempat abad lebih dan sampai sekarang pun belum tuntas.

Apa yang dikemukakan oleh Bapak Manai Sophiaan, adalah hasil pemikiran dan penelitiannya yang seksama, dengan mendapat dukungan referensi yang kuat, sehingga isinya bisa dipertanggungjawabkan dan diharapkan dapat merangsang pemikiran kita untuk memahami lebih baik satu tragedi nasionai yang pernah melanda bangsa Indonesia.

Penerbit

Yayasan "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa"

MURSALIN D.M.
Ketua

Jakarta, 5 September 1994.

Machiavellisme ............

"Machavellisme" adalah faham yang membenarkan segala cara untuk mencapai tujuan, tanpa merasa terikat oleh norma kesusilaan. Meski pun faham ini klasik (sejak 15131) dan selalu dicerca oleh mereka yang terkena, namun setiap kali tetap diulangi.

Buku ini mengungkapkan praktek-praktek "machavellisme", baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun kekuasaan.

Akibat kemenangan "machavellisme" pada berbagai kasus, maka sejarah pun mencatat terjadinya tragedi yang mengoncangkan rasa keadilan.

Itulah sebabnya, buku ini berupaya menegakkan kebenaran, keadilan dan kejujuran yang secara semena-mena ditumbangkan, dengan mendudukan kembali mahkota kehormatan pada yang berhak menyandangnya

(bersambung)